Mau Berkunjung ke China? Perhatikan 9 Hal Ini!

Berkunjung ke China — Aku sering mendengar sekelumit cerita menarik tentang China, negara Tirai Bambu yang tersohor. Mulai dari keindahan alamnya, tempat-tempat bersejarah, aneka hiburan  hingga wisata belanja yang memikat hati. Asik dong, ya? Yes! Namun entah mengapa destinasi cantik ini tidak sepopuler Jepang maupun Korea, terutama bagi wisatawan Indonesia.

Mutianyu Great Wall China

Beberapa komentar yang masuk saat aku menuliskan perjalananku ke China beberapa waktu lalu menyebutkan kekhawatiran mereka tentang negara itu. Yap, akupun pernah berpikir sama sebelum benar-benar menginjakkan kaki di sana. Tapi memilih untuk mencoba datang langsung daripada sekedar menduga-duga ternyata menghasilkan pengalaman yang luar biasa.

Perlu diketahui bahwa China adalah negara yang sangat luas dan beragam untuk disimpulkan hanya dalam beberapa kata. Negara yang terus berbenah ini memiliki pesona yang khas. Ia menawarkan beragam keunikan kultur budaya yang memancing rasa penasaran.

Dibalik berjuta pesona tadi, ternyata masih cukup banyak orang yang ragu bepergian ke China secara mandiri. Kebanyakan memilih untuk mempercayakan perjalanan mereka pada pemandu wisata.

 

Ada beberapa tips berkunjung ke China yang perlu diperhatikan :

#1. Kendala Bahasa

Walau China semakin terbuka dan banyaknya investor asing yang menanamkan modal di sana, kenyataannya masih sering dijumpai warga lokal yang tak bisa berbahasa Inggris sama sekali. Untungnya beberapa anak muda yang sempat kami tanyai ada yang bisa berkomunikasi sederhana dalam bahasa Inggris. Kemampuannya memang tidak sempurna namun cukup membantu di tengah kesulitan.

Saran

Bawalah hasil print-out beberapa nama tempat dalam aksara China. Misalnya destinasi wisata tujuan, nama dan alamat lengkap tempat menginap, nama stasiun kereta api, dan lainnya yang dianggap perlu. Percayalah, tak banyak warga lokal yang bisa membaca tulisan latin!

Pastikan penginapan yang dipilih memiliki staf hotel yang mampu berbahasa Inggris. Tak perlu fasih, namun setidaknya bisa dimengerti. Biasanya mereka kerap menerima tamu-tamu bule. Sebab ada beberapa penginapan murah yang hanya menerima tamu warga lokal karena stafnya tak ada yang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

 

#2. Mencari Makanan Halal

Bagi Muslim seperti halnya aku dan suami, mencari makanan halal di China memang bukan perkara mudah. Bahkan kami sampai membawa mini rice cooker, beras, rendang, sambal teri kacang, dan mie instan kemasan mini untuk sarapan. Itu karena saking khawatirnya. Hahaha. Sungguh rempong!

Bila menginap di daerah Wangfujing, setidaknya kami menemukan dua buah restoran China yang halal. Yang satu adalah restoran yang cukup besar, satunya lagi hanya kedai sederhana. Di seputar masjid Niu Jie yang terkenal ada beberapa restoran muslim yang bisa dipilih. Bahkan sebuah supermarket yang khusus menjual produk-produk halal juga tersedia di sana.

Saran

Kedai makanan atau restoran muslim selalu ditandai dengan bangunan yang hampir seluruhnya bercat hijau putih. Tulisan ‘halal’ dan gambar masjid juga terpampang jelas di papan nama, yang dalam bahasa Mandarin disebut Qingzhen Cai (清真菜). Selain itu, para karyawannya terlihat mengenakan peci (pria) dan semacam penutup kepala (wanita).

Bila ingin membeli makanan, tanyakan terlebih dahulu pada penjualnya. Bila perlu, tunjukkan gambar hewan babi atau sapi bila terjadi hambatan komunikasi.

