Ngobrol Bareng MPR RI di Medan : Memahami 4 Pilar Kebangsaan dan Fenomena Media Sosial

Hidup di zaman sekarang terasa makin kompleks. Kencangnya arus informasi yang masuk dari berbagai arah semakin sulit untuk dibendung. Begitu pun kemajuan teknologi yang turut memudahkan penyampaian berita dan dapat langsung diterima oleh masyarakat.

Ngobrol bareng MPR RI

Sebelum era internet merebak, aku hanya mengandalkan radio, televisi, surat kabar, dan majalah untuk mendapatkan informasi. Setiap pagi sambil menikmati sarapan, aku menyempatkan untuk membaca surat kabar langganan. Rasanya seperti ada yang kurang kalau belum mengetahui berita terbaru pada hari itu.

 

Dalam perjalanan, aku masih sesekali ditemani oleh siaran berita dari radio kesayangan. Di sela-sela mendengarkan musik, informasi aktual yang mampir ke telinga ikut menambah pengetahuan tentang apa yang sedang hangat diperbincangkan orang. Mulai dari kejadian terkini hingga berita populer lainnya.

 

Untuk membahas hal-hal terkait arus informasi, MPR RI merasa penting menggelar acara khusus yang bertajuk “Ngobrol Bareng MPR RI bersama Netizens Medan” yang juga turut dihadiri oleh komunitas Blogger Medan.

MPR RI
MPR RI

Aku ikut menghadiri acara diskusi santai yang digelar MPR RI pada hari Jum`at malam tanggal 20 April 2018 lalu. Bertempat di Diamond Ballroom Grand Swiss-Belhotel Medan, acara ngobrol bareng tersebut diramaikan oleh para warganet di kota Medan.

 

Beberapa pekan lalu kita mengetahui bahwa Facebook menjadi sorotan usai lebih dari 87 juta data penggunanya (termasuk 1,1 juta pengguna di Indonesia) terakses oleh Cambridge Analytica. Kebocoran data sebagian penggunanya ke perusahaan pihak ketiga tersebut menjadi sorotan dunia internasional.

 

Hal itu turut membuat pengguna Facebook di Indonesia diliputi rasa was-was terkait data pribadi yang jatuh kepada pihak lain. Toh kita tak ingin informasi pribadi  dijadikan alat untuk kepentingan politik dengan cara membentuk opini lewat jejaring sosial.

 

Seperti namanya, media sosial selayaknya digunakan untuk berinteraksi dan bersosialisasi, juga menyebarkan konten positif. Media sosial menjadi sebuah wadah penyebaran informasi tanpa batas.

 

Awalnya media sosial digunakan untuk meluaskan pertemanan. Belakangan ia juga dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti mensosialisasikan berbagai kegiatan hingga mempromosikan produk/jasa.

 

Tidak terbatasnya informasi yang mengalir masuk lewat media sosial tak ayal membuat kondisinya bertambah riuh. Mulai dari berita yang bisa dipertanggungjawabkan hingga informasi yang bermuatan negatif ada di sana. Hal-hal yang inspiratif maupun provokatif terus-menerus membanjiri linimasa.

 

MPR RI menyoroti fenomena media sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Hingga pada kesempatan bincang santai kali ini hadirlah Ibu Siti Fauziah selaku Kepala Biro Humas Setjen MPR RI dan Bapak Andrianto Majid selaku Kepala Bagian Pusat Data dan Informasi (PDSI) Setjen MPR RI. Beruntung kota Medan terpilih menjadi kota pertama di tahun 2018 yang dikunjungi perwakilan MPR RI dalam rangka sosialisasi tersebut. Bangga dan terharu dong, ya.

Ngobrol bareng MPR RI bersama Ibu Siti Fauziah dan Bapak Andrianto Majid
Ibu Siti Fauziah dan Bapak Andrianto Majid (berkacamata) beserta moderator acara

Kekisruhan politik yang turut mewarnai laman media sosial menjadi salah satu topik yang dibahas pada malam itu. Betapa banyak isu yang digulirkan untuk meramaikan kondisi perpolitikan di negeri kita.

 

Sebagai pengguna media sosial aktif, aku sendiri merasa bingung sekaligus jengah mendapati berita yang silih berganti membanjiri hampir di setiap waktu. Bahkan ada oknum yang sengaja menebarkan kebencian dan ketakutan lewat media sosial. Membuat kondisi terasa makin tidak sehat karena merebaknya berbagai isu.

 

Rasanya lelah juga melihat sebagian orang dengan cepat memercayai suatu informasi yang tak jelas asal-usulnya. Lalu dengan mudahnya ikut membagikan lagi agar makin banyak orang tahu. Seolah dirinya tak dibekali kemampuan mencerna lebih dalam informasi yang mampir. Miris sekali.

