Pengalaman Naik Bullet Train Menuju Xi`an

China adalah negara yang sangat luas. Tak akan pernah cukup waktu untuk menjelajahi kota-kotanya yang memiliki keunikan masing-masing. Bagi yang pertama kali menjejakkan kaki di China wajib hukumnya untuk mampir ke Beijing. Kota dengan sejuta pesona heritage ini akan memanjakan mata para penjelajah. Tapi kami tak puas hanya berada di Beijing saja. Untuk itulah kami ingin melanjutkan perjalanan menuju kota lainnya.

DSCF7921
Beijing West Railway Station

Pagi-pagi buta aku sudah terbangun, tepatnya pukul 3.15 waktu Beijing. Rasa lelah masih menghinggapi, namun otak seolah memerintahkan untuk segera bersiap-siap. Tak lupa aku menyiapkan sarapan pagi untukku dan suami sebelum mandi. Suamiku masih tergolek malas diatas kasur nan empuk. Aku membiarkan saja ia menikmati tidurnya yang mungkin kurang nyenyak akibat dibangunkan sepagi ini.

Hari ini kami berdua akan meninggalkan kota Beijing untuk melanjutkan perjalanan. Aku teringat saat beberapa hari lalu sempat meminta pada resepsionis hotel untuk menerjemahkan pemesanan tiket kereta api yang telah kutulis di selembar kertas ke dalam huruf Pinyin.

Aku berniat untuk membeli sendiri tiketnya ke stasiun kereta api. Namun karena sang resepsionis tak lancar berbahasa Inggris, ia serta merta meminta bantuan pada seseorang yang berada di dalam kantor travel yang terletak di dalam hotel. Ya sudahlah, pikirku.

Sang wanita yang berada di kantor travel dengan ramah menawarkan jasa untuk memesankan tiket kereta api sesuai rincian yang telah kubuat. Karena ia menetapkan fee yang tak besar untuk pemesanan tiket tersebut, maka kami setuju untuk memesan melalui dia. Ia langsung menelpon untuk memastikan ketersediaan seat. Bahkan kami tak harus menyerahkan uangnya terlebih dahulu.

Untuk pemesanan 2 lembar tiket kereta api kami hanya dikenakan biaya CNY 10/lembar tiket. Murah, totalnya tak sampai IDR 50.000.  Dan tiket tersebut dapat kami ambil beberapa jam kemudian di kantor travel tersebut.

Menuju ke Beijing West Railway Station

Koper-koper kami masih belum sepenuhnya rapi padahal waktu hampir menunjukkan pukul 5 pagi. Sambil menyusun barang-barang, aku terus memastikan agar tak ada barang-barang yang ketinggalan di hotel. Hari masih gelap namun kami harus check out dari hotel sepagi ini. Aku memesan tiket kereta api untuk jam 8.15 pagi, tapi karena khawatir terlambat dan tak bisa memperkirakan jarak antara hotel dengan stasiun, maka kamipun memilih untuk bergerak cepat.

“Sandal-sandal yang dikasih hotel tempo hari dibawa aja” ujar suamiku saat aku akan menggembok koper.

“Koper jadi makin penuh bang, yakin mau dibawa?” aku memastikan sebelumnya.

“Iya gapapa… soalnya sandalnya lumayan bagus” jawabnya.

Lobi hotel masih sepi. Resepsionis yang bertugas nampak baru terjaga dari istirahatnya. Udara terasa dingin, suhunya berkisar antara 13 hingga 16 derajat Celcius. Untung saja perut sudah terisi penuh sehingga tak khawatir bakal masuk angin… hehehe.

Sesaat sebelum check out sang resepsionis wanita dengan wajah bingung penuh keraguan bertanya padaku dengan bahasa Inggris yang kurang jelas entah apa maksudnya.  *aku jadi ikut bingung*

“Can you…. eerrrr… (ia sambil mengetik sesuatu di smartphone-nya lalu menunjukkan terjemahan Inggrisnya kepadaku)”.

Ternyata ia berusaha meminta kembali 2 pasang sandal yang sempat diberikan oleh pihak hotel. Omaigat ! Aku langsung teringat dengan sandal yang tadi pagi kumasukkan ke dalam koper. Ternyata sandal itu bukan complimentary hotel tapi hanya dipinjamkan doang.

Baca juga : Tersesat di Beijing !

“Alright… I`ll pay for the slippers. How much?”  sambil aku membuka dompetku.

