Welcome December ! Tak terasa sudah bulan Desember lagi, nyaris sampai di penghujung tahun 2014. Bulan Desember identik dengan liburan panjang. Orang beramai-ramai merencanakan berlibur ke berbagai tujuan. Kegiatan liburan ini selalu menjadi kegiatan yang mengasyikkan, ditunggu-tunggu bahkan bisa membuat ketagihan ! Membayangkan bahwa kita akan sejenak melepaskan diri dari rutinitas harian yang menjenuhkan, membuat kita bersemangat menjelang waktu perjalanan tiba.

Setiap traveler punya keinginan berbeda-beda dalam menentukan dengan siapa mereka akan bepergian. Ada yang memilih traveling sendirian alias solo traveling. Namun ada juga yang suka bepergian beramai-ramai dengan teman. Sebagian orang mungkin lebih senang traveling bersama anggota keluarganya.
Traveling bersama keluarga sudah aku jalani sejak masih kecil. Bahkan sejak aku belum bersekolahpun, papa suka membawaku jalan-jalan ke Jakarta (aku tumbuh besar di Medan). Waktu aku dan adik-adik mulai bersekolah, kami cukup sering traveling sekeluarga. Perjalanan ke beberapa kota di Indonesia bahkan hingga ke luar negri kami lakukan bersama-sama. Alhamdulillah… masa-masa indah dan kebersamaan dengan keluarga itu menjadi berkah tersendiri.
Sejak menikah, aku lebih suka melakukan perjalanan bersama pasangan. Kebetulan kami memang hanya berdua saja dan belum memiliki momongan. Kadang-kadang aku berpikir justru hal itu menjadi suatu keuntungan tersendiri, sebab kami bebas menentukan kapan waktu untuk bepergian berikut dengan tujuannya tanpa harus ribet dengan konsekwensi ini itu bila ada anak-anak. Sering orang menganggap perjalanan kami sebagai sebuah perjalanan bulan madu… ya kami memang selalu berbulan madu di setiap kebersamaan itu… hehehe.

Aku merasakan betul manfaat dari kegiatan traveling bersama pasangan. Mulai dari merencanakan hingga menjajal perjalanan demi perjalanan berdua membuat aku dan suami harus menyatukan dua isi kepala. Jangan dikira hal ini mudah lho ! Walau kami telah lama berumahtangga tak menjamin bahwa akan kompak dan akur 100% selama dalam perjalanan. Perlu banyak penyesuaian, toleransi, diskusi, kompromi, dan saling pengertian diantara pasangan agar perjalanan yang indah itu tidak berakhir dengan percekcokan. Traveling adalah kegiatan dimana kita keluar dari comfort zone, yang membuat sifat asli kita muncul tanpa bisa ditahan lagi. Dalam perjalanan seseorang akan cenderung memperlihatkan siapa dirinya. Bukan tak mungkin orang yang selama ini terlihat sabar dan toleran justru menjelma jadi makhluk paling egois saat melakukan perjalanan terutama bila traveling ke luar negeri. Gak percaya? Buktikan aja sendiri !

Menurut pengalaman pribadiku traveling bersama pasangan lebih banyak enaknya daripada gak enaknya… hehehe. Kenapa enak? Karena semua hal kita bisa sharing tanpa harus malu-malu atau gak enak hati. Biaya perjalanan, urusan kamar hotel, transportasi, makan minum selama perjalanan semua bisa dibagi bersama, bahkan sampai urusan titip pakaian dalam yang kotor pun bisa dilakukan tanpa rasa risih… hehehe. Karena aku termasuk orang yang well prepared, biasanya urusan biaya-biaya perjalanan (tiket pesawat pulang pergi dan penginapan) sudah diselesaikan sebelum perjalanan dimulai. Kenapa? Sebab biaya-biaya tadi memang wajib dikeluarkan dalam setiap perjalanan dan merupakan biaya yang tergolong besar dalam sebuah budget liburan. Intinya, karena kita adalah suami istri tentu gak ada rasa canggung membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan budget dan biaya.
Selain itu, traveling bersama pasangan membuat komunikasi semakin lancar. Mungkin ada uneg-uneg yang belum sempat diomongin di rumah, justru moment liburan menjadi wadah bagi pasangan untuk saling tukar pikiran tentang apa aja. Suasana yang berbeda itu ternyata sanggup meluruhkan gengsi, ego, dan emosi. Aku udah membuktikannya sendiri…

Hal yang terpenting dari sebuah perjalanan bersama pasangan adalah quality time. Jarang-jarang kan kita bisa berduaan tanpa gangguan telepon dan keharusan melakukan ini itu yang menjadi rutinitas. Fokus aja sama kegiatan liburan berharga itu, bahkan bila kita pergi ke tempat yang sama sekalipun moment itu tak akan pernah sama karena selalu ada aja hal baru yang muncul. Rutinitas selama ini gak bisa dijadikan rekam jejak kebersamaan bagi pasangan. Kita harus menciptakan sendiri kenangan manis selama perjalanan untuk terus menguatkan ikatan sebagai suami istri.
Hmm… apalagi ya benefit dari traveling bersama pasangan? Ini dia… traveling akhirnya menjadi satu sarana bagi pasangan untuk lebih saling mengenal. Bukan berarti selama dalam pernikahan kita hidup bersama makhluk asing yang gak dimengerti lho ! Tapi traveling itu membuat pasangan menjadi sebuah tim yang bekerjasama dalam suasana yang berbeda. Kita juga bisa melihat bagaimana pasangan kita mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, mengatur segala sesuatu demi lancarnya kegiatan traveling tadi. Yang namanya ribut-ribut kecil pasti ada, bahkan omelan ringan pun menjadi sebuah pembelajaran tersendiri dalam beradaptasi dengan pasangan. Seiring dengan seringnya melakukan perjalanan bersama, aku dan suami nyaris tak menemukan lagi kesulitan yang berarti. Artinya, kami udah sama-sama tau karakter masing-masing.

Berlibur bersama pasangan anggap aja sebagai sebuah investasi cinta yang akan selalu bertambah dari waktu ke waktu. Cinta yang gak dipupuk bisa pudar juga kan? Hehehe…
“My hubby is the best travelmate I`ve ever had… Thank you for all the time we spent together…”