Baca : Sulitnya mencari kuliner halal di Beijing

Baca juga : Jelajah Kuliner Halal di Muslim Quarter (Huimin Jie) Xi`an

 

#3. Toilet Umum

Kondisi toilet umum di China sangat parah. Aroma pesing yang menyeruak membuat kita harus menahan napas atau mengenakan masker bila tak tahan. Belum lagi kebiasaan warga lokal yang ‘lupa’ menyiram toilet setelah dipergunakan. Padahal tombol flush yang tersedia tinggal diinjak maka air akan mengucur cukup deras. Sebuah berkah bila kalian tidak sampai menemukan seonggok ‘ranjau’ bak kue lapis yang menutupi lubang toilet seperti pengalamanku di Terracotta, Xi`an!

Di dalam toilet tidak terdapat air. Juga jangan berharap tersedia tissue kertas di sana. Beberapa diantaranya bahkan tidak menyediakan tempat sampah. Kalaupun ada, biasanya hanya tempat sampah tanpa tutup, tidak seperti di Indonesia. Bisa dibayangkan dong, ya? Semerbak sekali!

Saran

Sediakan selalu tissue kecil di dalam tas. Jangan lupa juga membawa hand sanitizer, tissue basah, dan feminime hygiene wipes (khusus bagi wanita). Selain itu, aku juga selalu membawa botol plastik lipat yang dapat disimpan dalam tas bila tidak berisi air. Bisa juga dengan tetap tidak membuang kemasan botol plastik sisa air mineral. Dengan begitu, sebelum masuk ke toilet kita bisa mengisinya dengan air keran.

Baca juga : Museum of Terracotta Warriors and Horses, Pasukan Pengawal Makam Kaisar

 

#4. Membeli Barang

Barang-barang di China sangat menarik, juga murah. Namun sebisa mungkin tetaplah menawar hingga 30% dari harga. Bahkan bila dirasa mahal, tawarlah sampai 50%. Kita mungkin akan mendapat ocehan kesal dari si penjual. Tinggalkan saja bila tak jadi bertransaksi dan tutup kuping rapat-rapat.

Saran

Beberapa kasus penipuan yang terjadi adalah ketika hendak membeli barang kita lalai memeriksa kembali kondisinya. Kalau berada dalam kemasan, tetaplah periksa kembali sebelum membayar. Karena bukan tak mungkin si penjual menukar isinya dengan yang rusak.

 

#5. Mengatur Itinerary

China itu sangat luas. Bahkan saat kami ke Beijing dan Xi`an rasanya ada begitu banyak destinasi menarik yang ingin dikunjungi. Prinsipnya jangan sampai kemaruk dalam menyusun jadwal perjalanan.

Saran

Mengatur itinerary perjalanan sebaiknya realistis. Tempat wisata di China rata-rata luasnya minta ampun. Berjalan kaki menyusuri satu tempat saja bisa memakan waktu seharian dan membuat kaki pegal luar biasa. Sebaiknya fokus pada maksimal 3 destinasi wisata saja per harinya agar tidak kelelahan.

Temple of Heaven Beijing

 

#6. Iklim

China memiliki 4 musim. Pada kesempatan tahun 2015 lalu, aku dan suami berkunjung pada bulan Oktober yang bertepatan dengan pertengahan musim gugur.

Saran

Setiap orang yang berkunjung ke China tentu memiliki preferensi masing-masing. Bila ingin uji nyali menikmati dinginnya salju dengan suhu ekstrim, bisa bepergian di saat winter. Musim dingin di sana sangat dingin dan kering, serta sesekali cerah. Bulan terdingin adalah Januari dengan rata-rata suhu -5 derajat Celcius dan bisa lebih turun lagi.

Kalau kami berdua sudah cukup merasakan pengalaman trip di musim dingin sewaktu ke Turki tahun 2015 lalu. Dan tak ingin mengalami lagi karena ngga kuat banget dengan dinginnya! Menyiksa.