Ia hanya menggelengkan kepalanya sambil mengetikkan sesuatu kembali di smartphone-nya. Hal ini berlangsung beberapa menit, hingga akhirnya aku baru ngeh bahwa ia tetap tak mau dibayar dengan sejumlah uang sebagai biaya pengganti sandal yang sudah terlanjur masuk ke dalam koper kami. Ia keukeh minta sandalnya dibalikin ! Whoaaaaaa…  *terpaksa buka koper lagi*

Untung saja sandal-sandal tadi berada di posisi teratas dari barang-barang di dalam koperku. Usai mengembalikan sandal tadi, ia barulah menyerahkan kembali uang deposit yang dititipkan saat check in 4 hari lalu.

Pelajaran pentingnya adalah… jangan sotoy masukin barang yang masih diragukan statusnya, boleh dibawa pulang atau ngga. Hahahaha… gara-gara sandal malah jadi rempong sendiri ! Lah… tempo hari kita kan gak minta, tiba-tiba aja ada yang ngetuk pintu kamar trus langsung nyerahin sandal tanpa bilang apa-apa. 

Kami urung naik kereta subway untuk menuju ke stasiun kereta api sebab hari masih terlalu pagi dan kami enggan menggeret-geret koper sejauh ratusan meter untuk mencapai stasiun subway terdekat. Oleh sebab itu, kami minta tolong dipanggilkan taxi dari hotel. Biar praktis dan cepat sampai di stasiun.

Lalu lintas masih sangat lengang. Waktu menunjukkan pukul 5.40 pagi. Aku tak ingat persis berapa lama perjalanan yang ditempuh untuk tiba di stasiun kereta api. Perlu diketahui bahwa Beijing memiliki 4 stasiun kereta api antar kota antar negara. Berdasarkan tujuan kami selanjutnya maka kami akan berangkat melalui Beijing West Railway Station.

Sensasi Naik Bullet Train di China

Kami tiba di Beijing West Railway Station sekitar pukul 6.10 pagi. Sebelumnya aku dan suami sudah pernah mengunjungi stasiun ini beberapa hari lalu usai mendapatkan tiket kereta api yang dipesan dari pihak hotel. Saat itu aku hanya ingin memastikan agar kami tak merasa kebingungan sebab kami harus berangkat pada pagi hari.

Stasiun kereta ini ternyata sangat luas. Dan ketika kami berada disana, aku dan suami sempat berputar-putar dan nyaris tak bisa menemukan letak loket penjualan tiket berikut pintu masuk utamanya. Sebab pada waktu itu kami menggunakan kereta subway yang terintegrasi dengan Beijing West Railway Station. Sementara bagian Information tak bisa membantu karena (lagi-lagi) kendala bahasa.

Di tengah kebingungan, tiba-tiba seorang pria yang tampak terpelajar dan sedang berdiri tak jauh dariku membantu kami untuk menanyakan ke bagian Information dimana letak loket pembelian tiketnya. Kelihatannya ia juga bukan warga lokal dan sepertinya berniat untuk membeli tiket.

Ia lalu mengajak kami bersama-sama untuk mencari letak loket dan pintu masuk menuju stasiun kereta. Kami dimintanya menunggu tak jauh dari tempat ia kembali bertanya untuk kedua kalinya dimana letak loket tiket, lalu iapun menunjukkan arahnya kepada kami berdua.

“Xie xie… “ ucapku sambil tersenyum pada sang pria yang telah menolong kami.

***

Hari masih pagi, tetapi Beijing West Railway Station tampak ramai oleh orang-orang yang akan bepergian. Tak terlihat orang yang membawa barang terlalu banyak. Kebanyakan mereka hanya membawa sebuah travel bag berukuran sedang. Mudah-mudahan dua buah koper kami ini cukup untuk dibawa masuk ke dalam kabin kereta, batinku.

Sebelum memasuki stasiun, kami harus melewati pemeriksaan untuk keperluan validasi tiket. Paspor dan tiket kereta api dicocokkan oleh petugas. Di tiket tersebut tertera nama penumpang yang akan berangkat (walau bukan nama lengkap).

2015-12-21 10.09.33
Tempat validasi tiket kereta api yang sudah dibeli terlebih dahulu

Bila belum membeli tiket, kita bisa memasuki stasiun melalui pintu yang berbeda. Di hall utamanya tertera papan besar berisikan informasi keberangkatan berikut tujuannya. Lalu calon penumpang bisa membeli tiket di loket-loket penjualan yang tersedia. Namun hanya ada satu loket yang petugasnya bisa berbahasa Inggris. Sisanya, ya bersiap kepala cekot-cekot menghadapi petugas yang hanya bisa berbahasa Mandarin!

