Bertemu Sesama Muslim di Masjid Raya Xi`an

Langkah kaki berjalan menyusuri jalan sempit di Muslim Quarter. Tak jarang kami berdua harus sesekali merapat ke lapak penjual untuk menghindar dari kendaraan yang melaju di tengah jalan. Area yang dipenuhi oleh orang yang berjalan lalu-lalang terasa semakin padat menjelang malam.

20151018_182258

Tak mudah menemukan letak persis masjid yang konon merupakan masjid tertua di China. Beberapa penjual makanan yang sempat kami tanya menunjukkan arah yang tak begitu bisa dimengerti. Kami pun tak melihat ada tanda-tanda penunjuk arah bila hendak mengunjungi Masjid Raya Xi`an. Susah juga ternyata ya?

Kami sudah berputar-putar di jalan yang sama, yakni jalan yang ditunjuk oleh seorang penjual aksesoris. Terdapat beberapa lorong sempit di sisi kiri maupun kanan jalan tadi. Sekilas suamiku melihat tanda-tanda adanya sebuah masjid di salah satu lorong.

“Apa betul yang ini masjidnya bang? Karena di daerah ini ada 10 masjid loh” ujarku pada suami.

Walau kurang yakin, kami masuk saja ke lorong tadi. Dari arah yang berlawanan tampak seorang pria berpakaian serba putih dan mengenakan peci putih sedang berjalan menuju ke arah kami datang. Suamiku bertanya padanya soal masjid yang kami cari.

Sang bapak mengatakan bahwa letaknya bukan di situ. Ia lantas mengajak kami untuk berjalan mengikutinya sebab ia juga akan menuju ke Masjid Raya Xi`an untuk sholat maghrib. Ya, ternyata sudah menjelang maghrib di Xi`an.

Si bapak yang berjalan dengan langkah lebar membuat aku sedikit ketinggalan. Tak jauh dari tempat pertemuan tadi, ia berbelok ke kanan. Kami terus berjalan mengikutinya. Aku melihat apakah ada tanda-tanda yang bisa dikenali. Ternyata ada sebuah papan kecil berwarna biru yang terpasang di atas jalan yang ramai dilalui orang. Pantas aja kami gak ngeh. 

Baca juga : Jelajah Kuliner Halal di Muslim Quarter (Huimin Jie) Xi`an

20151018_182331
Lorong menuju Masjid Xi`an

 

Masjid Raya Xi`an, Perpaduan Arsitektur Arab dan China

Kami berjalan kaki sejauh 200 meter dari mulut lorong, lalu terlihat sebuah gambar yang cukup besar di dinding sebelah kanan. Gambar yang lebih mirip sebuah bagian dari kelenteng lengkap dengan taman di sekelilingnya. Aku baru ingat, sama seperti saat kami mencari keberadaan Masjid Niu Jie di Beijing, bangunan masjid di China tak ada yang memiliki kubah seperti masjid pada umumnya. Hehehe.

20151018_181822
Gambar di dinding

Sebuah pintu kecil menandai jalan masuk menuju ke dalam masjid. Kami tak lupa mengucapkan Assalamu`alaikum saat berpapasan dengan beberapa penduduk lokal yang akan menunaikan sholat. Sayangnya hari sudah mulai gelap. Aku tak begitu jelas melihat apa yang ada di sekeliling.

Dengan dibantu cahaya lampu remang-remang perlahan kami mulai memasuki halaman masjid. Kami sedikit kebingungan awalnya, namun seorang pria menghampiri kami dan bertanya kami berasal dari mana.

“Are you Moslem?”

“Yes, I`m Moslem. I want to pray here”.

Suamiku juga mengatakan bahwa ia mencari tempat untuk berwudhu. Dengan wajah ramah pria tadi mengantarkan suamiku menuju arah tempat berwudhu bagi laki-laki. Aku menunggu sambil duduk tak jauh dari masjid sebab sedang berhalangan sholat.

