Menengok Keindahan Summer Palace dan Temple of Heaven

Saat kecil aku pernah bermimpi ingin berada di sebuah istana yang megah dan memiliki banyak taman yang indah. Impian itu tak pernah hilang hingga akhirnya aku memiliki kesempatan untuk mengunjungi sebuah istana musim panas di kota Beijing. Impian yang menjadi kenyataan!

20151016_084925
Menunggu kereta subway

Hari masih pagi, sinar matahari sedikit tertutup oleh kabut. Aku dan suami bergerak menuju stasiun subway Wangfujing. Turun di stasiun Xidan dan berpindah ke line 4 menuju stasiun Beigongmen.

Kali ini perjalanan menuju kesana cukup panjang dan lama. Aku melihat banyak mahasiswa berada dalam kereta subway ini. Mungkin rute ini juga melewati sebuah kampus yang entah apa namanya. Setelah hampir 1 jam barulah kami tiba di stasiun Beigongmen dan masih harus berjalan kaki lagi sekitar 300 meter untuk menemukan letak pintu masuk Summer Palace.

Menjelajahi Summer Palace sampai capek !

Walau hari masih pagi dan bukan hari libur, namun terlihat pengunjung cukup ramai. Aku jadi ingat saat kami mengunjungi Forbidden City tempo hari, suasananya mirip seperti ini. Gak kebayang kalau sedang libur musim panas ya… pasti serasa ada di tengah lautan manusia. Untung saja tak perlu mengantri lama saat akan membeli tiket masuknya.

Oh ya, menurutku tak perlu membeli tiket terusan yang mereka jual, karena belum tentu kita sanggup memasuki tempat-tempat tersebut. Kami juga membeli sebuah peta dalam bahasa Inggris sebagai panduan seharga CNY 10. Soalnya petanya juga bagus sih… hehehe. 

20151016_094405
Tiket masuk dan peta panduan

Istana Musim Panas/Summer Palace (Yiyehuan) yang terletak 15 km dari pusat kota Beijing ini disebut juga The Museum of Royal Gardens. Istana ini dibangun sejak tahun 1750 yakni sejak masa Dinasti Qing. Kini Summer Palace yang termasuk dalam UNESCO World Heritage beralih fungsi menjadi tempat kediaman anggota kerajaan.

Tempat ini telah mengalami rekonstruksi sebanyak dua kali. Dinamai Summer Palace sejak rekonstruksi pertama pada tahun 1888, lalu dibuka untuk umum pada tahun 1924. Seluruh kompleks tertutup ini memiliki luas hampir 300 hektar ! Hmm… kebayang kan kalau ingin menjelajahinya harus siap dengan rasa capek… huuuffftt  *mulai urut-urut kaki sendiri*.

Summer Palace memiliki 3 pintu masuk yakni East Gate, West Gate, dan North Gate. Aku dan suami memasukinya melalui North Gate. Awal masuk, kita akan berjalan melintasi jembatan dan mengarah pada sebuah kuil berwarna merah bata yang berada di ketinggian.

DSCF8044
Melintasi jembatan

DSCF8089

DSCF8039

DSCF8042

DSCF8050
Lapangan yang cukup luas

DSCF8047

DSCF8052
Bangunan kuil
DSCF8057
Berlatih Taichi

Puas memotret di sekitar bangunan kuil, aku membeli sebotol minuman di sebuah kios sambil sedikit bertanya soal arah kepada sang penjual. Dengan ramah ia berusaha menjelaskan dengan kalimat pendek sambil menunjukkan arah yang dimaksud.

Bila kita melihat peta Summer Palace ini niscaya akan merasa bingung, sebab banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi. Petunjuk arahnya cukup lengkap namun kadangkala kita gak tau seberapa jauh jarak yang harus ditempuh untuk menuju kesana.

