Piknik Bersama Keluarga ke Gebang, Langkat

Piknik Bersama Keluarga ke Gebang, Langkat — Masih ingat saat aku dan suami merayakan hari ulang tahun pernikahan mertuaku di Tanjung Pura belum lama ini? Setelah perut kenyang menikmati hidangan yang tersedia di rumah, sebagian besar dari kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Gebang. Pikniklah kira-kira. Ada apa ya di sana? Kalau tidak salah ingat, rasa-rasanya aku juga belum pernah ke sana.

Tebing Gebang Langkat

Gebang adalah sebuah kecamatan yang berada di kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Salah satu mata pencaharian penduduknya adalah sebagai nelayan. Dan ketika kami tiba di sana pada siang menjelang sore hari, aku melihat aktifitas sebagian dari mereka. Ada yang sedang memotong-motong daun nipah, ada pula yang sedang memperbaiki perahu. Daun nipah itu sendiri akan dimanfaatkan untuk membuat atap. Daya tahan atap nipah tersebut konon bisa lebih dari 3 tahun.

Memotong daun nipah

Memotong daun nipah di Gebang Langkat

Daun nipah untuk membuat atap

Mengecat perahu

Di Gebang Langkat

Salah satu rumah di Gebang

Udara siang itu cukup panas. Padahal angin berhembus lumayan kencang.  Tak jauh dari rumah penduduk aku melihat ada 2 buah pondok sederhana. Pondok ini berada di Tebing Gebang, begitu nama lokasinya. Kamipun mampir untuk sekedar duduk-duduk sambil memesan minuman. Suamiku menitipkan sejumlah uang pada Memey keponakannya untuk dibelikan minuman. Huft, rasanya haus banget.

 

Beberapa orang terlihat sedang asik memancing. Sebagian lagi hanya duduk-duduk sambil menikmati suasana sekitar. Memang tidak begitu banyak tempat rekreasi bagi penduduk di sana. Menurutku, tempat seperti ini sudah sesuailah untuk bersantai.

Pondok di Gebang Langkat

Nelayan di Gebang Langkat

Entah siapa yang pertama kali melontarkan ide, akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk menyewa sebuah perahu motor. Aku sendiri gak tau apa nama tempat yang akan dituju. Pokoknya ikut ajalah, begitu pikirku. Satu persatu kami turun ke bawah, tempat dimana kapal motor bersandar. Pijakannya yang tinggi cukup sulit dijangkau. Dengan susah payah kamipun sampai di bawah.

 

Abah awalnya enggan ikut bersama kami. Aku maklum, mengingat ayah mertuaku ini mengalami keterbatasan gerak sejak terkena serangan stroke beberapa waktu lalu. Tapi melihat kami semua semangat, iapun ikut semangat dan akhirnya memutuskan ikut bersama. Dengan dibantu oleh beberapa orang dari kami, abah turun dengan sukses. Let`s go !

 

Aku menikmati perjalanan dadakan menggunakan kapal motor sederhana ini. Rasanya sudah lama aku tidak piknik begini. Aku teringat pada almarhum papa dan almarhumah mama. Mereka berdua suka jalan-jalan. Aku membayangkan seandainya saja mereka masih hidup, pasti hatinya akan senang sekali diajak piknik seperti ini.

Piknik keluarga ke Gebang

Walaupun pada hari itu udara cukup panas, tak seorangpun dari kami yang mengeluh. Meski sinar matahari agak menyilaukan mata dan bedakku habis tersapu angin, aku tetap gembira. Hehehe.

 

Menyusuri muara sungai, sesekali terlihat beberapa pondok sederhana di sisi kanan. Pemandangan seperti ini sulit didapat kalau tinggal di tengah kota. Terkadang, akupun merindukan suasana begini.

Muara sungai di Gebang

Nelayan

Perjalanan ini terasa lumayan jauh. Sudah lebih dari 30 menit berlalu tapi kami belum juga sampai. Aku mulai bertanya-tanya, sebenarnya ini mau kemana? Bahkan suamiku saja gak tau akan menuju kemana. Lah?

 

Di tengah perjalanan akhirnya diputuskan untuk kembali saja. Mungkin waktunya memang kurang tepat alias kesiangan. Haripun sudah menjelang sore. Seharusnya kami berangkat pada pagi hari. Mungkin di lain kesempatan kami bisa kesana lagi.

 

Entah kenapa laju perahu motor ini terasa melambat. Dan sang pengemudi kelihatan mulai kepayahan mengendalikan arah perahunya. Perahu malah bergerak menuju tepian sungai. Hmm, ada apa ini?

