Bernostalgia di Kota Batam

Bernostalgia di Kota Batam menjadi angan-anganku sejak beberapa bulan lalu. Nostalgia? Ya karena kami pernah tinggal dan menjadi warga kota Batam selama kurang lebih 4 (empat) tahun. Suamiku bertugas di kota Batam dan aku sempat bolak-balik Medan-Batam sebab masih memiliki usaha salon di Medan. Kota Batam punya cerita dan kenangan tersendiri bagi kami berdua. Kemanapun kami melakukan perjalanan, gak afdol rasanya kalau belum menyempatkan untuk menengok Batam bila ada kesempatan.

Boarding pass Kuala Namu – Batam

Sebenarnya keberangkatan kami ke Batam ini tanpa rencana. Bulan Januari lalu secara kebetulan suamiku yang memegang kartu membership Frequent Flyer Garuda Indonesia bilang bahwa akhir bulan Januari akan ada poin frequent flyer yang hangus kalau gak di-redeem. Sesudah diskusi, kamipun memutuskan me-redeem poin yang bakal hangus itu dalam bentuk sebuah tiket penerbangan dari Citilink untuk rute Medan-Batam bagi 2 orang. Lumayan banget kan? Hehehe… Jadi pertengahan bulan Januari lalu kami udah mengantongi tiket penerbangan ke Batam, yang tanggal keberangkatannya sepakat dipilih pada tanggal 6 Maret 2015. Asyik… bakal traveling lagi, padahal kami baru aja kembali dari perjalanan panjang ke Turki yang seru banget!

Jum`at pagi kami berdua terbang ke Batam setelah sempat sarapan “kedua” di Bangi Kopitiam Bandara Kuala Namu. Cuaca cerah berawan, penerbangan on time dan tiba di Batam sekitar jam 10.10 Wib. Kami dijemput seorang teman dari tempat kerja suamiku dulu dan sempat dibawa berkeliling kota Batam. Bahkan kami dibawa menengok rumah kami dulu di salah satu kompleks perumahan di daerah Batam Center. Wah… rindu juga dengan rumah itu ! Saat suamiku dipindahkan tugas kembali ke homebase di Medan tahun 2012 lalu, rumah itu kami jual karena merasa sulit untuk mengontrolnya dari jauh (padahal banyak yang menyayangkan kami menjual rumah itu, sebab harga properti di Batam cukup tinggi).

Menjelang landing di Batam, tampak jembatan Barelang di kejauhan

Setelah check in di penginapan dan makan siang di Nagoya Hill Shopping Mall, kami berdua menghabiskan waktu berjalan-jalan di mall ini. Cuaca Batam saat itu cukup terik, rasanya gak ada yang lebih nyaman selain mendinginkan badan di dalam mall.

Makan siang di Ayam Goreng Fatmawati Nagoya Hill Shopping Mall
Salah satu pintu masuk Nagoya Hill Shopping Mall Batam
Deretan ruko yang berjejer rapi di sekeliling area mall

Puas jalan-jalan di mall, kami berjalan kaki menuju salah satu pusat penjualan gadget terkenal di Batam, Lucky Plaza. Iseng aja melihat-lihat disana, padahal gak ada niat mau beli juga… hahaha. Kaki terus berjalan menyusuri jalan-jalan disekitar yang sering kami lalui bila ke Batam. Deretan toko-toko menjual berbagai keperluan termasuk parfum dan tas yang banyak diburu para pelancong yang datang ke Batam. Aku sendiri gak pernah melewatkan untuk membeli parfum bila sedang berada di Batam.

Sentra penjualan gadget Lucky Plaza Batam
Penjual manisan di sepanjang jalan
Salah satu toko yang menjual aneka tas, koper, dan parfum

Capek juga keliling-keliling sambil berjalan kaki dan keluar masuk toko. Kami berdua menuju ke kantor suamiku dulu saat bertugas di Batam yang kebetulan tak jauh dari sana. Ketemu dengan teman-teman “seperjuangan” dulu pastinya menyenangkan. Hitung-hitung nostalgia. Sayangnya karena asyik ngobrol sampai lupa foto-foto deh… hahaha.

