Dibalik Kandang Kebun Binatang Medan

Dibalik Kandang Kebun Binatang Medan — Seporsi nasi gurih di hadapanku hampir habis. Pada setiap akhir pekan aku dan suami selalu menyempatkan diri sarapan di tempat ini. Tempat favorit kami. Tak peduli jaraknya yang cukup jauh dengan rumah. Entah kenapa kami berdua suka menghabiskan waktu lumayan lama berada disana.

Kebun binatang Medan
Kebun Binatang Medan

“Bang, enaknya hari ini kita motret dimana ya?”

Awalnya terbersit beberapa nama tempat yang menarik. Hingga akhirnya kami sepakat akan berkunjung ke Kebun Binatang Medan nanti siang. Sebuah tempat yang selalu memancing rasa ingin tahuku.

 

Perjalanan menuju kesana dimulai. Aku dan suami sengaja mengajak keponakan-keponakan dan adik bungsuku Icha untuk meramaikan. Untung saja kapasitas kabin mobil kami cukup untuk menampung mereka semua. Toh masih kecil-kecil, pasti cukuplah duduk di deretan kursi tengah mobil. Seperti anak-anak pada umumnya, ketiga keponakanku tadi terlihat antusias sekali. Diantara ketiganya, cuma Lala, keponakanku yang paling besar, yang pernah berkunjung kesana. Dua orang adiknya belum pernah samasekali.

 

Mobil perlahan memasuki area parkir Kebun Binatang Medan usai menempuh perjalanan kurang lebih 35 menit. Kebetulan hari itu adalah hari Minggu. Pasti pengunjung cukup ramai. Terlihat dari banyaknya motor maupun mobil yang parkir.

Hutan kota Kebun Binatang Medan

Setiap kali mendengar kata kebun binatang, aku selalu membayangkan sesuatu. Kata kebun yang menyiratkan sebuah tempat nan asri. Suasana yang tenang dan menenangkan. Banyak pohon-pohon rindang, bahkan ada aliran sungai kecil. Terdengar suara gemercik air yang melalui bebatuan sungai. Kebun yang menjadi tempat edukasi serta menyambut ramah setiap pengunjung yang datang.

 

Saat memasuki area kebun binatang, kami sudah disuguhi irama musik yang kencang. Sumber suara berasal dari sisi sebelah kiri. Ternyata ada seseorang tengah memainkan alat musik keyboard, lengkap dengan seorang biduan. Ah, kenapa harus ada gangguan model begini? Di tempat seperti ini? Kesan pertama sudah tak nyaman. Kamipun berlalu.

 

“Hana, itu ada rusa” aku sambil menggandeng tangan mungilnya dan menghampiri kandang rusa. Matanya berbinar. Ia tampak gembira.

“Kayak rusa yang di USU ya” mama Hana menimpali.

Rusa di Kebun Bintang Medan
Rusa di Kebun Binatang Medan

Kami semua berdiri tepat di pinggir kandang rusa berukuran besar. Bukan kandang sih, karena tidak tertutup keseluruhan. Hanya tembok rendah yang dipasangi pembatas kawat layaknya sebuah sekat. Karena rusa-rusa tadi mendekat, adikku lantas membeli 3 ikat kangkung yang dijual. Keponakan-keponakanku dengan antusias memberi makan rusa-rusa yang terlihat lapar. Hana agak takut-takut pada mulanya. Lama kelamaan ia menikmati memberi makanan pada hewan. Aku dan suamiku sesekali mengabadikan mereka.

Memberi makan rusa di Kebun Binatang Medan
Memberi makan rusa

Udara pada siang itu cukup panas. Walau matahari tidak bersinar dengan terik, udaranya bikin gerah. Padahal pohon-pohon disana lumayan rindang. Banyak pengunjung yang memutuskan untuk sekaligus piknik. Mereka duduk-duduk beralaskan tikar plastik di area yang ditumbuhi rumput.

 

Kaki-kaki ini terus berjalan melintasi jalan setapak. Sesekali kami berhenti bila melewati kandang hewan. Koleksi Kebun Binatang Medan sudah jauh berkurang dibandingkan dulu sewaktu aku masih sekolah. Jenisnya pun sudah tak banyak lagi. Entah apa yang terjadi dengan pengelolaan kebun binatang ini.

 

“Mami, nanti kita lewati sungai dulu, trus baru liat harimau” terang Lala bersemangat.

“Lala gak capek, nak?”

