Keindahan kota Xi`an tak pernah habis untuk dinikmati para pelancong. Walau pagi itu langit tak secerah kemarin karena tertutup kabut, tak menghalangi gerak kaki kami untuk berjalan-jalan di pusat kota yang terletak tak jauh dari hotel tempat kami menginap.
Suhu udara di China terasa semakin sejuk menjelang akhir musim gugur di bulan Oktober 2015. Aku mengenakan blouse lengan panjang berbahan lembut dan jaket merah. Warna kesukaanku. Perjalanan hari ini adalah mengunjungi 2 buah menara yang letaknya saling berhadapan. Menara yang sangat terkenal sejak masa Dinasti Ming berkuasa dahulu.
Pada sekitar tahun 1300-an, terdapat 2 buah menara yang dijuluki ‘sister building‘ yakni Bell Tower dan Drum Tower. Sekilas bentuk kedua bangunan ini tak memiliki perbedaan yang signifikan. Namun bila ditinjau dari sisi sejarah, ternyata keduanya memiliki fungsi dan keunikan masing-masing.
Untuk tiba di Bell Tower, kami berdua memilih untuk naik kereta subway. Usai keluar dari stasiun subway Zhonglou, kita akan berada tepat di sebuah persimpangan jalan besar. Bingung juga awalnya, mau berjalan ke arah mana ya? Tak jauh dari tempatku berdiri terlihat sebuah lorong kaca bertuliskan Underpass to The Bell Tower. Oh ternyata harus melewati jalur bawah tanah untuk menuju ke Bell Tower yang terletak di seberang jalan.

Underpass ini cukup luas dan menjadi jalur penghubung menuju ke beberapa titik. Walau kondisinya tidak terlalu bersih dan saat melintas di dekat toilet tercium aroma sedikit pesing, namun cukuplah untuk sekedar menjadi jalur penghubung. Tak perlu merasa bingung sebab hampir di setiap jalur keluar menuju eskalator ke atas, terdapat papan petunjuk arah yang sangat jelas.

Kami berjalan mengikuti petunjuk arah menuju ke Bell Tower. Sebelum tiba di sana, pengunjung harus membeli tiket masuk terlebih dahulu. Kami membeli tiket terusan untuk masuk ke Bell Tower dan Drum Tower sekaligus. Dan seperti biasa, ketika akan memasuki sebuah tempat wisata pengunjung harus melewati security check.

Kami menaiki beberapa anak tangga untuk menuju ke Bell Tower yang terletak cukup tinggi. Aku dan suami menyaksikan pemandangan kota Xi`an dari ketinggian. Terlihat lalu lintas belum terlalu padat karena hari masih cukup pagi. Gedung-gedung tinggi meliputi hampir seluruh bagian kota yang nampak dari arah sini.

Bell Tower setinggi 36 meter dibangun pada tahun 1384 oleh kaisar Zhu Yuanzhang pada masa Dinasti Ming. Dahulu Xi`an merupakan kota militer terpenting di Barat Laut China. Menara ini dibangun untuk menguasai daerah sekitar pedesaan dan untuk memberikan peringatan awal dari serangan penguasa lain kala itu.
Bangunan Bell Tower yang didominasi oleh warna merah ini memiliki dua lantai. Di lantai 1 terdapat sebuah ruangan mirip aula. Sejumlah peninggalan budaya turut dipamerkan disini. Di dinding aula tercatat beberapa sejarah renovasi menara ini.
Tak cukup hanya sampai disitu, aku dan suami menaiki anak tangga kecil yang terletak di salah satu sudut aula. Tiba di lantai 2 kita bisa melihat beberapa plakat yang mencatat sejumlah relokasi menara. Ternyata letak menara ini sudah dipindahkan dari tempat aslinya sejauh 1000 meter pada tahun 1582.
Perpindahan menara tersebut menjadi catatan prestasi dalam sejarah arsitektur China. Kini semua bagian dari menara yang kita saksikan adalah asli, kecuali bagian dasar menara yang telah mengalami perbaikan.
Di sisi luar aula terdapat bel berukuran raksasa setinggi 2,45 meter dan berat 6,5 ton dengan prasasti yang diukir di atasnya. Bel asli yang dikenal dengan nama Jingyun Bell kini telah berpindah ke Forest of Stone Steles Museum pada tahun tahun 1953. Yang kita lihat di menara ini merupakan replika yang diletakkan sejak tanggal 30 Januari 1997.