Istana ini memiliki wilayah berhutan yang luas, termasuk kuil-kuil, tempat-tempat berdoa, bangunan tempat tinggal yang besar, serta beberapa aula untuk keperluan upacara. Berada di tempat ini rasanya sungguh nyaman dan teduh, pas sekali untuk bersantai sambil membaca buku dan melihat pemandangan yang indah.

Sambil menyusuri jalan setapak yang dikelilingi pepohonan rindang, aku melihat sebuah kios penjual makanan. Iseng-iseng suamiku menanyakan apa yang dijualnya sambil menunjuk ke arah makanan.

“What is it? Pork?”

“Hmm… pig… pig”  ia menjawab seadanya.

Ya.. ya… pig yaa… hahaha.  *geli sambil ngebayangin muka si piggy*

DSCF8058

Kami berjalan menurun hingga tiba di sebuah lokasi yang cukup ramai. Tampak sebuah menara tinggi di sisi kanan. Suamiku coba bertanya dengan salah satu petugas yang terlihat di sekitar. Malangnya, sang petugas tak mengerti bahasa Inggris samasekali !

DSCF8060
Menara

Di depan terlihat sebuah jembatan kecil yang menghubungkan 2 sisi. Sebenarnya aku mencari letak keberadaan Jembatan Lengkung Tujuh Belas (Shiqi Kong Qiao) yang terbentang di atas Danau Kunming. Namun setelah mencoba memahami isi peta, kami tetap tak menemukan arah yang tepat untuk menuju kesana. Summer Palace terlalu luas untuk dijelajahi.

DSCF8063

Walau tak menemukan jembatan yang dimaksud, ternyata di sisi kanan dari jembatan kecil tadi terlihat sebuah perahu. Konon ini disebut Perahu Marmer (Qinyangfang). Bangunan perahu ini dianggap sebagai simbol kecerobohan Ibu Suri Cixi dalam menghadapi ancaman bangsa asing.

Ia diduga menghambur-hamburkan uang untuk membuat bangunan mirip perahu ini. Dana itu seharusnya digunakan untuk membangun angkatan laut modern. Tak lama sesudahnya, Jepang menghancurkan angkatan laut China yang sudah kuno.

DSCF8069
Perahu Marmer
DSCF8070
Dermaga

DSCF8075

DSCF8076

DSCF8078

Ada kejadian lucu saat aku tengah duduk bersantai di bawah pohon tepat di depan 2 buah jembatan. Sebelumnya, kami telah melihat kehebohan sebuah rombongan turis China yang berpakaian seragam kaos serta topi berwarna merah. Mereka sibuk berfoto-foto sambil meneriakkan yel-yel. Lalu beberapa pria dari rombongan tersebut ikut duduk di sisi kanan dan kiriku. Sementara suamiku sedang memotret ke arah jembatan.

Tiba-tiba pria yang duduk di samping kiriku menjulurkan tangannya ke kanan tepat beberapa sentimeter saja di depan wajahku !  Agaknya dia berusaha memberikan sesuatu pada temannya yang duduk di sebelah kananku. Huh… gak sopan banget ! Gak pake acara permisi lagi. Aku sampai bengong… huhuhu.

Suamiku yang kebetulan melihat akhirnya senyum-senyum dan menghampiriku. Ia berinisiatif mengajak pria-pria tadi berfoto bersama menggunakan GoPro Hero 4 lengkap dengan tongsis miliknya.

Kedua pria tadi memperlihatkan ekspresi bingung melihat alat sekecil GoPro. Mungkin mereka kudet juga kali yeee… hihihi. Tapi memang aku jarang sekali melihat wisatawan lokal yang menggunakan action camera di China. Padahal China sendiri mengeluarkan action camera dari merek Xiaomi kan?

DSCF8083

DSCF8084

DSCF8087

Tak terasa ternyata hari telah siang. Waktu yang ada belum cukup untuk mengeksplor tempat indah ini. Sedikitnya memerlukan waktu 3-4 jam untuk berada disini. Lagipula kami masih harus menuju ke tempat lainnya. Perlahan-lahan kami berjalan kaki kembali menuju North Gate lagi.  Daripada semakin bingung mencari pintu keluar dari gate lainnya yang pasti akan membuang-buang waktu.