“Nggak mami, Lala gak capek”.

 

Rasa lelah mulai hinggap. Padahal aku cukup terbiasa jalan berkilo-kilo meter saat traveling. Mungkin karena pengaruh udara yang panas juga. Terasa agak ngos-ngosan. Sementara ketiga keponakanku seolah punya energi yang tak ada habisnya. Mereka masih terlihat bersemangat. Begitulah anak-anak.

Jembatan di Kebun Binatang Medan
Melintasi jembatan kecil di atas sungai

BeautyPlus_20160403204122_save

Usai melewati sungai yang kering karena musim kemarau, kami masih harus berjalan lagi sebelum menemukan kandang harimau. Jalannya mulai terasa sedikit menanjak. Aku berhenti sebentar untuk mengambil napas. Pemandangan di sekitar terlihat masih asli. Sesekali terdengar kicauan burung-burung liar yang beterbangan. Aku menyukai suasana seperti ini. Suasana yang membawa kita kembali ke alam.

2016_0403_15315700

Tak begitu jauh dari tempat tadi tampaklah deretan kandang terbuka yang dihuni oleh beberapa ekor harimau. Ada yang bermalas-malasan, ada yang hanya berjalan mondar-mandir, dan ada pula yang tengah asik berendam di kolam bak yang tersedia. Ketiga keponakanku tertegun melihat tingkah laku harimau-harimau tadi. Lala dan Habib sibuk memotret dengan handphone masing-masing.

Harimau di Kebun Binatang Medan
Harimau yang berjalan mondar-mandir
Harimau duduk santai di kebun binatang
Berendam dan duduk santai

“Gini cara ngambil fotonya La, kalo jauh di zoom dulu” aku mengajari Lala memotret.

Keponakanku yang duduk di bangku Sekolah Dasar itu memang senang memotret. Aku melihat bakatnya mulai nampak. Tinggal diasah saja.

“Kek gini mami?” ia menunjukkan padaku hasil jepretannya.

“Iya La” jawabku tersenyum.

 

Tenggorokanku terasa kering. Kamipun membeli beberapa minuman dingin yang dijual di dalam area kebun binatang. Sebotol teh instan dingin menghilangkan dahagaku. Di tengah udara yang panas seperti ini memang sebaiknya sering minum agar tidak dehidrasi. Adikku meladeni satu persatu keinginan masing-masing anaknya dan mengambil minuman dari dalam lemari pendingin.

“Hana ga usah minum dingin ya, kan lagi batuk” ujar mamanya sambil menyodorkan sebotol air mineral.

 

Kandang-kandang hewan yang kami lewati terlihat diurus seadanya. Bahkan ada yang kehabisan air minum. Aku memperhatikan kondisi beberapa kandang yang kurang layak. Aroma kurang sedap yang berasal dari kotoran maupun sisa makanan terasa cukup mengganggu. Aku kasihan melihat hewan-hewan di dalamnya. Beberapa hewan juga terlihat kurang bersemangat. Hanya duduk atau tergolek di sudut kandang.

Beruang di Kebun Binatang Medan
Beruang berendam di dalam bak
Landak di Kebun Binatang Medan
Landak tengah tidur

Burung di Kebun Binatang Medan

20160403_161229

Suasana kebun binatang yang ramai pada akhir minggu seperti ini sebenarnya baik dan menguntungkan. Hanya saja perilaku beberapa pengunjung kurang terpuji. Seperti melemparkan botol minuman kosong atau makanan yang bukan diperuntukkan bagi hewan. Padahal di setiap kandang hewan ada larangan tentang hal itu. Miris melihat kelakuan pengunjung yang kerap berlaku sesuka hatinya tanpa memperhatikan kebersihan maupun keberlangsungan hewan-hewan tadi. Seandainya saja ada petugas yang rutin berpatroli, mungkin hal itu bisa diminimalisir. Pengunjung nakal harus mendapat teguran hingga denda untuk efek jera.

 

Aku mengedarkan pandangan. Tiba-tiba aku melihat seekor gajah tengah berjalan-jalan. Pengunjung naik bergiliran untuk menungganginya. Keponakan-keponakanku berjalan mendekati gajah tadi. Dan aku baru menyadari rupanya ada seekor gajah lain yang berada tak jauh dari tempat tadi. Gajah itu hanya berdiri di tengah-tengah lapangan rumput yang tak begitu luas.

