Batam International Culture Carnival 2018, Bertabur Kostum Unik dengan Tema Suku Laut

Lanjutan dari rangkaian acara Batam International Culture Carnival 2018, tepat di hari Minggu tanggal 9 Desember 2018  Batam kembali mempersiapkan sebuah karnaval budaya. Perhelatan tersebut telah diselenggarakan sejak tahun lalu dan kini adalah untuk kedua kalinya.

Lubuk Baja Batam
Pose dulu di area penyelenggaraan acara

Aku bangun lebih awal mengingat hari ini harus mempersiapkan diri untuk meliput event tersebut. Meski kepala sedikit pusing karena begadang dan baru terlelap pukul  3 pagi demi menyelesaikan tugas tulisan, aku tetap bersemangat menyambut hari.

Sekitar pukul 8.30 pagi, aku dan teman-teman bergerak menuju ke Nagoya, yakni lokasi untuk acara nanti. Beberapa ruas jalan telah ditutup sejak tengah malam sebagai bentuk persiapan. Di beberapa sudut juga terlihat satuan pengamanan yang telah berjaga-jaga.

Penjual jajanan di BICC 2018
Penjual jajanan di sisi luar

Jalan Imam Bonjol di Nagoya, Batam berubah bak panggung catwalk bagi parade seni budaya yang akan tampil.

Meski jalanan tampak lengang, orang-orang yang terlibat mengisi acara mulai mempersiapkan diri. Sekelompok anak-anak muda penari Melayu sedang melakukan gladi bersih. Untuk menguasai gerak tari seperti itu memang butuh kesabaran dan harmonisasi demi hasil terbaik. Meski harus mengulang-ulang gerakan, namun mereka menunjukkan semangat yang tinggi.

Gladi bersih Batam International Culture Carnival 2018
Saat gladi bersih

Batam diguyur hujan jelang acara

Di tengah keasyikan menyaksikan para penari tadi, tiba-tiba saja langit menggelap. Lalu sekonyong-konyong hujan turun dengan derasnya. Sebagian panitia acara mulai sibuk. Sementara aku dan beberapa teman media hanya berdiam diri di bawah tenda yang diperuntukkan bagi tamu VVIP sembari menanti hujan reda.

Kami bahkan sempat menyaksikan sang pawang hujan yang sedang beraksi. Ia mengenakan baju lurik khas berikut celana hitam serta tak ketinggalan blangkon di atas kepala.

Sambil menengadah sesekali ia menjentikkan jari-jemari seperti hendak mengusir hujan. Ia terus bergerak mirip orang yang tengah menari mengikuti alunan musik. Lalu kemudian duduk bersila di atas aspal jalan.

Pawang hujan di acara batam International Culture Carnival 2018
Pawang hujan tengah beraksi

Aksinya tersebut tak ayal menarik perhatian pengunjung di sana. Aku bahkan sempat tertegun menyaksikan ia beraksi. Dan percaya tidak percaya, setelahnya hujan berhenti dan langit kembali cerah. Alhamdulillah.

Sajian seni budaya dan atraksi cheerleaders

Perhelatan yang masuk ke dalam 100 Calender 0f Event (CoE) Kementrian Pariwisata (Kemenpar) merupakan acara unggulan yang dicanangkan untuk menjaring wisatawan di Kepulauan Riau, terutama kota Batam. Setidaknya akan tampil lima seni budaya yang berasal dari lima negara yang akan unjuk kebolehan, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, India, serta Tiongkok.

Wilayah Batam memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Dengan adanya faktor kedekatan jarak wilayah dan budaya, Singapura disasar menjadi target pasar bagi event BICC.

Acara dimulai pada pukul 09.00 Wib bertempat di Simpang Martabak Har, Nagoya. Selanjutnya street performance menjadi konsep yang diusung dengan menyajikan sebuah karnaval yang cukup mewah.