20151014_170329 (1)
Loket-loket penjualan tiket kereta api ke berbagai tujuan  *siap-siap puyeng*

Tiket kereta juga bisa dibeli melalui mesin-mesin yang tersedia disana. Aku sempat mengintip cara membelinya namun percuma saja karena semua petunjuknya dalam aksara China. Hahahaha… *kapok*.

20151014_170518 (1)
Bisa membeli tiket melalui mesin yang tersedia (tak ada fitur bahasa Inggris)
20151017_043934
Suasana stasiun kereta di pagi hari

Melihat keruwetan tata cara pembelian tiket kereta api di Beijing akibat kendala bahasa, seketika aku merasa bersyukur telah memesannya terlebih dahulu melalui pihak hotel. Padahal awalnya pingin uji nyali untuk beli sendiri ke stasiun… hihihi.

Sesudah melewati pemeriksaan validasi tiket, kita akan berhadapan dengan layar berukuran besar yang memuat informasi kereta. Disana kita harus memperhatikan informasi tentang nomor kereta, tujuan, waktu keberangkatan, serta yang terpenting adalah nomor waiting room untuk tempat kita menunggu. Jangan sampai salah melihat informasi ini bila tak ingin ketinggalan kereta.

20151017_043940-01
Papan petunjuk utama yang harus diperhatikan

Aku dan suami memilih menggunakan kereta api cepat yang sangat terkenal di China untuk melanjutkan perjalanan ke kota lain. Warga China sangat senang bepergian menggunakan alat transportasi kereta api, oleh sebab itu di waktu-waktu tertentu tiketnya bisa saja terjual habis ! Untunglah kami sudah mengantisipasi dengan memesannya 3 hari sebelum waktu keberangkatan.

Kereta api sebagai salah satu alat transportasi populer di China menghubungkan banyak sekali kota-kota, bahkan hingga lintas negara. Jalur kereta api yang sedemikian padat juga membuat Beijing memiliki 4 stasiun kereta api. Beijing West Railway Station merupakan stasiun kereta api yang terbesar di Beijing.

Selembar tiket berukuran mini di tanganku berisikan informasi yang harus diperhatikan saat membelinya. Aku dan suami yang akan bepergian ke kota Xi`an yang cukup jauh dari Beijing memilih menggunakan kereta api peluru super cepat yang dikenal dengan nama Bullet Train.

Kalau berada di China wajib mencicipi sensasi naik kereta api yang sangat canggih ini. Harganya memang cukup mahal yakni sebesar CNY 513.5 (sekitar IDR 1.168.212) untuk 2nd class seat (tersedia juga untuk 1st class dan Business class seat yang tentunya lebih mahal), namun sepadan dengan pengalaman yang akan kita rasakan. Kadang-kadang kita harus berani membayar lebih untuk mendapatkan pengalaman unik selama traveling.

Perjalanan dari kota Beijing menuju Xi`an akan ditempuh dalam 6 jam. Bila ingin menggunakan pesawat terbang menuju Xi`an, penerbangan akan ditempuh dalam waktu 2 jam. Jauh ya? Mirip jarak penerbangan dari Medan menuju Jakarta ternyata.

20151017_044348
Penampakan tiket bullet train seri G

Untuk menuju Xi`an kami menggunakan bullet train seri G. Ini adalah kereta peluru yang tercepat dan memiliki kecepatan maksimal lebih dari 300 km/jam. Ada juga pilihan menggunakan kereta cepat lainnya yakni seri D dan C dengan kecepatan maksimum berada dibawah kereta api seri G. Wow… rasanya tak sabar ingin segera merasakan sensasinya.

Kami melangkahkan kaki menuju waiting room sesuai petunjuk di layar utama. Terlihat calon penumpang sudah ramai menunggu keberangkatan kereta api dengan jadwal lebih pagi. Ruang tunggu yang berukuran cukup besar ini tampak rapi. Tak terlihat sampah berserakan di lantai. Di sisi kanan tersedia kios penjual makanan ringan dan minuman. Kursi-kursi yang berjejer dipenuhi oleh calon penumpang yang akan berangkat.