Gajah di Kebun Binatang Medan
Memperhatikan gajah

Foto bersama gajah Kebun Binatang Medan

Foto dekat gajah

Foto bareng gajah Kebun Binatang Medan

Kami melanjutkan berkeliling kebun binatang yang luas ini. Hana mulai merengek kelelahan. Adikku terpaksa menggendongnya. Karena kasihan, akhirnya suamiku berinisiatif menggendong Hana di pundaknya sambil mengajak melihat beberapa kandang hewan. Perjalanan kali ini memang tanpa kehadiran stroller langganan. Biarlah Hana menikmati acara jalan-jalan dengan melatih kakinya untuk berjalan jauh.

BeautyPlus_20160403204155_save

BeautyPlus_20160403204419_save

Aku mengernyitkan dahi ketika kami tiba di depan sebuah kandang hewan sejenis kera. Menurutku hewan ini stress karena banyaknya pengunjung yang berjejer di depan pembatas kandang. Yang menarik perhatianku sebenarnya bukanlah aktifitas kera, melainkan sesosok manusia yang terlihat sedang duduk di dalam kandang sempit di belakang kera tadi. Loh, kok ada manusia di dalam sana? Samar-samar aku melihatnya sedang menikmati nasi bungkus. Aku makin heran. Terkurung di dalam kandang pastinya bukan suatu pilihan kan?

 

Tak sabar, suamiku mendekat ke arah kandang dari sisi belakang sambil bertanya padanya.

“Ibu lagi ngapain?”

“Ssst… jangan bilang-bilang” ibu tadi menjawab perlahan.

Ah, makin bingung. Terserah sajalah.

 

Hari sudah menjelang sore. Sambil berjalan menuju ke arah pintu keluar, kami melihat ada permainan yang menarik. Habib akhirnya mencoba permainan itu setelah sempat ragu pada awalnya.

Permainan di Kebun Binatang Medan

BeautyPlus_20160403203821_save

Jalur permainan flying fox membentang di depan. Dengan semangat adikku dan ketiga keponakan mengajakku untuk mencoba. Ah, aku kok ragu-ragu. Sejujurnya aku bukan takut pada ketinggian. Aku hanya benci rasa geli yang muncul saat meluncur dari atas dengan kecepatan tertentu.

“Ayoklah mami, ayok. Nanti Lala sama mami ya”

Ya udah, aku nurut saja. Padahal deg-degan juga. Hahaha.

Pertama-tama suamiku meluncur bersama Habib. Lalu dilanjutkan dengan adikku bersama anaknya, Hana. Aku dan Lala dapat giliran terakhir. Kamera smartphone di set ke mode video menggunakan kamera depan. Okay… 1… 2… 3… yeaay ! Kami berdua meluncur mulus menuju seberang. Topi yang aku kenakan bahkan hampir jatuh akibat menyenggol tali penyangga tubuh.

 

Usai melepaskan tali penyangga tubuh, kami kembali berjalan menuju pintu keluar kebun binatang. Walau wajah anak-anak terlihat sedikit letih, namun mereka terlihat puas. Hari ini Lala bahkan tak se ribet biasanya bila diajak jalan-jalan. Tidak bolak balik minta ditemani ke toilet. Habib masih cool dengan kacamata hitamnya. Si bungsu Hana juga tak terlalu rewel minta ini itu. Sementara aku, suamiku, dan Icha pastinya lelah. Tapi kami bahagia.

Gembira di Kebun Binatang Medan
Kami senang !

Mungkin aku tak terlalu sering mengajak keponakanku piknik model begini. Kadangkala akhir minggu masing-masing kami sudah memiliki agenda tersendiri. Kondisi Kebun Binatang Medan tak bisa dikatakan sempurna, namun tempat ini telah memberikan pengalaman baru bagi ketiga keponakanku. Seandainya saja dikelola dengan baik dan lebih serius, pasti Β koleksi hewan-hewan disini akan lebih beragam. Hewan-hewan yang telah lebih dulu ada, juga terperhatikan dari sisi makanannya, kesehatannya, bahkan mendapatkan kandang yang kondisinya lebih layak.

 

Kebun binatang seyogianya menjadi tempat rekreasi dan kumpul keluarga. Tempat yang bisa mengedukasi dan memberikan pengalaman menarik. Tempat yang nyaman bagi pengunjung, dan tak membuat hewan-hewan terganggu. Bukan diisi oleh banyaknya pedagang kecil yang berjualan, bukan pula dipenuhi hingar bingar musik pemecah keheningan. Kebun binatang bukan pasar, bukan pula arena konser. Pengunjung butuh suasana relaksasi murah. Hewan-hewan di balik kandang pun pasti menginginkan suasana tenang mirip habitat aslinya agar mereka tidak menjadi stress.