Sebelum meninggalkan Summer Palace, aku masih sempat membeli sepotong jagung rebus untuk dimakan. Kami berdua belum  makan siang nih  *perut mulai kruyukan*.

Wangfujing -> Summer Palace

Subway line 2 turun di stasiun Xidan, pindah ke line 4 menuju stasiun Beigongmen. Keluar di Exit dengan plang bertanda “North Gate of Summer Palace”. Begitu keluar dari stasiun, berbalik arah 180 derajat, dan berjalan kaki sekitar 50 meter. Temukan North Gate di sebelah kiri.

Jam buka : 06.30-18.00 (April-Oktober), 07.00-17.00 (November-Maret).

Tiket masuk : CNY 30 (ada tiket tambahan untuk masuk ke beberapa tempat seharga CNY 10/tempat). Sewa perahu CNY 8-10 sekali jalan.

Nyaris Gagal Masuk ke Temple of Heaven

Perjalanan masih dilanjutkan dengan menggunakan subway dari stasiun Beigongmen menuju ke stasiun Tiantan Dongmen. Cukup jauh perjalanan yang harus ditempuh dan mengharuskan untuk berpindah line subway sebanyak 2 kali.

Hari menjelang sore saat kami tiba di stasiun yang dimaksud. Aku melirik jam tangan, sepertinya waktu yang tersisa sebelum Temple of Heaven ini ditutup tak banyak lagi. Namun aku sangat ingin buang air kecil ke toilet. Mengingat toilet-toilet di tempat wisata di China kondisinya “menyeramkan”, membuat aku enggan masuk kalau tidak terpaksa. Di seberang jalan aku melihat ada sebuah bakery mungil. Wah… pas banget nih, bisa beli roti untuk dimakan disana sambil numpang ke toilet mereka.

Aku dan suami menikmati roti sambil agak terburu-buru, mengingat tak lama lagi Temple of Heaven yang terletak di seberangnya akan tutup. Sialnya saat aku bermaksud untuk numpang ke toilet, sang kasir mengatakan agar aku berjalan keluar dan menuju ke toilet umum. Yaelaaa… justru aku menghindari toilet umum yang aromanya semerbak itu loh. Aku tak tau apakah mereka memang tak memiliki toilet sendiri atau enggan mengizinkan orang untuk menggunakan toilet miliknya.

Karena belum terlalu ingin ke toilet, akupun mengabaikannya sementara waktu. Suamiku mengantri di depan loket tiket. Saat tiba giliran membeli tiket, sang wanita penjual tiket dengan suara cemprengnya mengatakan bahwa karena hampir tutup maka ia tidak menjual tiket terusan lagi, melainkan hanya menjual tiket masuk (entrance ticket) saja.

Suamiku yang sudah memegang uang pas sebanyak CNY 70 untuk membeli 2 tiket terusan, menyerahkan saja uang tadi berharap akan menerima kembaliannya bila berlebih. Entah sang penjual tiket lagi mabok atau udah hang, ia menyerahkan 2 lembar entrance tiket total harga CNY 30 tapiiiii… ia juga mengembalikan seluruh uang yang suamiku berikan tadi. Karena terburu-buru suamiku tak menghitung lagi di depan loket, namun akhirnya baru tersadar saat menyerahkan tiket masuk kepadaku.

“Kayaknya dia salah Mol, masa uangnya dikembalikan semua plus 2 lembar tiket. Berarti kita masuknya gratis kan”.

“Ya ampun… mabok dia bang”.

Kami gak bermaksud mengelabui, tapi anggap sajalah ini rezeki nomplok… hihihi. Toh kalau mau mengembalikan uangnya ke loket tadi, udah kebayang repotnya berkomunikasi dan menjelaskan ulang.