Di bagian luar sekeliling aula tersedia beberapa bangku untuk tempat bersantai sambil menikmati pemandangan kota Xi`an. Lumayan untuk melepas lelah.

Yang paling aku suka dari tempat ini adalah taman yang terdapat di bagian bawah menara. Taman berpagar itu ditanami rumput dan aneka bunga *sayang lupa difoto. Kebayang kalau memasuki musim semi pasti bunga-bunganya akan bermekaran dan terlihat semakin indah.
***
Usai mengunjungi Bell Tower rasanya ada yang kurang kalau tidak mengunjungi Drum Tower yang terletak di arah Barat Laut. Penasaran juga sih, ada apa di atas sana ya? Dengan berjalan melintasi beberapa kedai penjual aneka souvenir kamipun tiba di Drum Tower.
Jika Bell Tower dijuluki dengan ‘morning bell’, maka Drum Tower dijuluki dengan ‘dark drum’. Dibangun pada tahun 1380 konon drum ini dahulu digunakan sebagai tanda berjalannya waktu. Dalam situasi darurat, drum tersebut juga digunakan sebagai alarm peringatan. Kini walau tidak difungsikan sebagai penanda waktu lagi, di tempat ini pada waktu-waktu tertentu para pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan musik tradisional.
Seperti halnya Bell Tower, Drum Tower juga telah mengalami beberapa kali renovasi sejak tahun 1950an. Pada tahun 1996 pemerintah kota Xi`an memutuskan untuk membuat drum berukuran besar setinggi 1,8 meter dan berat 1,5 ton, dengan diameter permukaan sebesar 2,83 meter. Wuih, besar banget!




Letak Muslim Quarter secara kebetulan bersisian dengan Drum Tower, sehingga kita bisa melihatnya dari atas menara.

Capek juga berjalan kaki dan naik turun anak tangga di kedua menara tadi. Usai mengunjungi Drum Tower kami berdua mampir di salah satu pusat perbelanjaan modern yang terletak di seberang jalan. Ceritanya mau nyari tempat ngopi sekalian mengistirahatkan kaki. Dan penjelajahan kami berakhir sementara di gerai kopi Starbucks di sebuah mall. Setelah melepas lelah di sana, kami akan melanjutkan penjelajahan ke Muslim Square (lagi).