 

Kami mulai bingung. Menurut sang pengemudi, ada yang menyangkut di kemudi perahu motornya. Barangkali sampah atau tumbuhan air. Perlahan iapun mencoba menghidupkan kembali mesin dan melanjutkan perjalanan. Namun tak sampai 5 menit, perahu motor itu tidak bisa bergerak lagi. Waduh ! Kami terdampar di tengah sungai !

 

Akhirnya si pengemudi tadi memeriksa bagian bawah perahu motor. Agak lama ia memeriksanya. Ketika naik ke atas lagi, ia mengatakan bahwa kemudi arah yang ada di bagian bawah perahu itu terlepas dan hilang. Whoaaaa... pantesan sebelum mesinnya mati total, perahu gak bisa dikendalikan sebagaimana mestinya. Arahnya jadi melenceng kemana-mana. Dan sepertinya ada masalah juga dengan mesin perahu motor tadi, karena sejak awal lajunya terasa lambat.

 

Kamipun betul-betul terdampar di tengah muara sungai. Sementara matahari mulai bergerak turun. Hari mulai sore. Ditengah kebingungan, abang iparku menyuruh pengemudi perahu untuk menelepon seseorang supaya kami bisa dijemput dengan perahu lain. Iapun langsung menghubungi temannya sesama pengemudi perahu motor.

Piknik ke Gebang

Nelayan menjaring ikan di Gebang

Tidak ada yang bisa kami lakukan selain menunggu. Untung saja sebelum mesinnya benar-benar mati, perahu motor ini sempat berbalik arah menuju pulang. Kalau tidak, pasti kami bakalan lebih lama menunggu karena jarak yang lumayan jauh.

 

Terapung-apung di tengah muara sungai itu rasanya aneh. Aku jadi bisa membayangkan seperti apa jadinya kalau terdampar di lautan luas. Hening dan sepi. Belum lama merasakan suasana itu, tiba-tiba si pengemudi tadi membuka alas kayu tempat pijakan kaki kami. Rupanya air perlahan mulai masuk ke bagian bawah perahu. Iapun berulang kali membuang air yang masuk tadi. Duh, ada-ada aja nih.

 

Setelah sekitar setengah jam lebih menunggu, datanglah perahu motor yang akan menjemput. Seutas tali diikatkan ke perahu kami. Perlahan, perahu kami ditarik oleh perahu motor tadi kembali menuju tepi sungai, tempat awal kami berangkat. Yeay, akhirnya kami bisa pulang !

Perahu mogok

Senja di Gebang Langkat

Perahu dan senja di Gebang Langkat

Piknik Bersama Keluarga ke Gebang, Langkat — Walaupun kami batal sampai di tempat yang dituju, namun aku tidak kecewa. Perjalanan kali ini terasa berbeda. Selalu ada hal-hal baru yang menarik untuk dilihat dan dinikmati. Akupun bisa menyaksikan indahnya matahari terbenam di sini.

Sunset di Gebang, Langkat

 

 

*Foto-foto di atas diambil menggunakan kamera mirrorless Fujifilm XM-1 dan smartphone Samsung Galaxy S6 (semua di-resize).

29 thoughts on “Piknik Bersama Keluarga ke Gebang, Langkat

    • Niatnya mau ke satu tempat yang namanyapun aku gak tau Di. Mertua siy yang ngajak kesana, beliau yang tau namanya. Hahaha :D. Dadakan itu memang asik, apalagi kalo ujungnya terdampar kayak kami itu. Wkwkwkwk :p

      Like

  1. Kalau aku pasti udah tereaakk teriak tuh mba terdiam di tengah sungai begitu lama lama hehehe.. *panik..paniiikk*.. Takut ada buaya aja.. Kalau 13+1 itu bisa jadi kapasitas untuk 13 penumpang + 1 tukang nya.. Or kalau angka 14 katanya angka kematian *jangan percaya*

    Like

    • Hihihi… ya juga mba, siapa tau muncul buaya tiba-tiba ya :)). Soal angka, aku juga ga ngerti napa harus 13+1. Moga-moga aja gak bad luck deh :D.

      Like

  2. Agak serem juga bayangin terdampar di tengah sungai karena perahu motor ngadat ya kak mol hihi
    Biasanya klo aku yg ngalamin, aku suka bayangin, uaaa jangan2 di dasar sungai ada ular anaconda #kebanyakan nonton pilem xixixi

    Like

  3. Hallo Mbak Mollyta salam kenal
    Aku juga pernah main ke gebang bareng teman..tempatnya cukup seru dan menyenangkan, tapi udara disana cukup panas, walaupun begitu saya malah ingin kesana lagi..ketagihan kayaknya..heehe..

    Like

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.