Waktu terbaik mengunjugi China adalah pada musim semi dan musim gugur. Pada musim semi terdapat festival tahunan yakni Festival Musim Semi. Namun sangat tidak dianjurkan untuk bepergian di waktu tersebut mengingat akan kesulitan mendapatkan sarana transportasi antar-kota. Pengunjung akan bersaing untuk memperoleh tiket kereta api, bus ataupun pesawat. Hindari pula berangkat pada Tahun Baru China, Hari Buruh Internasional (1 Mei) maupun Hari Nasional (1 Oktober) karena alasan yang sama.

Awal September hingga akhir November ditandai oleh cuaca yang cukup kering dan cerah, dengan suhu sedang. Suhu terpanas terjadi pada bulan Juli yang kadang bisa mencapai hingga 40 derajat Celcius.

 

#7. Akses Internet

China sangat terkenal dengan ‘Great Firewall‘ yang memblokir lebih dari 2000 situs. Pemblokiran tersebut tentu menyulitkan kita yang terbiasa mengakses Google dan beberapa social media. Menggunakan WiFi yang tersedia juga terkena pemblokiran situs-situs tersebut.

Saran

Satu-satunya pilihan bila tetap ingin membeli sim card lokal (China Unicom maupun China Mobile) adalah menggunakan aplikasi VPN (Virtual Private Network) berbayar. Setelahnya barulah kita bisa mengakses situs-situs yang diblokir tadi.

Mengingat kerepotan menggunakan VPN dan koneksi yang kurang stabil, pilihan mudah lainnya adalah tetap menggunakan sim card dari Indonesia. Tinggal mengaktifkan paket data roaming internasionalnya saja sesaat sebelum berangkat ke bandara tujuan. Tarifnya sesuai dengan ketentuan dari masing-masing provider. Menggunakan sim card dari provider di Indonesia membuat kita terbebas dari pemblokiran tadi. Mengakses social media dan Google tetap lancar.

 

#8. Penggunaan Kartu Kredit

China Union Pay adalah satu-satunya organisasi kartu kredit domestik di Tiongkok. Untuk berbelanja di China, hampir seluruh gerai di pusat perbelanjaan cuma menerima pembayaran menggunakan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank lokal di China. Hanya beberapa tempat saja yang dapat menerima pembayaran menggunakan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank asing.

Saran

Sebelum berbelanja, pastikan dahulu apakah toko tersebut menerima pembayaran menggunakan kartu kredit yang kita bawa. Bila tidak dan sudah kehabisan uang tunai, kita dapat mencari ATM terdekat dan menarik uang tunai dari mesin yang memiliki logo Visa atau Master. Seperti pengalaman kami yang sempat menarik uang tunai dari ATM di Bank ICBC, Xi`an. Jadi, bawalah uang tunai yang cukup selama berada di China.

China Union Pay

 

#9. Tiket Kereta Api Antar Kota

China terutama Beijing memiliki lebih dari satu stasiun kereta api. Bila hendak bepergian ke kota lain, pastikan untuk berangkat dari stasiun yang tepat.

Saran

Bila memungkinkan, sebaiknya memesan tiket kereta api melalui kantor perwakilan travel yang ada di hotel tempat menginap. Atau setidaknya meminta bantuan jasa pihak hotel untuk membelikannya. Sulitnya membeli langsung tiket yang dimaksud di stasiun kereta dikarenakan nyaris tak ada petugas loket yang bisa berbahasa Inggris. Saat di Beijing, kami hanya melihat satu loket yang khusus melayani calon penumpang dengan petugas berbahasa Inggris. Dan antriannya sungguhlah panjang!

Alternatif lain adalah membeli tiket kereta melalui website China DIY Travel. Kami sendiri tidak punya pengalaman membeli secara online, namun website ini cukup direkomendasikan oleh seorang bule dalam blognya.

Baca : Pengalaman Naik Bullet Train Menuju Xi`an

Stasiun kereta api di Beijing

***

Berkunjung ke China secara mandiri tidaklah seseram yang kerap dibicarakan orang. Selama kita mempersiapkan segala sesuatu dengan baik, mudah-mudahan bisa meminimalisir hambatan yang muncul. Toh namanya perjalanan selalu ada suka dukanya. Kalau lancar-lancar semua kok ya, rasanya hambar. Hahaha.

