Langkah Kecil Memupuk Kebiasaan Menulis lewat Blog

Ray Bradbury mengatakan, “Just write every day of your life. Read intensely. Then see what happens. Most of my friends who are put on that diet have very pleasant careers“.

Saat membaca kalimat itu sontak aku teringat kalau akhir-akhir ini aku alpa mengisi laman blog.

Sudah hampir satu bulan aku tidak ngeblog. Sebelumnya bahkan pernah lebih lama dari itu. Dua hari lalu aku iseng membuka laman blogku. Ketika menemukan tulisan terakhir, aku jadi sadar kalau belakangan ini tidak menulis topik di luar pekerjaan. Istilahnya, aku hanya nulis kalau ada kerjasama dengan klien.

Tips ngeblog Mollyta di DAAI TV

Kemana Molly yang dulu rajin ngeblog? Kenapa sekarang rasanya sulit membangun kebiasaan menulis, ya?

Di situasi pandemi ini main media sosial jadi satu hiburan tersendiri. Tapi sejak enam bulan terakhir aku merasakan distraksi dari aktivitas bermedia sosial tadi. Aku mendadak sulit fokus dan jauh dari mindful.

Meski berawal sekadar scrolling untuk cari-cari inspirasi konten, tak jarang aku larut dan lupa waktu. Ya, aktivitas media sosial memang selalu punya daya tarik yang bikin penasaran. Mulai dari cari informasi tertentu sampai menengok postingan teman yang muncul di beranda. Kalau mata sudah lelah, aku lantas malas melakukan hal lain, termasuk ngeblog.

Asah Kemampuan Menulis lewat Blog

Terjadinya digital disruption akibat pandemi Covid-19 memaksa blog berkompetisi ketat dengan sejumlah media sosial dalam merebut atensi. Bahkan sebagian orang menganggap aktivitas ngeblog sudah tidak semenarik dulu.

Pendapat itu tidak sepenuhnya salah, mengingat sekarang minat audiens tertuju pada video atau audio daripada tulisan. Apalagi blog identik dengan muatan narasi yang cukup panjang dan detil.

Saat ini dunia digital berkembang begitu pesat. Setiap hari kita disuguhi ragam informasi, termasuk lewat media sosial. Bahkan energi kita nyaris tersedot oleh aktivitas di berbagai platform. Baik saat jadi penikmat konten maupun berkreasi membuat konten.

Meski turut mengelola media sosial, aku sadar sebetulnya aktivitas blogging-lah yang sudah setia menemani perjalananku di dunia kreatif sampai detik ini. Aku menjalani keseruannya selama lebih dari tujuh tahun. Rasanya ngga rela meninggalkan aktivitas ini cuma karena sesekali dihantui rasa malas atau tengah fokus belajar hal lain.

Blog ngga cuma memberiku wadah untuk menyampaikan opini atau berbagi pengalaman saja. Bagiku, peran blog sangatlah besar. Lewat aktivitas ngeblog yang kulakoni sampai sekarang, aku dibawa bertumbuh menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab. Termasuk menjaga kepercayaan dari audiens serta klien.

Sampai sekarang aku menganggap aktivitas ngeblog tetap istimewa. Punya blog yang dikelola secara profesional menjadi sebuah nilai tambah sekaligus portofolio digital. Artinya kita bisa membangun sebuah reputasi lewat blog.

Baca : Tak Ada Kata Terlambat untuk Memulai Ngeblog!

Misalkan kita ingin jadi seorang kreator konten. Apapun medium yang dipilih untuk berkarya, menurutku lebih menarik jika kita punya kemampuan menulis yang baik. Dan blog adalah wadah ideal untuk menuangkan ide, membahas bermacam topik secara detil, atau ingin berbagi sudut pandang. Sensasinya beda sekali kalau dibandingkan menulis di media sosial yang punya keterbatasan jumlah karakter.

Kalau dulu aku tidak bertemu blog, mungkin sampai sekarang kemampuan menulisku tidak terasah. Lewat ngeblog, aku berlatih menstrukturkan pikiran untuk dituangkan ke dalam tulisan.

Menulis sebetulnya cukup mudah. Tapi memproduksi tulisan yang terstruktur baik, terasa mengalir, ngga mbulet, dan dapat dipahami tentu perlu kiat tersendiri. Kemampuan itu tidak terjadi dalam waktu semalam, melainkan perlu diasah dengan cara membiasakan diri menulis setiap hari.

Adaptif terhadap Perkembangan

Bicara soal blog, aku jadi teringat perbincanganku tahun lalu bersama Mas Yosef Abas, founder dari Sekolah Pebisnis melalui Instagram Live.

Sebenarnya saya salut banget sih karena kan Mbak Molly udah ada dari blogger dan sampai sekarang itu kan udah beralih dan beralih terus. Dan memang salah satu skill yang diperlukan buat blogger atau teman-teman creators itu, selalu update dengan perkembangan sekarang”, ungkap beliau saat sesi Live berlangsung.