Pertama-tama acara dibuka oleh pertunjukan apik cheerleaders yang terdiri dari siswi-siswi sekolah menengah atas di Batam. Dengan kostum khas mereka beraksi dengan lincahnya hingga tak jarang membuat penonton terpukau saat melihat lompatan yang cukup berisiko. Salutlah dengan kepiawaian anak-anak remaja ini!

Aksi cheerleaders di Batam International Culture Carnival 2018
Aksi cheerleaders

Beragam gelaran seni tampil secara berturut-turut. Atraksi budaya Topeng Ireng Putra Tidar yang berasal dari Malang, diikuti oleh Tarian Jarang Kepang dibawakan oleh Komunitas Reog Ponorogo dari Jawa Timur mempersembahkan seni tari tradisional yang begitu atraktif.

Selanjutnya tampil pula kesenian Turonggo Putra Mataram dari Yogyakarta dengan membawa sekelompok penari dengan kostum aneka warna. Mereka bergerak bebas mengikuti alunan musik yang berasal dari gending yang ditempatkan di atas sebuah mobil pick-up.

Kesenian Barong Mustika Joyo dari Jawa Tengah tak ketinggalan menyuguhkan penampilan menariknya. Cambukan menghentak keras di sela-sela tarian yang dibawakan.

Atraksi kesenian Batam International Culture Carnival 2018

Atraksi budaya 2 Batam International Culture Carnival 2018

Atraksi kesenian 3 Batam International Culture Carnival 2018

Atraksi budaya4 Batam International Culture Carnival 2018

Atraksi budaya 5 Batam International Culture Carnival 2018

Peserta Batam International Culture Carnival 2018

Cheerleaders Batam International Culture Carnival 2018

Aksi cheerleaders di Batam International Culture Carnival 2018

Sesaat sebelum azan berkumandang, acara lalu dihentikan sementara untuk dilanjutkan kembali pada pukul 1 tengah hari nanti.

Konferensi pers menjelang pembukaan BICC 2018

Aku dan teman-teman bergegas menuju ke Nagoya Hills Hotel untuk mengikuti konferensi pers bersama Ketua BP Batam. Diawali dengan menikmati sajian makan siang secara prasmanan, selanjutnya kami menuju ke sebuah ruangan khusus untuk mengikuti acara berikut.

Ketua CoE Kemenpar sekaligus Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural, Esthy Reko Astuti mengatakan bahwa BICC adalah event yang punya peluang berkembang besar. Salah satu alasan ditetapkannya sebagai Calendar of Event tak lain karena ada kekuatan besar masuknya wisatawan dari Singapura.

Aku pribadi melihat potensi kota Batam untuk menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara sangatlah besar. Terlebih letaknya yang berbatasan langsung dengan Singapura menjadikan Batam memiliki banyak ekspatriat yang bekerja di sana. Lagipula Singapura adalah salah satu hub atau penghubung bagi negara lainnya.

Esthy menambahkan, transportation hub merupakan bagian dari tourism hub itu sendiri. Benar juga ya, sebab orang-orang yang berkunjung ke Singapura selanjutnya bisa diarahkan untuk datang ke Indonesia. Caranya, dengan menawarkan paket-paket wisata yang ada di negara kita tercinta kepada tourist yang melakukan kunjungan ke Singapura tadi.

Aku baru tau ternyata untuk Calendar of Event 2019 mendatang telah disiapkan 6 kurator yang akan menentukan kelayakan sebuah event. Mereka terdiri dari para tokoh di berbagai bidang dan ahli. Kebetulan kali ini salah satu kurator Kemenpar ternama ikut hadir. Beliau adalah Dynan Fariz yang juga seorang perancang busana dan tercatat sebagai penggagas sekaligus pendiri Jember Fashion Carnival.

Di kesempatan jumpa pers tersebut Dynan mengungkapkan harapannya agar BICC mempunyai waktu yang pasti dan agenda yang valid di tahun berikutnya. Hal itu akan memudahkan wisatawan untuk datang ke karnaval kita. Dan untuk memeriahkan gelaran parade siang nanti, Dynan membawa 12 peraga Jember Fashion Carnival.