 

Masyarakat pengguna internet atau lebih dikenal dengan warganet tak semua paham bagaimana cara bermedia sosial yang baik. Tak jarang kita temui pula warganet dengan latar belakang pendidikan tinggi yang masih mudah terpengaruh isu-isu negatif, bahkan turut serta menyebarkan kebencian. Sungguh keadaan darurat yang perlu penanganan khusus agar pemahaman mereka kelak semakin baik.

 

Pada kesempatan tersebut baik Ibu Siti Fauziah maupun Bapak Andrianto Majid menyinggung soal Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang menyentuh berbagai aspek. Ada aspek sosial dan politik, termasuk juga aspek budaya dan dunia kreatif.

 

Apa itu 4 Pilar Kebangsaan?

Pilar secara definisi mengandung arti tiang penyangga. Maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dibutuhkan pilar yang dapat kokoh menyangga agar rakyat yang berdiam di dalamnya merasa aman, tenteram, nyaman, dan menaungi dari berbagai gangguan. Pilar kebangsaan merupakan sebuah sistem yang memiliki konsep, nilai, dan prinsip yang dianut untuk kemudian digunakan sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 

Adapun 4 pilar kebangsaan itu yakni :

  1. Pilar Pancasila
  2. Undang-Undang Dasar 1945
  3. Negara Kesatuan Republik Indonesia
  4. Bhinneka Tunggal Ika

 

Sebagai warga negara yang baik, semestinya kita menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam 4 pilar kebangsaan yang kita usung bersama. Mengimplementasikannya juga tidak sulit, kok. Asal ada niat untuk menjadikannya landasan berpikir dan bertindak dalam kehidupan bermasyarakat.

 

  • Pilar Pancasila

Sejak duduk di bangku sekolah, seluruh siswa diwajibkan menghapal kelima sila Pancasila. Namun pernahkah kita benar-benar menghayati dan memaknai setiap sila tersebut? Barangkali sudah, atau bisa jadi belum sepenuhnya.

 

Pancasila sebagai dasar negara kesatuan Republik Indonesia seyogianya dapat membawa kita menjadi warga negara yang berketuhanan, menghormati kebebasan manusia menyampaikan aspirasi dan pendapat, tidak memecah belah satu sama lain, siap bermusyawarah untuk mencapai kata mufakat, dan memahami konsep adil dan merata.

 

  • Undang-Undang Dasar 1945

Undang-undang Dasar 1945 berfungsi sebagai konstitusi negara menjadi acuan dasar hukum dalam segala aspek kehidupan, terkait urusan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Artinya setiap warga negara memiliki hak, kewajiban, dan perlakuan yang sama di mata hukum tanpa kecuali. Apabila terbukti melanggar maka dapat dikenai hukuman sesuai pasal yang berlaku.

 

Dalam UUD 45 tersebut juga disyaratkan agar kita taat dan menjunjung tinggi hukum. Jangan main hakim sendiri dan berpikirlah sebelum melakukan tindakan. Karena apapun pasti ada konsekuensinya.

 

  • Negara Kesatuan Republik Indonesia

Memahami bahwa Indonesia adalah sebuah negara kepulauan, ingatanku langsung melayang pada jarak antar wilayah yang terbentang sekian kilometer. Biarpun tinggal dalam wilayah yang berbeda-beda, namun kita dipersatukan oleh satu kedaulatan yakni NKRI.

 

Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang utuh. Maka kita harus senantiasa mengobarkan semangat untuk menjaga kedaulatan bangsa dan prinsip bela negara demi menjaga keutuhan NKRI tercinta ini.

 

  • Bhinneka Tunggal Ika

Dari sejak kecil orang tuaku sudah menanamkan makna keberagaman. Mereka mengajarkanku agar bisa bertoleransi terhadap perbedaan, dalam hal apapun. Dunia indah kalau kita tak seluruhnya sama. Begitu pesan mereka.

 

Di zaman sekarang, orang mulai sulit menerima perbedaan. Sikap saling tuding dan saling hujat mewarnai kehidupan bermasyarakat. Membuat semangat ke-Bhinneka-an mulai meluntur. Maka dari itu, kita wajib mengembalikan lagi semangat persatuan dan kesatuan agar kehidupan bernegara semakin harmonis. Bisa, kan?

 

Memahami 4 Pilar Kebangsaan

Dari paparan yang sesekali menyelipkan guyonan agar suasana tetap hidup, kedua narasumber menjelaskan secara gamblang bagaimana sebaiknya warganet cerdas dan bijak berperilaku dalam pemanfaatan dunia maya. Diskusi pun mengalir santai tanpa kesan digurui sama sekali.

Suasana acara Ngobrol Bareng MPR RI dengan Netizens Medan
Sebagian peserta pada acara Ngobrol Bareng MPR RI

Aku menggaris bawahi penjelasan Bapak Andrianto agar kita tidak dengan mudah menyerap informasi, memberi kemudian menyebarkan informasi tersebut kepada khalayak lewat media sosial milik kita. Sebab sebagai salah satu penggiat media sosial, aku turut bertanggung jawab akan hal itu. Bagaimana pun juga toh tingkat pemahaman warganet tidak mungkin sama.