Cara menuju ke Bell Tower :
Naik subway Line 2 ke Zhong Lou (Bell Tower Station), lalu berjalan kaki melalui Bell Tower Underpass
Tiket masuk : CNY 35 (untuk Bell Tower atau Drum Tower saja), CNY 50 (untuk tiket terusan Bell Tower dan Drum Tower)
Jam buka : 08.30-21.30 (1 April-25 Oktober), 08.30-18.00 (26 Oktober-31 Maret)
Baca sebelumnya : Bertemu Sesama Muslim di Masjid Raya Xi`an
I travel because there is no cure for curiosity (Sena H. Cam)
haduh,kapan ya bisa berkunjung ke negara lain, trus menyapa muslim disana. keren tuh kak, muslim quarter ya.
itu tower bell yg ada pemukul bedugnya , sering diadakan perayaan besar disana ya kak ?
pernah nonton di tv .
LikeLike
Lain rasanya memang kalo pas traveling ke negara yang minoritas muslimnya tapi banyak cerita unik dibaliknya, ya kayak Xi’an ini☺. Lihat mereka aja hati langsung adem hehehe. Setahuku kalo perayaan atau pertunjukan adanya di Xi’an city wall, kurang tau juga apa pernah dibikin di drum tower atau ngga😀.
LikeLike
ajak ajak kak mana tau dapat jodoh di sana awak kahaha
LikeLike
Wkwkwkwk.. jadi maunya cewe China ato cewe Turki Yog?😂😂
LikeLike
Bagus2 bener fotonya mba terutama drum tower dan bell tower di malam Hari.. Segera listnya 😀
LikeLike
Thanks ya mas… menara-menara tadi memang indahnya kalo malam hari, terutama pas senja menjelang gelap. Lampunya full☺. Ayooo siapa tau next time tertarik ke Xi’an hehehe😀. *menebar virus*
LikeLiked by 1 person
Siap. Mudah2an ya mba molly 😀
LikeLiked by 1 person
Aamiin… semoga bisa mas😀.
LikeLike
Mbaak, foto nya lengkap.. *kecuali yang taman ya hehe mungkin saking terkesima jadi lupa yah hihi
Tempatnya bagus ya.. Semoga suatu hari bisa kesanaa
LikeLike
Thanks mba😀. Iya kelupaan motret tamannya euy… hihihi. Tempatnya asyik mba, buat duduk-duduk sambil baca ato liat pemandangan kota pas banget.
LikeLike
Mbak salam kenal, makasih sudah mampir ke blog saya, mbak travel blogger ya, haduh jadi kangen China, bell tower cantik nian di malam hari, di China memang penuh gemerlap lampu ya mbak kalau malam
LikeLike
Salam kenal mba😀, iya aku suka traveling jadi ngeblog soal traveling juga hehehe. Sama nih mba, aky kangen China terutama Xi’an.. belum puas jelajahnya padahal udah 4 malam disana hahaha. Menara-menara tadi cantik banget kalo malam☺.
LikeLike
wow…
serba merah, jadi inget sama taun baru imlek yang bentar lagi tiba ya mak 😀
someday moga2 bisa berkesempatan mengunjungi kota xian 🙂
LikeLike
Hehehe.. bener mba, warna merah khas banget China ya. Pasti di Xi’an sekarang lagi gemerlap dengan lampion-lampion😀. Moga-moga kesampaian kesana ya mba.. Aamiin :).
LikeLiked by 1 person
Subhanallah. Bagus banget …. Semoga bisa ke tempat ini secara langsung. Terutama buat aku yang suka warna merah ini. ^^
LikeLike
Aamiin… moga-moga bisa ke Xi’an ya mba. Warna merahnya memang cihuy.. hehehe😀. *sesama penggemar merah
LikeLike
Aamiin. 🙂 Makasih doanya Mbak
LikeLiked by 1 person
Sama-sama mba😊
LikeLike
Wah mba aku pembaca setiamu edisi Xian sambil menimang pilihan ke Xian suatu hari nanti 😀
LikeLiked by 1 person
Hehehe… maachi mba😀. Sekarang aku suka rekomendasikan Xi’an ke temen-temen juga, soalnya masih banyak yang kurang familiar karena kebanyakan cuma tau Beijing n Shanghai😀.
LikeLike
komen mangap ajalah iyah kak menikmati tulisan kakak ini :0
LikeLike
Awas masuk angin Yaaaahh… hahaha😀
LikeLike
Aku selalu ngebayangin China itu hiruk pikuk banyak banget orangnya. Di foto2 itu kok suasananya enak banget ya, smp ada yg pacaran itu heheee
LikeLike
Kalo di Beijing dan Shanghai memang berasa crowded nya mba Lusi, secara manusianya berlimpah hahaha😀. Di Xi’an suasananya tetep hidup tapi gak hiruk pikuk dimana-mana gitu, malah enak bisa nyantai menikmati kota. Hihi sampe ada yang nyempil pacaran lagi :p
LikeLike
Bell Tower itu dulu pernah dibuat syuting film boboho nggak sih ya? soalnya ada lonceng gitu mbak, terus yang nabuh pake kepalaa biksu. tabuhiiiiin lonceng itu pake kepalaku mbak, tabuhiiiiiin wkwkw 😀
LikeLike
Boboho? Aku kurang tau Feb… hahaha😀. Yodah sini mana kepalanyaaa.. siap-siap yoo aku sorongin ke lonceng… 1…2… *tutup mata tutup kuping :p
LikeLike
Waaaks, padahal itu filmku semasa kecil mbak 😀 sibiksu koplak tuh boboho 😀