Press Conference Batam International Culture Carnival 2018

Menurut Ni Wayan Giri Adnyani selaku Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kementrian Pariwisata, berdasarkan laporan dari panitia penyelenggara akan ada kurang lebih 200 wisatawan mancanegara turut hadir untuk menyaksikan event ini. Turis Korea berjumlah sekitar 90 orang, lalu selebihnya berasal dari Singapura dan Malaysia. Wah luar biasa minat peserta untuk mengikuti acara karnaval ini!

Rangkaian parade kostum bertemakan suku laut

Setelah berlangsungnya konferensi pers tadi, kami kembali ke tempat awal di mana acara puncak akan berlangsung. Ketua Calender 0f Event Kemenpar, Esthy Reko Astuti membuka festival ini dengan antusias.

Tamu VVIP Batam International Culture Carnival 2018
Tamu VVIP
Pembukaan BICC 2018
Pembukaan BICC 2018

Tari Persembahan menjadi pembuka acara yang memikat. Diikuti oleh Tarian Rampai Batam yang sebelumnya tampil pula di acara Kampung Bule Funtastic Colour Night kemarin malam. Oh ya, tarian Rampai Batam ternyata menjadi tarian prestasi bagi kota Batam setelah berhasil dibawakan oleh ribuan penari pada acara Batam Menari beberapa bulan lalu sekaligus memecahkan rekor MURI.

Baca sebelumnya : Kampung Bule Funtastic Colour Night, Kemeriahan Malam Panjang di Batam

Tari Persembahan Batam International Culture Carnival 2018

Parade BICC 2018

Parade 2 Batam International Culture Carnival 2018

SEni budaya India pada Batam International Culture Carnival 2018

Parade kostum Batam International Culture Carnival 2018

Parade kostum 2 Batam International Culture Carnival 2018

Parade kostum 3 BICC 2018

Parade kostum 4 BICC 2018

Meski terinspirasi dari Jember, BICC menawarkan sesuatu yang berbeda dari sisi budaya lokal yang diangkat. BICC menampilkan kostum dengan desain khusus yang terbagi dalam beberapa tema, diantaranya Suku Laut, Wayang Nusantara, Agroculture, dan Recycle.

Parade kostum Batam International Culture Carnival 2018

Parade kostum 2 Batam International Culture Carnival 2018

Parade kostum 4 Batam International Culture Carnival 2018

Parade kostum 5 Batam International Culture Carnival 2018

Tema Suku Laut menjadi pembeda dengan penyelenggaraan BICC tahun sebelumnya. Kali ini, seni budaya yang disajikan menambah kekhasan warna lokal untuk disaksikan bersama.

Warna coklat mendominasi kostum peragaan Suku Laut. Desainnya pun sangat unik dan berkesan glamour. Batam sebagai daerah bahari ditonjolkan melalui beragam motif yang disematkan pada kostum yang tampil, seperti busana miniatur kapal.

Parade kostum 6 Batam International Culture Carnival 2018

Parade kostum 7 Batam International Culture Carnival 2018

 

Parade kostum BICC 2018 yang unik

Kostum unik di BICC 2018

Parade seni budaya BICC 2018

Keseruan saat meliput acara

Tanda pengenal pers yang aku peroleh dari panitia memberikan akses penuh untuk meliput event. Panitia lokal telah menempatkan dua titik khusus bagi rekan media yang ingin mengabadikan gambar.

Kartu pengenal pers Batam International Culture Carnival 2018

Meliput acara Batam International Culture Carnival 2018
Bersama Mas Ismail Uka-Uka (Jakarta) dan Merry (Batam)

Aku memilih untuk berdiri titik ke-2 yang berada tepat di bagian ujung catwalk bersama beberapa teman. Di sana sudah bersiap-siap para awak media yakni fotografer dan videografer yang dilengkapi peralatan fotografi, mulai dari tripod, kamera dan lensa tele, videocam, hingga drone. Ah, ternyata begini suasana peliputan acara event yang bergengsi, ya.