Sore hari kami menuju ke Harbour Bay Mall menumpang taxi. Di Batam harus pintar-pintar menawar ongkos taxi. Dulu sih gak pernah naik taxi sebab ada mobil sendiri buat berkeliling Batam sampai ke ujung manapun saat suami masih bertugas di Batam. Sampai di Harbour Bay Mall kami nongkrong di JCo Donuts sambil ngobrol rencana untuk besok. Kami berencana nyebrang ke Singapura esok pagi, dan biar gak buru-buru kamipun membeli tiket ferry-nya hari ini juga. Cerita jalan-jalan di Singapura nya ada di postingan ini dan ini ya..

Harbour Bay Mall tampak dari samping
Senang akhirnya sampai di Batam lagi !

Apa sih yang menarik di Batam ini? Menurutku salah satunya adalah tempat nongkrong pinggir laut. Tempat nongkrong yang biasa kami sambangi adalah De Patros di Harbour Bay. Lokasinya tak jauh dari Harbour Bay Mall sehingga kita bisa jalan kaki santai ke tempat itu. Menikmati sore sambil duduk-duduk menyaksikan pemandangan laut, kapal-kapal, matahari terbenam dan melihat lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi di Singapura menjelang malam (bila cuaca cerah) adalah suasana yang susah didapat di tempat lain. Disini angin juga berhembus cukup kencang.

Tempat nongkrong favorit di area Harbour Bay
Di kejauhan tampak gedung pencakar langit di Singapura

Keesokan harinya kami menyeberang ke Singapura pagi-pagi tapi gak berencana menginap dan kami pulang malam harinya. Setelah tiba kembali di Batam sekitar jam 21.00 Wib, kami makan malam di De Patros harbour Bay lagi sambil menikmati live music disana. Aku sebetulnya rindu makan sop ikan Yong Kee yang terkenal itu tapi gak kesampaian kesana. Akhirnya makan sop ikan di De Patros aja… hehehe.

Hari Minggu pagi kami sarapan di tempat favorit kami berdua yaitu Morning Bakery di Nagoya Hill. Tempat sarapan yang buka sejak jam 6 pagi ini memiliki beberapa cabang di Batam. Diantara sekian cabangnya, yang paling sering kami kunjungi hanya yang di Nagoya Hill ini dan di Windsor. Di cabang Windsor lebih komplit menu sarapannya, aku suka memesan mie goreng disana.

Morning Bakery di Nagoya Hill
Menu sarapan : Teh-O, roti, dan bubur ayam

Usai sarapan, kami berkeliling lagi disekitar Nagoya sambil membeli oleh-oleh pesanan mamaku, kue bingka Batam. Menjelang siang dan sesudah check out dari penginapan, kami langsung menuju ke Mega Mall di Batam Center. Sambil membawa koper kecil, kami menghabiskan waktu di mall ini sambil makan siang dan nongkrong ngopi. Saking panasnya udara diluar, aku mulai flu. Oya, di Batam Center ini terdapat salah satu terminal ferry penyeberangan juga. Jadi sambil makan siang di mall, kami bisa melihat pemandangan ke seberang seperti foto dibawah ini.

Pemandangan dari Mega Mall Batam

Gak terasa hari hampir sore, kami harus bergegas ke bandara Hang Nadim. Sepanjang perjalanan menumpang taxi dari Mega Mall menuju bandara suamiku pun ngobrol dengan supir taxi. Menurut sang supir, orang yang pernah tinggal di Batam sulit melupakan kota ini. Mungkin itu jugalah yang kami rasakan saat meninggalkan Batam. Banyak kenangan yang kami alami selama disana, terutama untuk suamiku sendiri. Batam seolah menjadi second home bagi kami berdua. Terakhir kali kami mengunjungi Batam sekitar 2 (dua) tahun lalu setelah perjalanan liburan panjang dari Malaysia dan Singapura. Mungkin gak semua tempat bisa kami kunjungi selama 3 hari berada di Batam, tapi itu udah cukup menghapus kerinduan sekaligus menjadi perjalanan nostalgia.

Boarding time ! Lion air siap menerbangkan kami kembali ke rumah sebenarnya di Medan. Kapan-kapan kami pasti akan ke Batam lagi.
Boarding pass Lion air
Lepas landas dari bandara Hang Nadim Batam

*Perjalanan ini menjadi hadiah ulang tahunku di tanggal 2 Maret 2015 yang lalu.
“Makasih ya babang…”

2 thoughts on “Bernostalgia di Kota Batam

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.