20151017_051722
Suasana di ruang tunggu kereta api

Jadwal keberangkatan bullet train yang akan kami naiki masih 1 jam lagi. Jam 7 pagi juga ada jadwal kereta yang berangkat menuju Xi`an. Para penumpang pun bersiap-siap mengantri. Saat mereka satu persatu memasuki platform kereta, barulah aku dan suami mendapatkan tempat duduk.

Sambil menunggu, aku mulai memperhatikan layar petunjuk platform. Di tiket G671 yang kupegang tertera tujuan akhirnya yakni Xi`an North. Tetapi mengapa di layar platform tertulis menuju Baoji South? Aiiih, gak habis-habis kebingungan yang kami rasakan selama di Beijing ini.

Aku yang penasaran mulai bertanya pada petugas penjaga yang berdiri di depan waiting room. Aku ingin benar-benar memastikan apakah kami menunggu  di tempat yang tepat. Dengan bahasa Inggris seadanya ia pun mengatakan bahwa kami tak salah.

Akupun kembali duduk dan mulai merasa ragu. Tepat disebelahku duduk seorang wanita sambil memegang tiket yang sama. Aku mengintip tujuan akhirnya, sama-sama ke Xi`an North dengan nomor kereta G671. Jadi Baoji itu ada dimana sebenarnya?

Aku akhirnya bertanya padanya dengan bahasa Inggris bercampur bahasa tarzan *eaaaaa*. Sang wanita yang terlihat berangkat sendirian itu coba menjelaskan tentang Baoji. Karena kesulitan bahasa, akupun tak begitu paham apa yang dia maksud. Aku hanya tersenyum sambil mengucapkan terima kasih padanya.

Iseng-iseng aku mengecek lewat smartphone-ku. Untung saja akses internet Telkomselku tak pernah mengulah selama berada di Beijing. Bila dilihat jalurnya maka untuk menuju ke Baoji harus melewati kota Xi`an. Hmm… berarti Xi`an bukanlah stasiun perhentian terakhir dari kereta cepat ini. Berarti aku (lagi-lagi) harus memperhatikan stasiun perhentian agar tak terbawa bullet train hingga ke Baoji yang berada cukup jauh dari Xi`an.

20151017_054716
Jalur pemeriksaan tiket bullet train

Para penumpang mulai berdiri mengantri membentuk 4 jalur di kiri dan kanan saat waktu menunjukkan pukul 7.50. Berdasarkan petunjuk, untuk 1st class seat mengantri di sebelah kiri, dan 2nd class seat di sebelah kanan. Biasanya warga lokal disini cukup sulit diatur untuk berbaris rapi dalam antrian. Namun kali ini mereka cukup tertib mengantri hingga pemeriksaan tiket sebelum menuju platform.

Aku mencoba mengamati calon penumpang kereta api disini. Rata-rata mereka berpakaian rapi seperti akan melakukan business trip. Barangkali karena harga tiket bullet train ini cukup mahal sehingga penumpangnya juga terseleksi dengan sendirinya.

20151017_053612
Antrian panjang sebelum masuk ke dalam kereta
20151017_063335
Hanya kami berdua berwajah melayu selain bule dibelakang itu… hahaha

Bullet train akan diberangkatkan dari Beijing West Railway Station tepat pukul 8.15 pagi menuju Xi`an North Railway Station. Perkiraan kami akan tiba di kota Xi`an pada siang hari sekitar pukul 14.00. Aku sudah lama sekali tidak melakukan perjalanan antar kota menggunakan kereta api. Ini bahkan pengalaman perdana bagiku dan suami mencoba naik kereta peluru super cepat.

Bullet train China ini mirip dengan Shinkansen di Jepang. Walaupun baru dirilis pada tahun 2007 lalu, bullet train yang populer disebut CRH (China Railway High Speed) ini langsung menjadi salah satu moda transportasi favorit bagi warga China yang ingin bepergian ke kota lain. CRH menjadi moda transportasi alternatif selain pesawat terbang yang berbiaya lebih mahal.

bullet train china
CRH (China Railway High Speed) – Pic source : internet

Kereta berwarna putih atau abu-abu yang memiliki bentuk lokomotif yang khas menyerupai peluru (bullet) ini memiliki banyak keunggulan. Bila kita naik kereta api biasanya akan terdengar suara khas akibat gesekan antara roda kereta dengan rel. Namun hal ini tak terjadi pada jenis kereta super cepat sebab digerakkan oleh listrik dan melesat di sebuah jalur khusus yang dibuat secara melayang (elevated). Benar-benar senyaman seperti berada di dalam pesawat. Tak ada suara bising. Canggih sekali ya?