 

Dari penjelasan kedua narasumber tadi, aku mengambil kesimpulan bahwa pemahaman akan pentingnya 4 Pilar Kebangsaan harus terus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terkait dengan penggunaan media sosial. Dengan begitu kita bisa turut berperan serta mengurangi dampak buruk maupun benturan yang muncul di kelompok masyarakat.

 

Yang perlu dipahami adalah setiap orang punya nilai-nilai kebenaran yang dianutnya. Nilai-nilai itu seharusnya tidak dipaksakan kepada orang lain. Kalau dipaksakan bukan tak mungkin terjadi benturan yang menyebabkan pertikaian atau debat kusir tak berkesudahan.

 

Salah satu upaya untuk mengantisipasi hal itu adalah melalui budaya literasi. Sosialisasi 4 pilar dilakukan dalam berbagai tingkatan. Untuk anak SD bisa mulai menggelar lomba menggambar dan mewarnai yang berkaitan dengan Pancasila. Lalu untuk tingkat SMA diadakanlah Lomba Cerdas Cermat di 34 provinsi. Sedangkan bagi mahasiswa, kegiatan kemah 4 pilar, debat konstitusi, maupun TOT melalui outbond dapat diselenggarakan. Terakhir, bagi masyarakat luas bisa mulai menggelar acara budaya yang mengusung semangat kerjasama dan gotong-royong.

***

Pada sesi akhir, teman-teman yang hadir tampak antusias melontarkan pertanyaan bagi kedua narasumber tadi. Obrolan santai ini sesekali mengundang tawa seluruh peserta yang hadir di ruangan. Membuat acara berjalan baik dan berlangsung  akrab. Terlihat wajah-wajah puas dari peserta walau karena keterbatasan waktu, narasumber tak bisa melayani seluruh pertanyaan yang diajukan.

Para peserta acara Ngobrol Bareng MPR RI di Medan
Sebagian peserta wanita

 

Tak terasa waktu semakin larut. Aku melirik arloji di pergelangan tangan kananku. Kaget juga karena ternyata sudah hampir pukul 10 malam. Membuat mata mulai sedikit mengantuk. Lambung pun sudah cukup kenyang oleh aneka buffet menu yang disajikan pihak hotel sebelum acara berlangsung.

 

Perbincangan sarat ilmu hari ini telah memberikan insight baru dalam diriku. Semangat 4 pilar kebangsaan perlu terus ditumbuhkan di dalam hati agar perilaku kita tidak merugikan orang lain. Keutuhan dan semangat persatuan harus tetap dijaga.

 

Semoga kita bisa menjadi warganet yang cerdas, bijak, dan santun dalam bermedia sosial. Tanamkan sikap tak mudah terpancing sebelum mengklarifikasi dan mengecek ulang berita yang sama dari sumber berbeda. Perangi hoaks yang menimbulkan kecemasan, perpecahan, dan kebencian. Mulai sekarang yuk budayakan literasi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik!

Peserta acara Ngobrol Bareng MPR RI bersama blogger Medan dan netizens
Sebagian peserta foto bersama usai acara (Difoto oleh : Pertiwi Soraya)

 

 

 

10 thoughts on “Ngobrol Bareng MPR RI di Medan : Memahami 4 Pilar Kebangsaan dan Fenomena Media Sosial

  1. Eh… Ada nama awak 😆

    Awak suka baca reviewnya kakak. Lengkap dan ilmunya dapat.

    Dan setuju banget sama bagian yang…semangat dan nilai 4 Pilar perlu diyumbuhkan dalam hati, Agar perilaku kita tak merugikan orang lain.

    Kalau dipikir-pikir, tren perilaku warganet yang sekarang ini adalah efek penanaman 4 pilar pada waktu lampau yang hanya sekedar dihapal itu kali ya, makanya fenomenanya baru kelihatan di masa kini.

    Like

    • Harus dong di-mensyen nama orangnya, kan menghargai hahaha😉. Makachi, Tiwi… jujur aku nulisnya effort karena baru kali ini nulis tema di luar genre blog🙈. Yang penting nilai-nilai 4P yang didengarkan malam itu bisa kita resapi dan amalkan, bukan sekadar jadi bacaan atau dihapal. Gitu kan, ya☺

      Like

  2. Ngeriilah kalo udah nulis terbaik di kelasnya.. Awak ga ada apa2 nya.. Jelas ke Jakarta kayaknya ni.. 😂😂

    Like

  3. Suka dengan kesimpulannya. Kita mesti jadi netizen yg cerdas, bijak , santun dan Tak mudah kena hoax. The world will be a better place if that happens

    Like

    • Setuju banget, Aip! Kita kudu bijak menghadapi setiap pemberitaan dan persoalan di negeri ini. Supaya bisa hidup berdampingan dengan aman dan damai😀

      Like

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s