“Where are you from? Malaysia?”

“No, I`m from Indonesia”.

“Mmm… Indonesia. Apa kabar? What`s your name?”

“Arman. I`m fine. Do you speak Bahasa?”

“I`m Abdul Razaq. I don`t speak Bahasa, I only know apa kabar and terima kasih“.

Lalu pria tadi berkata pada teman-temannya yang ada di sekitar tempat wudhu pria,

“Hey… he`s Moslem from Indonesia”.

Malam itu cukup ramai warga lokal yang akan menunaikan ibadah sholat maghrib di masjid ini. Saat mereka sedang sholat, aku berjalan di sekitar masjid sambil melihat-lihat. Rasanya sedikit menyesal kami tak berhasil menemukan lokasi masjid ini sehari sebelumnya. Padahal waktu itu kami sempat mencari tempat ini pada siang hari.

Masjid Raya Xi`an adalah masjid tertua dan terbesar di China. Ia berlokasi tepat di tengah kota dan berada di area dalam tembok kota Xi`an. Masjid ini dibangun pada tahun 742 Masehi di masa Dinasti Tang (618-907) dan menjadi saksi sejarah perkembangan Islam di China. Luar biasa, berarti usia masjid ini sudah sekitar 13 abad !

Bentuk masjid dengan luas bangunan 4000 meter persegi dan menempati area seluas 130.000 meter persegi ini terbilang unik. Bentuk bangunannya lebih mirip kelenteng daripada masjid. Perpaduan arsitektur Arab dan China sangat kental terasa.

Areal masjid berbentuk persegi panjang dan terbagi menjadi 4 area. Karena saat kami tiba di sana hari sudah mulai gelap dan sudah tiba waktu untuk sholat maka aku tak sempat memotret bangunan dan simbol-simbol di area tadi. Aku hanya memotret area ke-empat yakni bangunan ruang sholat utama, itupun hanya dari sisi luar.

Sesaat sebelum memasuki area tempat beribadah kita melewati semacam gapura terbuat dari batu yang dihiasi kaligrafi Arab pada sisi atas nya. Lalu di depannya terlihat sebuah hiasan yang terbuat dari batu.

20151018_175138
Gapura yang difoto dari sisi masjid
20151018_175206
Sebuah hiasan terbuat dari batu

Bagian utama dari masjid ini adalah ruangan sholat yang mampu menampung hingga lebih dari 1000 jamaah. Ternyata luas juga ya?

20151018_175022-01
Ruang utama sholat
20151018_175648-01
Bangunan yang berwarna-warni
20151018_175301
Suasana usai sholat maghrib

Masjid ini kini menjadi salah satu objek wisata terkenal di Xi`an dan dibuka setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga 7.30 malam. Bagi pengunjung yang non Muslim akan dikenakan biaya masuk sebesar CNY 15/orang. Dan tentunya tidak diizinkan memasuki ruang utama untuk sholat. Selain itu, Masjid Raya Xi`an telah tercatat sebagai bagian dari UNESCO Islamic Heritage pada tahun 1985.

Rasanya ingin lebih lama menghabiskan waktu di tempat ini. Namun angin malam berhembus cukup kencang pada malam itu, sementara aku duduk di luar dan hanya mengenakan jaket tipis. Bbbbrr… dingin ! Usai suamiku melaksanakan sholat maghrib, di dekat gerbang masjid semua jamaa`ah yang tadi melaksanakan sholat kembali mengucapkan salam.

“Thank you for coming here. See you… Assalamu`alaikum”, ujar salah satu dari mereka dengan wajah berseri.

Seketika aku merasa sangat terkesan dengan keramahan warga Muslim di sini. Rasanya menyenangkan sekali bila kita bisa bertemu sesama Muslim yang berasal dari negara lain. Dalam beberapa kali kesempatan, saat kami secara tak sengaja bertemu dengan warga lokal yang beragama Islam, mereka menyambut kami dengan sangat ramah. Ah, aku senang berada di kota ini !

