Sungguh mengasyikkan bila kita memungut kembali ingatan akan perjalanan yang telah berlalu. Berlibur ke Yogyakarta sendiri sudah menyumbang banyak sekali tabungan di bank memoriku. Kisahnya tersimpan dalam ruang penyimpanan baru untuk kelak diingat lagi saat rindu. Ia adalah sekumpulan narasi yang berwujud sejarah.
Cerita perjalananku ke Yogyakarta tempo hari bukanlah kisah luar biasa. Hampir semua orang mungkin pernah bertandang ke sana. Menyambangi aneka tempat wisata maupun berburu kuliner khas. Tak heran jika banyak sekali yang memasukkan kota ini dalam daftar perjalanan mereka.
Baca juga : Menghibur Hati Lewat Hidangan di Roaster and Bear, Yogyakarta
Di mataku Yogyakarta tetaplah sama, dahulu dan kini. Meski beberapa lokasi populer seperti Malioboro terlihat semakin riuh, daya tariknya tetap sulit untuk ditampik. Memang, Yogyakarta bagai memiliki magnet kuat dan begitu menyedot perhatian. Demikian yang aku rasakan setiap kali mengingatnya.
Baca juga : Nostalgia Rasa di Malioboro dan Candi Prambanan, Yogyakarta
Ketertarikan pada kota gudeg bukan semata-mata karena loka jelita baru yang tersebar di berbagai sudut. Aku sudah terhibur meski hanya mampir ke tempat-tempat lama yang pernah aku kunjungi sebelumnya.
Berada di kota ini rasanya seperti larut dalam kenangan yang melenakan. Ada sejumlah kisah yang sulit dilupakan pada perjalanan-perjalanan terdahulu. Aku lebih suka begini, dibanding mengikuti arus hanya demi mengejar beberapa lokasi kekinian. Setidaknya itulah caraku mengartikan rasa rindu sebagai orang yang sudah lama sekali tak menghirup udara Yogyakarta.
Baca juga : Melepas Penat ke Yogyakarta
Letak yang cukup jauh dari tempat tinggalku di Medan menjadi salah satu alasan mengapa aku tak bisa sering mampir ke sana. Perlu persiapan matang bila ingin bertandang ke Yogyakarta. Seperti mengantongi sejumlah uang dan menyediakan waktu khusus supaya bisa menikmati perjalanan lebih lama.
Walau cukup menyukai sejarah dan budaya, nyatanya aku tetaplah anak kota yang terbiasa dengan modernitas. Hingga sewaktu memilih tempat untuk menginap pun, aku lebih berjodoh dengan budget hotel yang terletak di lokasi strategis. Ini semata-mata demi kenyamanan ‘me time‘ serta privacy yang cukup untuk perjalanan soloku.
Baca juga : [Review] favehotel Malioboro Yogyakarta: Budget Hotel Dengan Lokasi yang Strategis
Memilih untuk berlibur berarti siap mengosongkan pikiran dari tumpukan pekerjaan. Jeda dan melepaskan kepenatan yang menyumbang stress. Maka di Yogyakarta lah aku meletakkan harapan agar dapat mengistirahatkan otak sejenak.
Bertemu dengan teman-teman adalah salah satu caraku untuk mengembalikan semangat yang sempat turun. Kami terlibat obrolan panjang hingga melupa waktu. Lagipula silaturrahim bisa memberikan wawasan baru. Dan momen seperti ini menyadarkanku bahwa banyak manusia hebat di luar sana. Membuat aku termotivasi untuk menjadi lebih baik dalam versi sendiri.
Yogyakarta selalu menawarkan perasaan damai yang mengingatkan aku pada keluarga. Kehangatan bak pulang ke pelukan orang tersayang. Bahkan keramahan masyarakatnya meninggalkan kesan tersendiri di lubuk hati.
Perjalanan yang tak sempurna ini telah mengajarkanku banyak hal. Aku harus bisa mengelola emosi yang naik-turun karena hal-hal yang terjadi di luar prediksi. Sebuah kabar kurang menyenangkan yang terjadi di Medan tentu bukanlah sesuatu yang ingin didengar ketika berlibur, bukan? Namun pada akhirnya, kita manusia hanya bisa berencana namun Tuhan jua yang menentukan seberapa jauh kita melangkah.
Baca juga : Melawat ke Masjid Besar Mataram dan Menyusuri Sudut-sudut Kuno Kotagede
Baca juga : Menikmati 8 Jam di Kota Solo
Dan saat akan meninggalkan kota ini usai liburan singkat, aku berjanji untuk suatu hari nanti kembali menyambanginya. Entah kapan. Semoga saja semesta merestui keinginan tadi.
Yogyakarta, terima kasih sudah menghiburku sedemikian rupa. Penerbangan malam menuju Medan akan kunikmati sebagai ujung dari sebuah perjalanan. Dan pulang adalah kiat untuk memeroleh energi baru. Sampai bertemu lagi!
sekarang sdh jarang ke sini, saat kecil kalau liburan pasti ke sini ke nenekku
LikeLike
Kalau gitu kapan-kapan kudu dijadwalin lagi main ke Yogya, nih😀.
LikeLike
aihh, jadi kangen yogya neh aku kak moly abis baca postinganmu. Paling kangen memang makan di pinggir malioboro mhhh..nostagia banget hehehe
LikeLike
Yogya memang ngangenin banget ya, Mut. Aku juga udah lama ngga makan di pinggiran Malioboro. Rame tapi asik😀.
LikeLike
Yogyakarta damai dan mendamaikan. Kota yang bikin pikiran tenang.
LikeLike
Bener banget, Yogya selalu menawarkan damai yang beda☺
LikeLike
Jogja emang asik tenan kakk…. ada banyak tempat yang belum dikunjungi disini 😀
LikeLike
Kalau udah ke Yogya, pasti bakal rindu buat balik lagi, Rud. Ngga pernah bosan pokoknya😀.
LikeLike
Mantapp kak,
Tahun 2017 pernah ikut tour Krakatau dalam rangka Lampung Krakatau Festival, liat kk yang selalu asik nulis buat konten di blog
LikeLiked by 1 person
Makasih, ya. Wah jadi teringat sama Lampung, nih. Semoga aku bisa ke sana lagi😀.
LikeLike