Meski hanya bermodalkan sebuah topi yang kubeli dadakan tak jauh dari lokasi acara dan harus berdiri berjam-jam diterpa sinar matahari tak kenal ampun tanpa pelindung, nyatanya aku tetap antusias untuk mengabadikan gambar.

Suasana kocak dan komentar-komentar lucu dari mulut teman-teman media saat bertugas menjadi satu pengalaman baru tidak terlupakan. Aku merasa sedikit lelah tapi tetap semangat. Aku bahkan tidak peduli lagi apakah sunscreen SPF 50+ yang kupakai bekerja dengan baik di kulitku.

Suasana saat liputan BICC 2018
Credit Pic: Merry

Para peserta karnaval tak kalah antusias dan memberi penampilan terbaik mereka. Senyum ramah tetap dilontarkan meski harus menanggung bobot kostum yang cukup berat. Pria dan wanita juga anak-anak berjalan dengan anggun dan rapi di jalur khusus. Tak lupa sesekali berpose untuk memberi kesempatan para juru foto mengambil gambar.

BICC 2018 berjalan lancar dan sukses

Event berlangsung hingga pukul 5 sore. Meski warga berduyun-duyun datang ke lokasi untuk melihat atraksi, namun tidak begitu terlihat kepadatan yang berarti. Gaung acara ini mungkin kurang terdengar hingga ke seluruh penjuru kota. Alat promosi seperti umbul-umbul, spanduk, dan baliho cuma terlihat di ruas jalan utama mendekati lokasi acara. Untuk event berskala internasional seperti ini barangkali perlu melakukan promosi secara gencar dan lebih agresif lagi demi menjaring minat pengunjung untuk datang menonton.

Pengunjung yang menyaksikan BICC 2018
Sebagian pengunjung

Secara keseluruhan acara Batam International Culture Carnival 2018 telah sukses dilaksanakan. Sebagai pendatang, aku merasa cukup puas menyaksikan rangkaian acara sejak sehari sebelumnya. Batam yang merupakan daerah crossborder punya banyak sekali daya tarik yang bisa dikemas. Semoga ke depan terjalin kolaborasi yang lebih baik lagi dari semua pihak terutama pelaku pariwisata.

Sukses terus untuk pariwisata Batam. Salam Pesona Indonesia!

Peserta di BICC 2018

 

 

 

8 thoughts on “Batam International Culture Carnival 2018, Bertabur Kostum Unik dengan Tema Suku Laut

  1. penasaran sama tahun 2019 semeriah apa
    tahun 2018 aja semewah dan semegah itu dengan ragam parade dan busana busana adat, gimana tahun 2019 ya kak

    Like

  2. Seru dan keren ya kak…

    Di Medan pernah ada acara seperti ini kah atau belum y kak? yang berskala internasional gitu kak….

    semoga juga lah Medan bisa bikin acara ginian setiap tahun…

    Like

    • Acara keren berskala internasional mirip parade budaya gini sayangnya belum pernah dibikin di Medan, Rud. Ya pingin satu saat ada acara kece juga yang bertaraf internasional. Tapi bentuknya mungkin beda kali, ya😀.

      Like

  3. seru ya acaranya meriah kak,

    gimana ya tahun depan, bakalan lebih seru lagi atau lebih meriah lagi, tapi itu kalau untuk pakaian adatnya dari penjuru dunia ya kak? atau budaya lokal ?

    Like

    • Semoga tahun depan lebih seru dan meriah lagi, Rif. Untuk parade pakaiannya ada dari beberapa perwakilan negara yang ikut serta. Kebanyakan siy budaya lokal, sesuai dengan tema utamanya🙂.

      Like

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.