Awalnya aku hampir kecewa sebab tak bisa masuk ke area utama Temple of Heaven. Padahal masih ada waktu sekitar 1 jam lebih lagi sebelum ditutup. Yaah… sayang banget. Sambil terus berjalan kaki melewati koridor panjang (changlang), aku melihat apa yang sedang orang-orang disana kerjakan. Ternyata mereka duduk-duduk sambil bermain judi mahyong yang merupakan salah satu tradisi di China yang tetap ada.

20151016_145154
Peta lokasi
20151016_145754
Bersantai sambil bermain judi

Tak jauh dari koridor panjang tadi, terlihat sebuah loket penjualan tiket lainnya. Karena ada beberapa orang yang mengantri, suamiku pun ikut mengantri. Sepertinya di loket ini masih menjual tiket untuk masuk ke dalam taman dan kuilnya  *Alhamdulillah*. Suamiku akhirnya membeli 2 tiket masuk menuju taman dan kuil sebesar CNY 20/tiket. Kalau dihitung-hitung, kami seharusnya membayar total tiket sebesar CNY 70, tapi karena di loket depan terjadi “kesalahan” maka akhirnya kami berdua “hanya” membayar total sebesar CNY 40.

Kompleks Temple of Heaven pertama kali dibangun antara 1406 dan 1429 di bawah kepemimpinan Kaisar Yongle dari Dinasti Ming. Temple of Heaven Park tertutup oleh dinding sepanjang 5 km. Taman ini sangat asri karena banyak pepohonan rindang dan sering dipergunakan penduduk Beijing untuk berlatih Qigong (pelatihan pernafasan).

Bangunan kuil yang sangat terkenal yakni Hall of Prayer for Good Harvest (Qiniandian) yang berbentuk mirip silinder setinggi 40 meter dengan atap yang bersusun tiga. Pelatarannya terbuat dari marmer berwarna putih dan bangunannya sendiri terbuat dari kayu. Tiga lantainya ditutup oleh tegel berwarna biru yang melambangkan surga. Sementara atapnya ditopang oleh 28 pilar.

2015-12-16 10.03.41
Mirip kan dengan aslinya? Hehehe
ARM00047
Hall of Prayer for Good Harvests

DSCF8099

DSCF8100
Nenek-nenek aja masih semangat !

DSCF8107

Ketika sedang memotret bagian kuil, ternyata sore itu juga sedang ada pemotretan oleh sepasang model. Beberapa orang turut mengambil gambar sang model (termasuk aku… hehehe). Aku sendiri gak tau untuk keperluan apa mereka memotret disana.

DSCF8106
Motret model
DSCF8102
Bagian dalam Hall of Prayer for Good Harvests

Selain Hall of Prayer for Good Harvests, ada bangunan lain yang tak kalah menarik seperti Circular Mound Altar, dan Echo Wall.

DSCF8116

DSCF8112

DSCF8119

Hari semakin senja, matahari yang tertutup kabut mulai perlahan tenggelam. Pemandangan di Temple of Heaven tampak indah saat hari mulai gelap. Perjalanan kami tak berhenti sampai disini saja. Kaki-kaki yang lelah ini juga ingin menjangkau sebuah tempat modern di sisi lain kota Beijing.

DSCF8108

DSCF8131

2015-10-16 15.36.33-01
Senja di Temple of Heaven

Dari Summer Palace -> Temple of Heaven

Subway line 4 turun di stasiun Xidan, pindah ke line 1 menuju ke stasiun Dongsi, pindah ke line 5 turun di Tiantan Dongmen station, keluar di Exit A dan akan menemukan tempat parkir motor. Berbaliklah 180 derajat lalu berjalan lurus  hingga menemukan pintu masuk lokasi di sebelah kanan.

Jam buka : 06.00-22.00 (pintu gerbang), 08.00-17.30 (area kuil dan lain-lain)

Tiket masuk : CNY 15 (entrance fee), CNY 20 (Hall of Prayer for Good Harvests, Circular Mound Altar, Echo Wall) –atau– CNY 35 (tiket kombinasi).