 

So, what are you waiting for? Just go. Travel courageously.

 

 

50 thoughts on “Mau Berkunjung ke China? Perhatikan 9 Hal Ini!

  1. Wow Mba Molly, ini panduan yang lengkaaap buat yang mau ke China.. Aduh mba aku gak kebayang toiletnya.. huhuw.. Apes ya mba dirimu kena pas di Xi’an.. Kayaknya sekarang mulai banyak paket tour halal ke China ya mba jadi yang gak mau repot cari makanan dll bisa pakai itu.. 🙂

    Like

    • Betul Mba Dita, sekarang mulai ada beberapa paket tour halal ke China. Cuma ya itu, ikut tour terbatas sama waktu (pengalaman ikut tour pas ke Turki) jadi kurang bisa eksplor. Kalau untuk makan halal siy asal mau nyari aja pasti dapet, Mba😊. Dan toilet memang sungguh aduhai. Hahahaha. Ayo, kapan ke China nih?😉

      Like

    • Hahahaha iya siy Non, problem banget kalau pingin ke toilet. Aku aja sampai irit minum biar ngga pipis melulu😂. Tapi China itu asik, dan aku kangen banget sama Xi’an😍

      Like

  2. Waktu suami ke China memang blio cerita bahasa dan makanan jd faktor utama yang difikirkan bahkan pernah ia ditipu bosnya jika makanan itu halal pdhl itu daging b2 hehehe dan sehari2 ketika membeli sesuatu katanya org china susah bicara bahasa inggris akhirnya suami pake gerakan isyarat hehehe
    makasih bnyk saran n tipsnya mb next klo aku kesana sedikitnya uda tau 😁

    Like

    • Duh itu keterlaluan juga ya, masa soal makan halal aja sampai ditipu. Kan beda urusannya😣. Tapi walau gitu aku tetep masih pingin ke China lagi. Eksplor kota lainnya.

      Like

  3. Entah kenapa dari dulu aku gak tertarik ke China, Mbak. Ceritanya dan juga terutama kebersihannya yang parah bikin males ngebayanginnya. Hihihi. Dulu waktu masih kerja sempet disuruh bos ke China sendiri untuk urusan kerjaan. Aku langsung jawab ga mau wkwkwkwk.

    Sekarang aku jadi penasaran, apakah China ada daya tarik yang mungkin aku belom tau? Share dong Mbak Molly 😊

    Like

    • Hahahaha berat urusannya kalau ngebayangin betapa joroknya di China ya, Mba Lia😂. Tapi tetep seru menurutku. Harus dibuktikan sendiri dateng ke sana.. hihi. Ntar aku share lagi tulisan soal China biar tertarik ya😉

      Like

  4. Kawan di Medan sini yang cukup rutin ke China. Kebetulan jurnalis TV. Topik yang sering kami bicarain kalau dia kesana, harga tas kulit merek sana yang cukup murah. Maklum emak-emak, mb 😄😄

    Like

    • Hahahaha kalau soal belanja bisa kalap di sana, Dila. Dari mulai murah banget sampai mahal banget ada. Dan rata-rata kualitas barangnya udah bagus, terutama yang udah bisa nembus toko di mall😀

      Like

  5. YEAAAAAY lengkaaap, suka banget sama postingan ini, karena China ini sudah menggelayut di hati setahun belakangan *alaaagh. Semoga semua tipsnya dapat aku praktikkan segera ya mbak. Kalo jadi, ntar aku nanya-nanya lagi boleh yaa 🙂

    Like

    • Kalau udah sampai menggelayut di hati artinya wajib disambangi, Kak. Hahahaha😂. Semoga bisa ke sana segera supaya ngga penasaran lagi. Kalau next mau tanya-tanya, monggo bangeeet, ya😉. Japri juga boleh.

