Penang

Di tahun 2013 ini aku dan suami traveling ke Penang sebanyak 2 kali, awal September lalu dan awal Desember. Kalau otak udah mulai panas, terasa bosan, kayaknya destinasi ini cukup sesuai dijadikan pilihan. Pantai memang selalu punya daya tarik tersendiri. Kenapa pilhannya harus Penang? Bukan Bali, Lombok dan lain-lain? Alasan sederhana aja… ke Penang lebih dekat, lebih mudah dan murah… hehehehe.

Peta Penang

Bagi warga Medan, pilihan pergi ke Penang bukan sesuatu yang luar biasa, tapi kebanyakan orang Medan ke Penang untuk berobat dan sisanya untuk pelesir. Bagiku, perjalanan ke Penang  yang untuk entah ke berapa kalinya ini sejak aku kecil (dulu liburannya bareng sama orang tua)selalu punya kesan tersendiri, sehingga gak pernah bosan untuk menjelajahinya. Hanya aja kadang-kadang terkendala oleh waktu, terutama cuti suamiku, jadi harus pintar-pintar mengatur setiap waktu perjalanan yang kami lakukan berdua. Dan kali ini kami memutuskan terbang ke Penang dengan maskapai Firefly.

Akhirnya sesudah 50 menit, sampailah di Penang Intl Airport di Bayan Lepas, tujuan selanjutnya KOMTAR (dengan Rapid Penang Bus 401E tujuan Weld Quay/Jetty RM2.7/orang)
Menara KOMTAR yang tersohor itu

Dari bandara ada beberapa pilihan transportasi menuju tempat-tempat tujuan, bisa naik taxi (tapi agak mahal, ke Komtar sekitar MYR30-MYR40), atau naik bus (Rapid Penang). Kalau gak buru-buru atau rempong dengan koper seabrek, naik bus aja lebih enak karena murah meriah. Tapi harus tau nomor-nomor busnya kalau ngga mau nyasar, karena bus akan berhenti hanya di halte-halte.

Penampakan terminal bus KOMTAR, ada beberapa line untuk bus sesuai tujuan keberangkatan
Tiket bus Rapid Penang yang murah. Coba aja bandingkan dengan taxi.

Kalau ke Penang, selain berjalan-jalan di Georgetown sambil melihat-lihat bangunan heritage-nya (ada bus gratis khusus untuk berkeliling Georgetown yakni bus MPPP), aku dan suami suka tour de mall juga. 1st Avenue Mall, Queensbay Mall, Prangin Mall, Komtar Walk, Plaza Gurney, Gurney Paragon Mall dijelajahi sampai puas, lalu lanjut ngopi, kemudian belanja. Dan kesana kemari pakai transportasi Rapid Penang itu aja sambil menghapal rute-rute dan nomor busnya.

KOMTAR area
Rapid Penang Bus
Nongkrong di Old Town White Coffee, Queensbay Mall
Gurney Paragon Mall (tampak dari sisi belakang mall)

Kalau untuk urusan makan, kebetulan aku dan suamiku tipe yang mudah makan, pilihan tempatnya bisa dimana aja, di mall oke, di kedai-kedai pinggir jalan juga oke asal bersih. Secara kami bukan hobi jajan, jadi nggak pernah secara khusus mencoba makanan-makanan setempat. Kalau kebetulan ketemu ya dicoba, karena aneh juga rasanya kalau bepergian ke suatu tepat tapi ngga nyicipin makanan khasnya.

Beberapa makanan Penang yang pernah aku cicipi antara lain, nasi kandar, chicken rice, ice kacang, chendul, rojak pasembur, nasi lemak, roti canai, nasi biryani, laksa, naan bread, dan lain-lain. Tapi menurutku makanan Indonesia tetap paling enak. Sebagian dari makanan tadi mungkin ngga terlalu susah dicari di Medan, karena di Medan banyak orang India.

Ice Kacang @Kafe Penang Road Famous Teochew Chendul, Komtar Walk
Rojak Pasembur @Gurney Drive
Nasi Ayam @KOMTAR
Roti Canai @Jalan Gurdwara, Georgetown

Salah satu pusat makanan di Penang di daerah Gurney baru buka setelah jam 6 sore waktu setempat hingga tengah malam. Saking banyaknya pilihan makanan, sampai bingung sendiri mau makan apa. Belum lagi karena kami Muslim harus berhati-hati dalam memilih makanan, karena di Anjung Gurney lebih banyak pilihan makanan non halal-nya (ngga perlu khawatir karena makanan halal-nya terletak terpisah dari yang non halal berdasarkan warna tendanya). Dan bersiaplah untuk berdesakan di akhir minggu karena ramai pengunjungnya. Dari KOMTAR menuju ke Gurney bisa naik rapid no.101.