Singgah di Beijing National Stadium dan National Aquatics Center

Masih ingat dengan Olimpiade tahun 2008 lalu? Beijing mendapat kesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade pada waktu itu, dimana sekaligus memberikan kesempatan bagi Beijing untuk mengadakan proyek arsitektur kelas dunia.

Aku dan suami menempuh perjalanan yang lumayan jauh untuk bisa mencapai stadion yang terletak di Olympic Green Village (District Chaoyang) ini. Kompleks olahraga modern yang hingga kini masih terus didatangi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara memang memiliki keunikan dari segi bentuk bangunannya.

Di tempat ini ada 2 bangunan yang sangat terkenal yakni National Stadium (Bird`s Nest) dan National Aquatics Center (Water Cube). Sesuai dengan namanya, National Stadium (Guojia Tiyuchang) adalah sebuah bangunan yang berbentuk menyerupai sangkar burung. Bangunan yang menelan biaya sebesar 3,5 milyar Yuan didesain oleh firma asal Switzerland, Herzog & de Meuron. Ia terbuat dari jaringan metal yang terbuka berbentuk palang-palang yang berfungsi sebagai penopang sekaligus menjadi bagian depan (Sumber : Beijing : Insight Guides, Elex Media Komputindo).

Kini tempat tersebut diubah menjadi sebuah arena bermain ski. Untuk bisa masuk ke dalamnya akan dikenakan biaya CNY 50, dan bila ingin bermain ski harus merogoh kocek lagi sebesar CNY 80.

20151016_182457-01
National Stadium (Bird`s Nest)

Tak jauh dari Bird`s Nest kita bisa menyaksikan sebuah bangunan unik lainnya berbentuk kubus yakni National Aquatics Center (Water Cube). Bangunan ini didesain oleh firma arsitektur PTW dari Sydney. Inspirasinya berasal dari 2 fisikawan asal Irlandia yang meneliti struktur gelembung sabun. Dindingnya terbuat dari palang baja yang dilapisi materi serupa teflon, lalu digembungkan dengan pompa.

Dindingnya yang transparan menyerap energi matahari dan menjadi pemanas alami bagi kolam renang yang ada di dalamnya. Bagian tengahnya menjadi taman air dan fasilitas kebugaran (Sumber : Beijing : Insight Guides, Elex Media Komputindo).

20151016_184524
Di depan Water Cube
ARM00121
Water Cube bisa berubah-ubah warna

20151016_184843-01

Waktu hampir menunjukkan pukul 8 malam. Angin berhembus cukup kencang dan udara terasa sejuk. Tempat ini terletak cukup tinggi dan berada di ruang terbuka. Untung saja kami berdua memakai jaket. Bila kita menengok ke arah bawah, kita bisa menyaksikan lalu lintas kota Beijing yang cukup ramai.

National Stadium menjadi penutup perjalanan kami malam ini. Kami harus kembali ke Wangfujing untuk makan malam dan beristirahat di hotel. Tak lupa kami harus kembali membereskan seluruh barang bawaan di koper sebab besok pagi-pagi sekali akan meninggalkan kota Beijing untuk melanjutkan perjalanan menuju kota lainnya yang tak kalah menarik.

Dari Temple of Heaven -> National Stadium

Subway line 5 menuju ke stasiun Huixinxijienankou, pindah ke line 10 menuju stasiun Beitucheng, pindah ke line 8 turun di stasiun Olympic Sports Center, keluar di Exit B1 atau B2.

Jam buka National Stadium : 09.00-19.00 (April-Oktober), 09.00-17.30 (November-Mar)

Tiket masuk : CNY 50,  CNY 80 (ski)

Jam buka Water Cuber : 09.00-20.00 (Mei-Okt), 09.00-18.00 (Nov-Apr)

Tiket masuk : CNY 30, CNY 50 (renang)

 

Baca sebelumnya : The Great Wall of China : Sebuah Maha karya

 

I travel because seeing photos in books and brochures wasn`t good enough for me. To be there that was everything (Wiremu Ratcliffe)

 

*Foto-foto ini diambil menggunakan smartphone Samsung Galaxy S6, kamera mirrorless Fujifilm X-M1 dan mirrorless Fujifilm XT 1 (di-resize).