 

20151017_074045
Petunjuk keselamatan High Speed Railway (HSR)

Suasana di dalam kabin kereta juga sangat nyaman. Pendingin udara bekerja dengan baik. Kursi penumpang di desain mirip dengan kursi pesawat. Sandaran kursi juga bisa diatur sesuai keinginan. Tersedia meja lipat untuk makan yang berada di belakang setiap kursi penumpang. Untuk gerbong 2nd class seat, susunan kursinya adalah 3-2. Dan untuk 1st class seat susunan kursinya adalah 2-2 dengan bentuk kursi yang lebih nyaman.

20151017_070445
Kabin kereta 2nd class seat senyaman pesawat terbang

Ibarat berada di dalam pesawat, CRH juga dilayani oleh beberapa awak kereta yang siap membantu penumpang. Mereka juga menjual beberapa jenis makanan ringan dan minuman kepada penumpang.

Cuaca kota Beijing saat itu cukup cerah namun sepanjang perjalanan sedikit tertutup oleh kabut asap akibat polusi udara. Perjalanan menuju Xi`an banyak melewati area persawahan dan kebun. Aku merasa senang sekali akhirnya kami bisa menikmati perjalanan sejauh ini menggunakan bullet train yang sangat canggih. Bayangkan saja, kecepatan maksimumnya bisa mencapai lebih dari 300 km/jam.

Bahkan kereta yang juga dilengkapi dengan fasilitas papan informasi digital beberapa kali menunjukkan kecepatan kereta yang mencapai 308 km/jam. Benar-benar super duper cepat dan sangat smooth lajunya. Papan informasi digital ini juga memberikan keterangan waktu, nomor gerbong, suhu diluar kereta serta stasiun perhentian selanjutnya.

20151017_073527
Saat kecepatan kereta mencapai 300 km/jam !
20151017_080128
Sempat membuat beberapa catatan selama perjalanan

Saking nyamannya perjalanan menggunakan bullet train ini, aku sempat beberapa kali tertidur karena mengantuk. Saat waktu menunjukkan pukul 12.00 siang, aku memutuskan untuk tetap terjaga. Khawatir juga kan kalau sampai keterusan perjalanannya hingga ke Baoji.

Kereta cepat ini bolak balik berhenti di beberapa stasiun untuk menurunkan sekaligus menaikkan penumpang. Suara pengumuman dalam bahasa Mandarin dan Inggris juga terdengar di setiap gerbong setiap kali kereta akan berhenti di stasiun.

Awalnya hal ini cukup membantu, namun sialnya sekitar 2 jam sebelum tiba di Xi`an secara tiba-tiba microphone-nya rusak sehingga tak terdengar lagi pengumuman dalam bahasa Inggris ! Alamak… *mulai kacau*. Terpaksa mataku bolak balik melototin papan informasi digital yang menyerupai running text itu.

Kereta perlahan melambat. Aku melihat sebuah papan petunjuk nama stasiun dimana kereta akan berhenti. Xi`an North Railway Station ! Yes… akhirnya kami tiba dengan selamat di kota Xi`an… yeaayy ! Aku melirik jam tanganku dan waktu menunjukkan pukul 2 lewat. Aku dan suami menurunkan koper kami sambil memeriksa agar tak ada barang yang tertinggal.

2015-12-21 11.00.52
Tiba di Xi`an North Railway Station
20151017_135259
Suasana di dalam stasiun kereta api Xi`an

Alhamdulillah Ya Allah… Engkau meridhoi perjalanan ini dan mengizinkan kami untuk mewujudkan mimpi melihat keindahan kota Xi`an di China. Kami tak sabar ingin menjelajahi kota yang menyimpan sejarah panjang dan terkenal dengan wisata kulinernya ini.

 

Baca sebelumnya : Menengok Keindahan Summer Palace dan Temple of Heaven 

 

When you travel, remember that a foreign country is not designed to make you comfortable. It is designed to make it`s own people comfortable (Clifton Fadiman)

 

*Foto-foto ini diambil menggunakan smartphone Samsung Galaxy S6 (di-resize)

 

46 thoughts on “Pengalaman Naik Bullet Train Menuju Xi`an

    • Stasiun KA nya mayan bersih dan rapi mba, yang tetep jorok siy toilet umumnya… hihihi. Pesing dan bisa bikin ga jadi buang air.. hahaha😀. Coba ya kapan Indonesia punya KA secanggih bullet train itu…

      Like

    • Bener mba, KA di Indonesia udah lumayan bagus sekarang. Cuma masih perlu diperhatiin lagi soal perawatannya yah. Entah kapan kita bisa punya kereta secanggih CRH ini, kan lumayan bisa lebih irit daripada pesawat… hihihi.