Mollyta Mochtar Blogger Medan berbagi tips menulis

Selain memupuk kebiasaan menulis dan menjaga konsistensi ngeblog, seorang blogger wajib adaptif dengan perkembangan zaman. Selain itu, blogger dituntut kreatif dan konsisten membuat konten agar media sosialnya tak berdebu karena jarang diurus. Meski melelahkan, saat memutuskan terjun secara profesional tentu kita butuh komitmen tinggi dalam menjalankannya.

Baca : 5 Pelajaran Penting agar Ngeblog Tetap Menyenangkan

Jujur, terkadang aku kehabisan energi untuk ngeblog ketika mencari ide konten untuk keperluan media sosial. Belum lagi merasa perlu menyiapkan diri untuk belajar sesuatu yang menunjang aktivitasku sebagai blogger sekaligus fasilitator.

Maka dari itu tak jarang aku justru lupa mencatat ide konten blog yang melintas di pikiran saat fokus melakukan kegiatan lain. Akhirnya, ide-ide tersebut lenyap ngga berbekas. Ujung-ujungnya, aku kembali menunda ngeblog.

Untuk orang yang overthinking seperti aku, nulis `asal jadi biar blog tetap update aja` sama sekali bukan pilihan. Aku enggan buang waktu dan energi untuk sekadar ngeblog yang isinya ngga berfaedah. Ya, aku memang seperfeksionis itu. Hahaha. Beda halnya dengan postingan di media sosial yang tidak terlalu aku atur karena cenderung lebih nyantai.

Tip Mengatasi Writer`s Block

Menemukan ide untuk konten blog sebetulnya tidak sulit. Menurutku bagian tersulit justru bagaimana mengembangkan sebuah ide dan menuangkannya ke dalam tulisan yang enak dibaca, menyamankan mata, sekaligus bermanfaat bagi pembaca.

Sadar akan kemampuan merangkai kata yang jauh dari mahir, aku butuh waktu lebih lama dalam memproduksi sebuah tulisan di blog. Mungkin berbeda dengan pengalaman teman-teman lain yang sudah piawai dalam menulis, ya.

Baca : Ngeblog, Sebuah Pandangan Sederhana

Bukan cuma itu, sesekali aku juga mengalami kebuntuan menulis yang dikenal dengan istilah writer`s block. Kalau sudah begitu, biasanya aku rehat untuk menenangkan pikiran.

Namun celakanya waktu istirahat yang terlalu lama berefek pada kemalasan menulis. Dan akhir-akhir ini aku mengalami sendiri. Untuk memulainya lagi aku butuh menyeret tubuh untuk duduk manis dan hanya fokus menulis. Tanpa distraksi dari media sosial.

Memupuk kebiasaan menulis lewat blog

Belajar dari pengalaman, aku kemudian menemukan tip untuk keluar dari kebuntuan menulis, antara lain :

  1. Lepas sejenak dari aktivitas yang berhubungan dengan menulis. Lalu duduk dan mengamati dari balik jendela. Kelihatannya seperti tidak melakukan apa-apa, namun itu adalah momen untuk kita merenung, berpikir, dan memroses hal yang melintas di kepala. Aku mungkin beruntung punya tetangga rumah yang suka memelihara burung. Alhasil setiap hari aku bisa menikmati kicauannya. Aktivitas sederhana ini jadi pemantik untuk aku `berdialog` dengan pikiran yang ruwet untuk diurai satu persatu.
  2. Momen berdiam tanpa mengerjakan apa-apa mengizinkan otak untuk beristirahat. Efeknya, kita akan lebih mudah fokus. Pada akhirnya kita bisa memerhatikan setiap detil yang terjadi di depan mata. Ini bagian penting agar kemudian kita bisa menulis lebih rinci dan membantu pembaca memaknai sesuatu dengan cara yang belum pernah mereka lakukan.
  3. Sesekali pergi ke luar dan nikmati kuliner kesukaan di tempat yang tak terlalu ramai. Jangan lupa tetap perhatikan prokes, ya. Dengan begitu mood akan berangsur membaik. Setelahnya, kita lebih siap untuk kembali menulis.

Cara terbaik mengisi ulang otak adalah terlibat dengan hal-hal berbeda dari apa yang kita lakukan sehari-hari. Sesudahnya, belajar menumbuhkan kemampuan membaca tulisan sendiri dengan mata, telinga, dan pikiran orang lain. Lalu bacalah dengan keras untuk diri sendiri.

Aku coba mempraktikkan metode tersebut sebelum membuat tulisan ini.

Diawali dengan membaca ulang beberapa tulisanku terdahulu. Aku pilih sebagian tulisan yang cukup berkesan untukku, baik dari segi momen, pengalaman, maupun upaya menulisnya. Aku belajar memposisikan diri sebagai pembaca agar bisa menangkap sebuah kesan usai menikmati tulisan tadi. Apakah ada yang kurang pas? Atau adakah yang terasa berlebihan? Misalnya seperti itu.

Setelahnya, aku membaca keras-keras untuk diriku sendiri. Supaya aku tau apakah alurnya sudah pas dan nyaman di telinga. Terus terang aku belajar banyak sekali dari metode itu. Salah satunya, aku jadi lebih lancar menuangkan isi pikiran.