 

38 thoughts on “Menengok Keindahan Summer Palace dan Temple of Heaven

    • Hola mba… salam kenal juga 😀. Seru banget mba… jalan kesana kesini sampe pegel.. hihi. Oh barangkali jaringan lagi kurang oke yah, foto-fotonya udah aku resize semuanya biar mudah muncul😊.

      Like

  1. Baru aja aku mau Tanya itu poto2 nya pake kamera apa, eh ada keterangan di basahnya.
    BTW, buku panduannya dalam hanzi atau ada inggrisnya?
    Eh mbak bisa bahasa mandarin ya?

    Like

    • Fotonya diambil dari gadget yang campur-campur mba, cuma kualitasnya berkurang banget karena diresize😢. Bukunya ada terjemahan Indonesianya, dan hanya sekedar tambahan bahan bacaan aja hehehe. Wah.. daku justru ga bisa mandarin samasekali mba, makanya pening juga di China😊.

      Like

      • Huaaa hebattt mbak, aku kira ke china karena ada bekal mandarin. Tapi overall seru ya mbak. Aku mau ke china ga kesampean nih, pengen liat great wall

        Like

  2. Keren kak ulasannya 🙂 jadi pengen kesana.

    Hall off heavennya mirip banget dengan yang di kenji park Surabaya. Memang sih yg di surabaya itu replica dari Beijing. Dari foto artikel ini saya baru tersadar ternyata mirip banget sama aslinya hihihihi

    Like

    • Makachi mba Vika😊… yuk.. yuk ke Beijing. Aku jadi penasaran sama Kenji Park loh mba… replika gitu pasti mirip banget sama aslinya kan.. hihi. Aku malah baru tau loh ada tempat begitu di Surabaya😀.

      Like

    • Hihihi.. makachiii mba Asti😊. Ini tulisannya gak live mba, perjalanannya tgl 12-22 Okt 2015 lalu. Bener bangeeett… mendingan mabok makan jagung deh daripada pig pig piggy… hahaha😀.

      Like

  3. kereeen banget mbak.. Pengen banget bisa jalan-jalan menjelajah keliling dunia..
    bangunannya bagus-bagus pula yaa kereeeeennn
    kalau mau jalan-jalan keluar negeri harus ngintip blog mbak molly dulu ya berarti

    Like

    • Hihi.. China jadi salah satu tempat impianku mba, pingin banget liat great wallnya😀. Beijing recommended untuk dijelajahi… moga-moga one day bisa mampir kesana ya mba. Seruuuu😉.

      Like

    • Bener mba… tempatnya teduh dan banyak tempat bersantainya. Tapi cuapeknyaaaa minta ampun kalo dikelilingi hehehe😀. Siap-siap kaki gempor n cari tukang pijit deh😣.

      Like

    • Bingung juga ya padahal disini action camera Xiomi kan populer😀. Trus harusnya disana banyak jasa massage kaki kayak yang di Bukit Bintang Malaysia yah.. hihi😊.

      Like

    • Aaaaakk.. jimayu sayah, makasih mba cantik😀. Aku dong yang pingin punya buku traveling yang keceh kayak punyanya mba Muna… Aku udah beli tapi lom sempet baca.. hihihi. Moga-moga mimpi mba cantik bisa kesampaian mampir ke Beijing ya.. Aamiin😊.

      Like

  4. Salam kenal dari sesama orang Medan… Horas..:-D
    Baru saja mencoba memulai sebuah blog. Entah kenapa bisa nyasar ke lapak sis. Tapi kebetulan akhir tahun mau berkunjung ke Beijing. Cocok kali itu..
    Tulisannya bagus banget. Gua harus banyak belajar nih…

    Like

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.