Pusat penjaja Anjung Gurney

Beberapa street food di Penang yang terkenal lainnya ada hokkien mee, char koay teow, wan tan mee, mee goreng, po piah, chee cheong fun, satay, penang rojak, seafood dan masih banyak lagi. Memang beberapa ada yang non halal terutama olahan mie-nya. Maka harus memastikan dulu sebelum makan juga pilihan lokasi makannya biar waktu makan gak deg-degan.

Perjalanan selama di Penang rasanya belum lengkap kalau belum mengunjungi tempat-tempat wisatanya. Salah satu tempat wisata yang kami kunjungi adalah Kek Lok Si Temple (Temple Buddha terbesar di Asia Tenggara) yang mulai dibangun sejak tahun 1890.  Daerah Air Itam ini lumayan jauh dari pusat kota, perjalanan dengan bus Rapid no.204 ditempuh sekitar 50 menit seharga RM2/org. Sesampainya disana, kami mulai menyusuri lorong sempit dan tangga menuju ke atas, dimana sebelah kanan dan kiri banyak sekali penjual souvenir.

Kolam penyu di Kek Lok Si Temple

Patung-patung Buddha

Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Bukit Bendera (Penang Hill) sambil berjalan kaki di jalan menanjak sejauh kira-kira 1 km. Sumpah capek banget tapi masih tetap semangat. Terakhir kali ke Penang Hill udah lama sekali, jadi penasaran juga pingin tau seperti apa penampakannya sekarang.

Antrian mengular untuk masuk, tiket RM30/orang untuk non pemegang ID card Malaysia
Jalur kereta funicular dari perhentian terakhir (830 m di atas permukaan laut)
Untuk mendapatkan posisi motret begini kudu rebutan.. hahaha
Makan siang di David Brown`s Strawberry Hill, kafenya ala Belanda gitu tapi harga makanannya mahaaaal nek ! Makan berdua habisnya Rp. 400 ribu-an!
View dari David Brown`s Cafe… keren banget ! Ngga percuma makan mahal-mahal di sana

Sekembalinya dari Bukit Bintang, kami berniat ke Tanjung Bungah, arah ke Batu Feringghi. Sambil menunggu bus Rapid utk kembali, tak disangka2 aku malah ketemu temen lama yang tinggal di Jakarta, Rudy Andrityo. Waah… kok bisa orang jauh malah ketemunya disini ya? Ternyata dunia memang sempit… hehehehe.

Akhirnya aku & suami memutuskan turun di KOMTAR dan langsung mengejar bus ke Tanjung Bungah (Rapid no.101), menempuh perjalanan yang lumayan lama hingga hampir sore. Tujuan selanjutnya adalah ke Mesjid Terapung.

Masjid Terapung

Sebenarnya kami masih mau melanjutkan perjalanan ke Batu Feringghi, tapi karena waktu tidak memungkinkan karena maghrib, akhirnya memutuskan untuk balik saja ke hotel sambil mencari tempat makan malam. Pilihan makan malam kali ini di 1st Avenue Mall aja, dan saat hampir midnight kami sempatkan nongkrong  utk ngopi di Starbucks dekat hotel tempat menginap. Besok pagi akan melanjutkan perjalanan berkeliling2 menyusuri Georgetown (Unesco World Cultural Heritage City).

St George Church
Pinang Peranakan Mansion
Love Chair @Pinang Peranakan Mansion
Masjid Kapitan Keling, mulai dibangun pd abad ke-19
Sri Mahamariamman Temple
Esplanade (Padang Kota Lama)
War Memorial
Town Hall
City Hall (dalam tahap renovasi)
Cheong Fatt Tze Mansion, dikenal juga sebagai Blue Mansion yg punya kemiripan bangunan dgn Rumah Tjong A Fie di Medan
Residence of Ku Din Ku Meh
Clock Tower
Fort Cornwallis
Tugu Peringatan Francis Light
Papan petunjuk

Setelah berpanas-panas ria dan turun naik free shuttle bus berkeliling Georgetown, akhirnya tiba saatnya untuk pulang ke Medan dengan penerbangan Firefly. Belum puas rasanya menjelajah Penang, semoga lain waktu ada kesempatan lagi mengubek-ubek kota Penang.

One thought on “Penang

  1. Hi kak, salam kenal
    Mau nanya nih, kakak ada rekomendasi untuk hotel di Penang yang terletak di pusat kota? Terima kasih

    Like

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.