Cara menuju ke Masjid raya Xi`an :

Naik subway line 2, keluar di Zhonglou (Bell Tower Station), lalu berjalan menuju Drum Tower (melalui underpass). Temukan pintu masuk menuju masjid yang ada di Huajue Lane di arah Barat Laut dari Drum Tower

Tiket masuk (bagi non Muslim) : CNY 25 (Maret – November), CNY 15 (Desember – Februari)

 

Baca sebelumnya : Bersepeda di Xi`an City Wall

 

*Foto-foto ini diambil menggunakan smartphone Samsung Galaxy S6 (di-resize)

 

 

 

42 thoughts on “Bertemu Sesama Muslim di Masjid Raya Xi`an

  1. Seneng ya kak ketemu sodara seiman di luar negeri. Apalagi menikmati keindahan masjid Xi’an..aku jd teringat masjid cheng ho di surabaya. Arsitekturnya peepaduan Arab dan China jg

    Like

    • Seneng banget bisa ketemu sesama muslim di China mba, secara di sana masih berpaham komunis. Kalo ga salah Laksamana Cheng Ho juga yang membangun masjid Xi’an ini, dan kebetulan ada beberapa jejak peninggalan dia di Indonesia, termasuk masjid Cheng Ho yang di Surabaya *cmiiw.

      Like

    • Seneng kalo yang baca bisa ikut ngerasakan suasana waktu di sana mba… hehehe😀. Surprise juga bisa ketemu saudara seiman di negri China, dan mereka ramah-ramah kalo ketemu sesama muslim. Mungkin karena saking jarangnya yah😀.

      Like

    • Iya mba, arsitektur masjidnya unik, cuma sayang ga puas motret karena rada gelap :(. Tapi memang muslim di kota Xi’an baik dan ramah-ramah menurutku, beda dengan di Beijing.

      Like

  2. iya sama mba, kalo ketemu sama saudara pas dimasjid seneng rasanya… padahal mah ya nggak kenal juga yah 😀

    ujung2nya nyari face2 melayu/ indonesia.. biar seru obrolannya 😛

    Like

  3. Pada dasarnya masjid di Indonesia juga tidak berkubah mba 🙂 tapi bergaya Limasan. Hanya saja masih banyak kita, warga Indonesia yang tidak sadar akan hal itu. Kalo mba penasaran gimana gaya Limasan silahkan googling. Namun, dari beberapa sumber. Pengaruh Masjid Raya Baiturrahman di Aceh, membawa dampak bagi banyak daerah di Indonesia yg pada akhirnya menggunakan gaya kubah pada desain masjid. Dan sebenarnya gaya kubah ada gaya arsitektur dari Timur Tengah dan Turki.

    Hmmm, seru ya mba?
    Rizky juga masih cari tahu infonya. Kalo udah cukup bahan, baru berani nulisnya 🙂

    Thank you mba tulisannya yg seru ini..

    Like

    • Hai Ky, iya bener banget… yang berkubah itu kebanyakan mengadopsi gaya Timteng dan Turki (jadi inget sama Blue Mosque yang punya beberapa kubah). Di Indonesia ada beberapa masjid yg ikut gaya arsitektur tadi. Dan pas lihat masjid Cheng Ho yang di Surabaya malah persis kayak di China. Yang menarik di China ini selain arsitektur dan desain masjidnya, juga cara mereka beribadah, dimana tempat ibadah pria dengan wanita selalu dipisah bangunannya. Suara lantunan ayat-ayat sucinya juga terdengar khas seperti kalo kita mendengar musik tradisional China Ky :D.

      Like

    • Setuju mba… hati langsung adem dan hepi banget dengan keramahan mereka hehehe. Aduh itu perjuangan bangeeet nyari masjidnya… huhuhu… soalnya ada di dalam lorong sempit dan penampakannya ga kayak masjid pada umumnya😀.