 

Menjelang sore, mobil bergerak perlahan meninggalkan lokasi. Kami lelah namun tetap bahagia. Untuk membuat wajah-wajah mungil tadi kembali ceria, kamipun menyempatkan untuk sekedar mengisi perut di salah satu cafe di daerah Ringroad. Semoga lain waktu ada tawa dan keceriaan lagi.

Pintu masuk Kebun Binatang Medan

 

 

*Foto-foto ini diambil menggunakan kamera Fujifilm X-M1, kamera Pentax K30 lensa Jupiter 135mm F.4, dan smartphone Samsung Galaxy S6 (semua di-resize)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

40 thoughts on “Dibalik Kandang Kebun Binatang Medan

  1. Aaaaah, terakhir kali ke kebun binatang, waktu aku masih kuliah kak… Itu pun karena ada tugas fotografi yang temanya Animal… Gajahnya kurus kak, waktu itu sih, tetep kurang bersih… hihi… ya semoga aja diberesin ya kak, liburan yang hemat di Medan jarang kan soalnya. hihihi

    Like

    • Whoaaa udah lama kaliii itu DanπŸ˜€πŸ˜€. Akupun lupa kapan terakhir kesana, ada kali 2 thn yg lalu hihi. Prihatin yah pada kurang terawat gitu hewan2nya.. hiks.

      Like

  2. lupa terkahir kesana akunya kak,, jadi belum ada tulisan saat ke kebun binatang. πŸ˜€ iya kurang terawat padahal lokasinya begitu luas.. semoga da pengembangan πŸ™‚

    Like

    • Aku juga harapannya ada perbaikan ke depannya ya, supaya lebih nyaman buat pengunjung. Untuk hewan2nya supaya lebih terperhatikan juga :).

      Like

  3. Nah, ini yang saya cari-cari tentang kebun binatang Medan. Yah,,, ternyata kondisinya seperti itu yah, padahal sebenarnya jika dikelola dengan lebih baik bisa seperti kebun binatang ragunan atau bahkan Taman Safari

    Like

    • Agak miris lihatnya, secara aku juga pecinta hewan :(. Rasanya sebel liat dimana2 sampah yang dibuang sembarangan sama pengunjung. Yah.. harapannya bisa membaik kondisinya :).

      Like

    • Miris ya mba, karena hewan2 itu kan sengaja dipelihara. Jadi udah seharusnya diberi penghidupan yg layak :(. Kami sekeluarga seneng tamasya bareng dan ke bonbin ternyata seru juga hehehe. πŸ˜€

      Like

  4. Pernah kak…sekali ksana bareng temen2 FLP,

    Awak kasian liat gajah2nya. Dari bahasa tubuhnya mereka stress. Trus ada juga beberapa kuda, kurus2 kali, tapi sama pawangnya disuruh utk ditunggagi pengunjung jalan2 keliling kebun binatang. Tapi emang bner si, kesadaran pengunjungnya minim akan lingkungan.

    Tempatnya sih bagus buat piknik. Ada paint ballnya juga. Harganya lumayan terjangkau la. πŸ˜€

    Like

    • Kondisi kandang dan beberapa hewannya memang bikin sedih ya Tiwi :(. Trus mereka stress juga. Kayaknya hewan2 cuma dijadiin objek tanpa mikirin kondisi mereka. Aku prihatin Wi… ya semoga tulisan yg gak seberapa ini bisa bermanfaat, syukur2 ada perbaikan dari kondisi kebun binatangnya juga πŸ™‚

      Like

  5. Kayaknya nasibnya 11 12 sama Kebun Binatang Surabaya (KBS), koleksinya sudah sangat jauh berkurang dan banyak kandang-kandang kosong tanpa hewan. Kalau ke KBS lebih banyak manusianya daripada hewannya.
    Entah, bagaimana ya pengelolaannya. Kalau dibandingkan kebun binatang swasta macam Taman Safari, kondisinya sangat jauh berbeda

    Like

    • Mungkin mirip ya mas, walo belum parah kondisinya. Aku juga heran kenapa pengelolaan kebun binatang ga ada yg serius. Tapi kalo dikelola swasta seperti kebun binatang siantar (masih di Sumut juga), wqh terawat banget, soalnya pemiliknya juga pecinta hewan. Kebetulan pemiliknya itu bokapnya Raline Shah mas hehehe :D. Entah kapan bisa seperti Taman Safari yah 😦