      Like

  1. Liputannya lengkap mba.. Detail. Mudah2an diberi kesempatan ke Beijing, mau nyoba CRH 😀 ada getaran nya gak ya mba ? Maklum palingan naik krl, Hehe..

    Salam kenal ya mba

    Like

  2. Huwa cerita tentang Xi’an nya lengkaaaap 🙂
    ijin masukin url blognya ke blogroll aku yah kakk
    jadi biar sekalian ngeh kalo ada update-an, aku pengen ke Xi’an meski ga tau kapan sih ahhahah mau liat yg tentara terakota itu

    Like

  3. wah asik juga baca pengalaman ke beijing nya…jadi pingin jelajah kesana ya moga2 suatu saat bisa deh, mmg bnyk yg bilang susah komunikasinya dan banyak scamnya, tapi aku baca hampir tidak ada scam ya….

    Like

    • Ke China memang susah komunikasi secara mereka banyak ga paham bahasa Inggris sederhana sekalipun. Tapi masih bisa disiasati kok hehehe. Kami kebetulan nyaris ga kena scam selama disana, udah antisipasi juga siy dengan cari2 info sebelum berangkat. Moga2 bisa kesana ya satu saat :).

      Like

    • Bawa koper gede bisa mba, asal jangan terlalu berat. Karena koper bakal diletakkan di atas cabin, kayak cabin pesawat tapi terbuka. Koperku 25 kilo siy muat.

      Like

  4. Mba,boleh tanya…Waktu di Beijing,hotel nya apa ,enak soalnya bisa pesen Tiket bullet train melalui travel yg ada di hotel tmpt mba menginap.Biar gampang…Soalnya kendala bahasa klo hrs beli tiket langsung di stasiun nya..heheh.Saya rencana mau ke Beijing Dan kota2 di China lainnya dlm waktu dekat.thanks atas info nya mba.

    Like

    • Jangan khawatir, kalau sekiranya ngga muat diletakin di cabin kereta, boleh titip di belakang kursi dekat sambungan antar gerbongnya. Kurang pasti juga ukuran 28″ muat atau ngga.

      Like

        • Iya, sama-sama. Kalau bisa siapkan semacam tali kabel baja untuk ngikat koper seandainya koper terpaksa ngga diletakkan di cabin. Buat jaga2 karena kereta akan berhenti di beberapa stasiun. Khawatir dibawa turun orang lain☺

          Like

  5. mbak…mau tanya apakah masing-masing tiket sudah ada nomer tempat duduk nya atau tidak dan berapa lama waktu yang di tentukan saat turun di tempat perhentian yang bukan tempat perhentian terakhir.seperti perjalanan mbak mooly yang turun di Xian. Terima kasih atas inforamasinya

    Like

    • Di tiket udah tertera no gerbong dan no tempat duduknya, jadi ngga bakal rebutan. Dan perhentian di tiap stasiunnya beda-beda lamanya, kalau stasiun kecil lebih singkat. Kalau stasiun besar seperti Xi’an tempo hari lumayan lama, jadi ngga perlu terburu-buru. Hanya aja telinga atau mata harus tetap awas mendengar informasi yang disampaikan setiap akan berhenti di stasiun.

      Like

  6. Hai Mba Molly,

    September besok saya mau ke Beijing dan juga Xian. Berapa lama trip waktu di Cina dan pakai provider telkomsel paket yg apa tuh mba?
    Saya mau pesan tiket kereta nya dari ctrip.co.id tap ada biaya CNY 40, sedangkan kalau book dari hotel lebih murah ya cuma ada fee CNY 10?

    Like

    • Hai juga! Lama penerbangan dari KL ke Beijing sekitar 6 jam, mas. Untuk pilihan paket data Tsel waktu itu aku pilih yang paket 7 hari + nambah lagi paket 3 hari, karena total di Cina selama 10 hari. Untuk pesan tiket bullet train memang bisa dari web itu, mungkin biayanya lebih mahal sedikit. Aku kebetulan tempo hari langsung book dari perwakilan kantor travel yang ada di hotelnya. Biaya lebih murah.

      Like

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.