      Like

    • Hepiiii rasanya pas ketemu mereka di sana Feb, apalagi jarang banget nemu orang chinese muslim di Indonesia hihihi. Mereka juga seneng banget kita kunjungi… Aaah kamu udah keburu diculik orang, ketinggalan dah aku :p

      Like

  4. Masjid Raya Xian ini luas sekali mba, tapi tidak tingkat ya?.. Aku penasaran sama batu yang ada di depan masjid itu untuk apa ya.. Hehhehe.. Dan ternyata orang muslim di china ramah ramah dengan turis muslim lainnya, sayang pengambilan fotonya pas maghrib karena agak gelap ya mba.. Lain kali sholat Dzhur disini, pasti pemandangan nya lebih indah. Amin.

    Like

    • Masjidnya luas tapi 1 lantai aja mba Asti. Hihihi sama aku juga penasaran ga tau tuh batu buat apa😀. Sayangnya nemu masjid ini udah gelap jadi minim yang bisa difoto mba, soalnya posisinya ternyata dalam gang sempit gitu. Seandainya kami punya lebih banyak waktu tempo hari, pasti mampir kesana lagi untuk sholat zuhur :).

      Like

  5. beruntung bgt dirimu ketemu mesjid pas di sana mba.. tp memang sih, mesjid di china ga berbentuk kubah sih, jd bingung kalo mau nyari ;p.. suka ih liat design mesjidnya…. ga kliatan mesjid, tapi bagus dan unik

    Like

    • Kami memang sengaja nyari masjid bersejarah mba, jadi berkunjung deh ke masjid raya Xi’an dan masjid Niu Jue yg di Beijing. Soalnya kan unik, di China pahamnya komunis tapi muslim nya bisa hidup damai berdampingan dengan yg non muslim. Apalagi Xi’an, kota pertama jalur sutera, jadi pasti menarik banget buat ditelusuri jejak Islamnya disana😀. Kami berdua suka wisata heritage juga selain ke mall mba hahaha. Desain masjid di China unik dan samasekali ga mirip masjid di Indonesia, pas nyari sampe nyasar-nyasar hihihi😀.

      Like

  6. Mba seru banget petualangannya jadi terhanyut ikut masuk ke dalam cerita. Jd ikut ngerasain perasaann senengnya jg bisa ketemu saudara sesama muslim di sana. Smg ada kesempatan main2 ke sana nih. 🙂

    Like

    • Hai mba.. thanks udah mampir ya😀. Seneng banget rasanya bisa ketemu sesama Muslim di China. Soalnya mereka kan minoritas. Aku terkesan dengan keramahan mereka mba☺.

      Like

  7. wah jadi pengen rencanain liburan kesana mbak, salam kenal mbak, kalau ada waktu singgah ke blog saya mbak : mhdanugrah.wordpress.com

    Like

    • Bener mba, naik kereta subway dari arah manapun menuju perhentian di Wulukou dan akan jalan kaki sejauh 700 meter ke Xi’an Railway Station (bukan Xi’an North Railway Station ya mba, beda soalnya). Bus nya ada di East Square dari stasiun subway itu.

      Like

      • Hehhe makasih ya kak…. Soalnya aku baca di bbrp blog ga infoin hal ini.. Jd yg ada dipikiranku station bis 306 deket sama xian railway station, abis turun dr kereta sleeper jaln dikit lgsg naik bus 306… Tnyata harus naik subway dulu ya…
        Di xian railway ada penitipan barang tidak ya kak?

        Like

        • Sama2 mba :D. Jangan sampe keliru ya mba, Xi’an North Railway St dengan Xi’an Railway St itu stasiun yg berbeda. Jadi mba pastikan dulu nanti keretanya berhenti di stasiun yg mana. Kalau memang di Xi’an Railway St berarti bisa langsung ke east square untuk naik bus nya.

          Kalau penitipan barang di stasiun KA siy kurang tau juga ya mba, secara kami ga pernah nitipin barang disana :).

          Like

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.