      Like

  6. Setiap kebun binatang punya permasalahan yang hampir sama ya. Binatang yang kurang diperhatikan, habitat yang kurang terawat, dsb menjadi masalah di hampir setiap kebun binatang di Indonesia. Padahal katanya mereka binatang yang dilindungi, tetapi perlakuannya malah seperti disiksa pelan-pelan 😦
    Anyway, saya tetap menikmati perjalananmu mba Molly, foto-fotonya ciamik sekali. Favorit saya yang foto rusa, bagus πŸ™‚

    Liked by 1 person

    • Wiiih… makasih mba Tina, motretnya masih ala-ala aja loh hehehe. Bener mba, rasanya sedih aja liat hewan2nya yang kurang terawat :(. Karena aku juga suka sama hewan, biasanya kalo pas ngetrip keluar kota yang punya kebun binatang, diusahain mampir sekedar pingin lihat. Beberapa ada yang lumayan memang kondisinya, tapi kebanyakan ya seadanya :(. Duh.. seandainya punya duit bejibun, pingin ngelola aja rasanya.

      Like

      • Yang kek begini aja ala-ala, lalu punyaku itu apa? olo-olo.. hihihi

        Masalahnya dunia ini lama-lama tidka diciptakan untuk semua mahkluk, tapi hanya untuk manusia saja. Pun hanya manusia tertentu yang bisa menikmati seutuhnya. Saya jadi berandai-andai menciptakan teknologi untuk membuat dunia ini bisa dinikmati semua mahkluk.. Yang berperi kehewanan, ketumbuhan, dan ke ke yang lainnya…

        Like

        • Iiih mba Tina merendah aja… hihihi. Foto2 di blognya kece2 gitu mba, aku suka ;). Dunia mungkin bisa dinikmati oleh semua makhluk hidup, dengan catatan gak ada kerusakan yang ditimbulkan terutama oleh manusia. Artinya ada keseimbangan. Nah kalo kayak sekarang kan saling mencari keuntungan sendiri, jadinya yang bisa ditindas (termasuk manusia lemah, hewan, tumbuhan) pasti akan ditindas demi kesenangan sendiri. Miris banget :(. Semoga mba Tina bisa menciptakan teknologi canggih yg bisa mengatur keseimbangan buat semuanya… Aamiin :).

          Liked by 1 person

  7. sebenernya aku ga begitu suka ke kebun binatang… ragunan aja blm prnh ampe skr.. itu krn aku suka ga tega sih mbak ama binatang2 yg dikurung.. makanya ga prnh mau kesana.. tapi kalo kebun binatan medan, sayangnya aku prnh dtgin… pas study tour 3 smp dahulu kala ;D. hahaha, udh lamaaa byangeettt.. itupun aku lbh milih duduk drpd liat2 binatangnya.. ya krn ga tega itu sih 😦

    Like

    • Memang suka ga tega liat hewan2 nya siy mba, tapi karena aku suka sama hewan jadi kalo kemana2 nyempetin ke bonbin. Kebun binatang Medan udah pindah lokasinya, jadi kalo yg dulu mba Fanny liat itu masih di tengah kota hehehe πŸ˜€

      Like

  8. Sepertinya gersang banget deh tempat tinggal hewan nya mba.. Gak banyak rumput rumput atau pohon di dalam kandang nya.. Btw mba molly kalo foto pake iso dan f berapa mba?

    Like

    • Kondisi kandangnya ya gitu mba, kurang oke menurutku :(. Maunya siy rada bersih dan ga kekurangan makanan ya. Untuk foto2 outdoor ini rata2 pake ISO 800, f 6.4 mba, soalnya beberapa spot agak terlindung dari sinar matahari :).

      Like

  9. Kebun binatang selalu punya cerita ya mba. Dulu pernah sekali mampir kebun bintang medan tapi ga ingat sudah lama sekali. Waktu studi tour zaman kuliah.. hihi…

    Like

    • Waah udah lama banget berarti itu ya mba.. hihihi. Mungkin waktu bonbin Medan masih di lokasi lama, yang sekarang udah dipindah lokasinya gak pas di tengah2 kota lagi hehehe. Kebetulan aku seneng liat2 hewan, jadinya tamasya ke bonbin selalu menarik ;).

      Like

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.