      Like

  6. walau belum pernah ke china, tapi artikelnya membantu sekali, mengulas masalah trus dikasih saran, bahkan saran sederhana seperti printout desinasi dalam aksara china gak terpikirkan olehku heehehehe

    Like

    • Ternyata bawa print out aksara China itu menolong sekali loh, Yog. Kalau nyasar tinggal tunjukin aja waktu nanya. Mereka biasanya tinggal tunjukin arahnya ke mana. Untuk percakapan sederhana bisa pakai Google Translate☺

      Like

  7. TFS tipsnya mbak, kali aja ada jodoh bisa ke Cina suatu waktu nanti aamiin 😀
    Btw mungkin yg kendala bahasa jg bisa diatasi dengan apliaksi bahasa juga kali ya 😀
    Iya ya di Cina serba terbatas kalau mau gugling 😀

    Like

    • Semoga bisa segera ke China ya, Mba April. Beberapa kali aku pakai bantuan Google Translate untuk komunikasi. Ada yang berhasil, seringkali mereka juga bingung. Lah trus aku kudu piye. Hahahaha😂

      Like

  8. kendala buat traveling ke China cuma di bahasa nya aja.. Bulan Desember ini mau coba solo backpacking lagi ke Beijing sekalian pingin ngerasain salju nya juga hahaha..

    Like

    • Betul itu, Bang. Kendala bahasa yang sering bikin orang maju-mundur mau ke sana😀. Wah asik mau ke Beijing lagi😍. Kata temen yang ke sana pas salju bulan Januari, dinginnya menggigit! Banyak angin soalnya.

      Like

  9. Winter di china memang keras yaa.. Aku ksana pas january, dan tidak ada salju, tapi suhunya luar biasa dingin krn anginnya yg kuat. Suhunya sndiri cm minus 5-7. Kalo di jepang, suhu segitu memang dingin tapi ga menusuk krn anginnya ga kuat.

    Kalo yg toilet, sama mba.. Aku ga kuat k toilet di china.. Mndinga tahan deh drpd maksain pipis di sana -_-

    Like

    • Kata temenku yang ke Beijing pas Januari juga gitu, Mba. Winternya dingin parah! Untungnya aku pas musim gugur jadi adem udaranya. Dan toiletnya itu.. hmmm.. kalau masih bisa nahan mendingan ditahan aja. Hahahaha😂

      Like

  10. aku malah pengen ke sana lagi, mb…seperti ada yang memanggil-manggil di Forbidden City (syerem ga sih? hehehehe…).
    masalah toilet nya untungnya aku ga ngalamin sih, waktu di toilet Forbidden City and Great Wall iya sih nggak kinclong banget tapi ngga ada ranjaunya dan nggak pesing.

    Like

  11. menurutku masalah paling besar saat dichina adalah toiletnya, bisa aku tahan sampe balik ke hostel demi gak ke toilet umum. huhuhu
    tapi biar begitu aku gak kapok kalau disuruh lagi ke china si,

    Like

    • Semuanya pada bilang memang toilet di sana jadi masalah tersendiri, ya😀. Untung aja aku ngga pernah sampai kebelet banget. Kalau bisa ditahan ya, tahan aja mendingan😂

      Like

  12. Nah, aku nggak habis pikir sih kenapa warga semaju Cina masih memiliki banyak warga yang nggak “behave” dalam urusan pertoiletan -____-

    Ooohhh jadi kalau roaming pakai sim card Indonesia itu nggak kena pemblokiran ya? Thank you sarannya, mbak. Sebagai anak ahensi, aku harus stay connected 😀

    Like

    • Kayaknya urusan kebersihan memang masih peer untuk warga China, Mas. Dan itu memang banyak dikeluhkan wisatawan. Soal roaming memang sebaiknya pakai sim card Indonesia aja. Bebas pemblokiran. Aku tempo hari pakai paket data Intl Tsel 3+7 hari karena total 10 hari di China. Paket data itu nyawa banget soalnya hahaha. Kalau nyasar masih bisa akses google maps atau waze. Apalagi buat anak ahensi, ya😀.

      Liked by 1 person

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.