Ngeblog Sebagai Cara untuk Pulang

Di tengah beragam kegiatan di rumah selama pandemi, aku menjadikan kegiatan ngeblog sebagai cara untuk pulang. Saat aku lelah dengan banyak hal, aku memutuskan kembali nulis di blog. Usai menjelajah sejumlah media sosial yang sarat daya pikat, aku justru rindu mengolah kata di blog pribadiku.

Ngeblog bukanlah ajang lomba lari jarak pendek, melainkan ultra marathon. Kita perlu mengelola energi sebaik mungkin agar mampu tetap berlari hingga mencapai garis finish. Artinya, bukan lagi bicara siapa yang lebih cepat atau lebih banyak, melainkan siapa yang sanggup bertahan dan mengalahkan ego sendiri demi mencapai tujuan utama.

Blog menjelma jadi teman setia yang menampung segala keluh kesah, perasaan, maupun harapan. Blog juga sudah merekam semua kenangan dan pengalaman manis dalam keabadian.

Tips atasi writer`s block ala Mollyta Mochtar

Kisah-kisah personal juga aku muat di sana agar aku bisa menghargai setia momen kecil, baik yang menyenangkan maupun tidak mengenakkan. Yang membuatku tersenyum saat membaca dan kembali merasakan keseruannya, sekaligus menitikkan air mata saat mendapati kisah sedih yang menggores luka. Semua melengkapi perjalanan ngeblogku. Kalau kalian pingin baca, silakan cek di kategori Miscellaneous, sub kategori Thoughts, ya.

Blog adalah rumah maya yang akan terus aku rawat. Karena di sana memuat berjuta kenangan yang tidak terlupakan. Dan aku kembali melanjutkan langkah kecilku dengan memupuk kebiasaan baik ini. Menulis di blog, dahulu, sekarang dan semoga selamanya.

Kalau kalian sendiri bagaimana? Yuk sharing di kolom komentar.

19 thoughts on “Langkah Kecil Memupuk Kebiasaan Menulis lewat Blog

  1. Sejak masih blm bisa share2 tulisan di sosmed bikin aku smakin “malas” nulis lebih tepatnya males nyari ide dan banyak ketumpuk di draft. hiks hiks…. Sudah nyamanjadi pembaca setia. Untung Kk Moly update blog terus 🙂

    Like

  2. Hai mba molly…. ;). Udh lama ga main kesini. Duuh aku kangen baca tulisan2 mba.

    Naah buatku blog itu juga rumah mba. Dan kayaknya walopun skr Vlog dan udh lebih merajalela, tapi buatku blog ttp utama. Aku ga terlalu suka segala sesuatu yg berbau video ATO audio. Aku lebih suka membaca memang. Makanya blog ttp jadi sarana pelepasan dan hobi menulis ku . Ga peduli walopun pembaca blog makin sedikit, buatku menulis blog juga buat kepuasan pribadi kok. Aku menulis Krn suka, dan Krn aku pelupa. Jadi drpd aku lupa semua informasi tempat2 dan kukiner yg pernah aku datangin, kan mending aku tulis. Suatu saat kalo butuh mau kesana lagi, aku tinggal buka blog sendiri.

    Makanya ga ada kata bosan buatku utk blog. :). Aku tetep akan selalu menulis sih.

    Liked by 1 person

    • Hai Mba Fanny, makasih ya masih mampir di blog ini😍. Kita sama niy, lebih suka nulis daripada bikin video/audio hahaha😄. Karena basic kita dari ngeblog barangkali ya, jadi tetap lebih nyaman begini. Lagipula tulisan lebih terasa personal dan bikin pembaca bisa berimajinasi sendiri kalo jago bikin storytelling-nya. Setuju banget kalau ngeblog jadi wadah menyalurkan hobi nulis. Semoga bisa jadi terapi ya, Mba😊. Keep writing!

      Like

  3. menulis sekarang jadi sesuatu yang menyenangkan , apalagi kalau aku bikin fiksi bisa berimajinasi kemana2 samapi ceritanya tak terpikirkan orang

    Like

    • Iya aku juga setuju kalau tulisan bikin orang bisa berimajinasi🙂. Apalagi kalo suka nulis fiksi, ya. Pasti seru banget karena eksplorasi lewat kata-kata.

      Like

    • Makasih, Mas. Betul banget, kadang kita nyari-nyari ide buat ngeblog tapi ngga berujung nulis juga ya. Akhirnya blog jarang diisi. Yuk semangat ngeblog lagi.

      Like

  4. thanks mbak, pernah ngeblog 4 tahun yg lalu, gk aktif karena fokus kuliah, sekarang termotivasi lagi karena tulisan ini,

    Like

  5. baca tulisan kak molly yang ini jadi teringat waktu aku buntu nulis, terus rehat kelamaan dan karena sekarang agak sibuk di sini jadi sampe kepikiran mau dijual aja “blog yang itu”, tapi ga jadi karena setuju kalau blog awal dari semuanya sampe aku jadi yang sekarang ini. Ini lagi balik rajin dan semoga ga buntu dan malas lagi hahahahah

    Like

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.