._. ampun deh ini, malah beneran ditabuhin ._. wwkwkw 😀
LikeLike
Kalo Boboho nya mah aku tau Feb.. yang ga tau apa pernah syuting itu disana apa ngga hahaha😀. Yaiya ditabuhin… your words is my command.. Wkwkwkwk :p
LikeLike
Woalaaah 😀 iya ding, boboho kan kondang wkwkw ._.
tapi kayaknya syuting disana deh, eh, tauk ding ._.
Duh, brati aku ganti kalimat deh. Nikahin aku sama Pevita pearce, mbak :p
LikeLike
Hahaha.. yakali yak😂😂. Wadaw Pevitaaaaa?? Kudu tunggu die khilaf keknya Feb.. Bhahahaha :p
LikeLike
Dan dia nggak akan pernah khilaf kayaknya ya mbak 😀 wkwkw
LikeLike
Wkwkwkwkwk… siapin jampi-jampi aja :p
LikeLiked by 1 person
Waah pas malam ternyata bagus juga ya banyak lampu lampunya.
Btw itu tiggii ya 36 meter, monas kalahh
LikeLike
Pas malam justru lebih keren karena lampu-lampunya full mba. Indaaah banget😀. Tingginya lumayan, masih kalah sama tingginya monas siy mba hehehe☺
LikeLike
dari atas nampaknya kayak asia mega mas ya kak Muslim Quarter nya 😀
LikeLike
Hihihi… kira-kira gitu, tapi makin masuk ke dalam makin padat sama pengunjung plus penjualnya😀
LikeLike
saya baca-baca posting di blog ini seperti baca cerita, mengalir semua enak bacanya 🙂 Saya pikir di China crowded ternyata ga semua seperti itu ya
LikeLike
Hai mba… makasih udah mampir di blog ku ya😀. Awalnya aku juga mikirnya China crowded banget, ternyata di Xi’an justru lebih tenang. Kalo Beijing memang crowded.. hehehe😀.
LikeLike
Mbak Molly, tetiba aku langsung ngefans sama mbak, foto – fotonya keren semua. Jadi kepengen juga bisa pergi kesana, sayang ya taman bunganya nggak difoto, penasaran deh aku 😀 hehehe
LikeLike
Hai mba Riska… makasih udah mampir ya😀. Kalau ada rezeki dan kesempatan mba harus ke Xi’an loh, kotanya asyik hehehe😀. Aku kelupaan motret taman gegara kagum liatin bunga-bunganya… huhuhu.
LikeLike
Duh, kapan ya tabunganku bisa dibongkar buat pergi ke Cina.
Xian ini salah satu kota yang ada dalam mimpi jalan-jalanku, Molly.
Makin menggebu baca postinganmu 😀
LikeLike
Insya Allah bisa segera ke China ya mak Indjul😀. Aku juga terkesan banget dengan Xi’an ini, banyak hal menarik di sana. Bahkan daripada Beijing aku lebih suka Xi’an hehehe😀.
LikeLike
Seru banget mbaaa. Aku pengen ke sana deh jadinya. 😀 Btw, lagi berkabut ya mba di sana?
LikeLike
Iya seru banget mba :D. Perjalanan ke Xi’an ini pas musim gugur bulan Oktober 2015 lalu sesudah dari Beijing. Hampir masuk ke musim dingin jadi udaranya sejuk dan berkabut tipis. Enak loh mba jalan-jalan kesana pas musim gugur hihihi😀 *ngeracunin*
LikeLike
Huaaaa pengen ih. Mudah-mudahan segera kesampaian ke sana. Sekarang bertahap duluu jalan-jalannya 😀
LikeLike
Aamiin… semoga ya mba😀
LikeLike
Wiiihh jadi tambah pengen ke China nih… Foto2 arsitekturnya super keren.. 😉
LikeLike
Thanks mba… yuk yuk ke China😀
LikeLike
wah sementara saya hanya bisa menikmati foto dan cerita menarik Xi’an, entah kapan saya bisa kesana di Indonesia saja cuma baru ke Jogja belum pernah pergi ke luar Pulau Jawa
LikeLike
Mudah-mudahan ini jadi motivasi buat pergi menjelajah ke tempat-tempat indah dan menarik ya mas☺. Makasih udah berkunjung kesini.
LikeLike
Pemandangannya keren banget!
Nuansa merah gini kok jadi inget Sam Poo Kong di Semarang ya 🙂
LikeLike
Bener mba, cakep😀. Aku malah pingin ke kelenteng Sam Poo Kong itu loh, belum pernah soalnya.
LikeLike
Berasa di lokasi shooting film shaolin Mba liat foto Drum towernya, btw nice info Mba, ternyata destinasi wisata di China ga melulu Tembok Besar. Nanti, jika kami mengadakan lomba blog, kami tunggu partisipasinya ya mba 🙂
LikeLike
Betul, China banyak bangeeeet tempat-tempat bersejarahnya dan keren-keren semua :D. Siip.. kalo ada info lomba nanti dishare aja ya, makasih :).
LikeLike
Halo mbak molly, saya ingin menanyakan apakah perlu naek metro jika dari hotel To yoo ke muslim quarter?
Trimakasih.
LikeLike
Dari Toyoo hotel sebetulnya bisa langsung jalan kaki aja skitar 300-400 meter ke salah satu ujung muslim quarter, mba. Tapi kalo mau naik metro juga bisa. Ambil jalur yg turun deket drum tower/bell tower gitu kalo ga salah. Nanti tinggal nyebrang lewat underpass.
LikeLike
great journey….congratz….salam dari Surabaya
LikeLike
Terima kasih, Mbak. Salam kenal, ya🙂
LikeLike