Turki yang Menakjubkan (Bagian 6)

Pagi-pagi sekali aku dan suami sudah bangun dan selesai berkemas-kemas, karena hari ini kami akan meninggalkan Cappadocia menuju Ankara, ibukota Turki. Usai sarapan, kami berdua masih sempat berfoto-foto di taman sekitar hotel. Udara pada pagi itu dingin dan berangin, cuaca cukup cerah, dengan temperatur sekitar 2 derajat Celcius. Tepat pukul 8.30 bus pun bergerak ke tempat tujuan. Sedih juga meninggalkan segala keindahan Cappadocia yang entah kapan bisa aku saksikan lagi.

Pagi-pagi berfoto dulu di taman Dinler Hotel Nevsehir tempat kami menginap

Saat beristirahat di rest area dalam perjalanan menuju ke Ankara
Di Ataturk Mausoleum

Ankara merupakan kota terbesar kedua di Turki setelah Istanbul. Sebagian orang mungkin mengira Istanbul lah ibukota dari Turki, hal ini disebabkan karena Istanbul lebih populer daripada Ankara. Padahal sejak 13 Oktober 1923 Ankara telah menjadi ibukota negara Turki. Sebagai ibukota negara, di Ankara terdapat tempat-tempat yang berhubungan dengan pemerintahan, sekaligus menjadi tempat berkumpulnya kedutaan-kedutaan negara lain termasuk Indonesia (Sumber : Best of Turki). Salah satu tempat yang kami kunjungi kali ini adalah Ataturk Mausoleum (Museum Ataturk). Ataturk Mausoleum merupakan tempat dimana pelopor Turki modern sekaligus Presiden Turki yang pertama Mustafa Kemal Ataturk dimakamkan.

Sebelum tiba di sana, ada hal unik yang harus dilakukan oleh setiap orang yang masuk ke Ankara. Di satu lokasi tertentu, bus kami berhenti untuk dilakukan pemeriksaan, namun uniknya semua penumpang bus wajib keluar dari dalam bus tanpa membawa barang bawaannya dan menuju ke semacam tempat X-ray lalu berjalan melaluinya sambil berbaris rapi. Setelah itu kamipun bisa langsung masuk kembali dalam bus dan melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian sampailah kami di lokasi museum.

Latar belakang gambar bendera Turki
Berfoto bersama penjaga di gerbang masuk utama

Bangunan utama makam

Saat menaiki anak tangga menuju sebuah bangunan besar, di sisi kanan dan kiri terlihat tulisan berwarna emas di dinding yang merupakan kutipan dari pidato Ataturk, diberikan pada ulang tahun ke-10 proklamasi Republik (Sumber : Turkey Travel Planner). Terdapat aula berukuran cukup besar yang dijaga oleh pengawal secara bergantian, dimana di dalamnya terlihat sebuah cenotaph marmer. Makam Ataturk terdapat dibawah marmer tersebut. Di sisi Timur halaman terdapat museum yang memuat benda-benda bersejarah di masa pemerintahan Ataturk, termasuk mobil resmi kenegaraannya. Namun disisi ini tidak diperkenankan mengambil foto dan video. Oya, saat berada disana terlihat rombongan turis dari Indonesia tengah melihat-lihat museum dan berfoto di sekitar halaman.

Eh… ada penjaga lagi ! Tinggi banget ya…
Ruangan tempat makam
Makam Mustafa Kemal Ataturk
Pemandangan kota Ankara dilihat dari museum
Banyak taman dan bangku di sekitar museum

Perjalanan kembali dilanjutkan dengan makan siang lalu menuju ke Bolu untuk bermalam disana. Dalam perjalanan terlihat salju tebal dimana-mana, namun tour guide kami mengatakan bahwa walau salju tebal tetapi udaranya gak sedingin di Istanbul atapun Canakkale. Tadinya sih aku kurang yakin, sampai saat kami tiba di hotel untuk beristirahat, terlihat guguran salju yang turun terus-menerus namun suhu udaranya memang gak begitu dingin walau bukan juga hangat… hahaha. Ini disebabkan di Bolu tidak banyak angin yang berhembus. Usai makan malam, beberapa dari rombongan tour kami bahkan bermain-main salju di depan hotel tanpa khawatir kedinginan !

Wow… guguran salju tepat di depan penginapan kami, Koru Hotel

Keesokan paginya ternyata tumpukan salju semakin tebal. Kami sempat untuk berfoto di tengah guguran salju yang terus menerpa wajah tanpa menghiraukan rasa dingin yang pelan-pelan menjalar dari mata kaki hingga tangan dan jari-jari. Kapan lagi bisa menyaksikan salju kayak begini kan? Tapi aku bersyukur jadi orang Indonesia yang hanya mengenal 2 musim, karena ternyata repot juga harus mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi musim dingin. Warga Turki kan harus menyesuaikan jenis kostumnya untuk 4 musim yang berbeda-beda, dan pastinya itu mengeluarkan biaya yang gak sedikit. Fiuuuuhh… bersyukur banget jadi orang Indonesia… hehehe.

Pagi-pagi jam 7 tumpukan salju sudah sebanyak ini !
Senang… padahal dinginnya setengah mati ! Hahaha…

View dari jendela kamar hotel

Tak berlama-lama asyik dengan aktifitas memotret di tengah-tengah salju, kamipun kembali melanjutkan perjalanan menuju Istanbul. Karena salju cukup tebal, kamipun batal menuju ke Kartepe Snow Hill namun digantikan ke lokasi lain yaitu Sapanca Lake. Sewaktu tiba di Sapanca Lake, kabut juga lumayan tebal hingga danau itu pun gak begitu terlihat. Akhirnya kami hanya mampir di supermarket di lokasi yang sama. Aku menyempatkan diri untuk memesan cay dan bread toast untuk menghangatkan badan.

Aneka manisan buah yang dijual di supermarket

Perjalanan dari Bolu ke Istanbul ditempuh dalam waktu kira-kira 3 jam lebih. Ini termasuk lancar perjalanannya sebab di jam-jam tertentu kota Istanbul bisa macet total ! Setibanya di Istanbul, kami makan siang di salah satu chinesse restaurant di lokasi tak jauh dari Topkapi Palace.

Kota Istanbul dari balik kaca bus

Topkapi Palace merupakan istana kesultanan Ottoman yang pertama kali dibangun sejak penaklukan Konstantinopel di tahun 1453. Istana ini sendiri dibangun tahun 1459. Tempat ini pernah menjadi pusat pemerintahan dan kediaman para sultan. Saat Republik Turki terbentuk, tempat ini ditetapkan sebagai museum. Kompleks istana terdiri dari 3 lapisan pintu, untuk menjaga keselamatan sultan dan keluarganya. Pintu lapis pertama ditandai dengan adanya bangunan air mancur Ahmet III dengan bangunan arsitektur yang mencirikan Era Tulip (Sumber : Best of Turki).

Tiket masuk Topkapi Palace sebesar TL 25 (bila ingin mengunjungi bagian Harem plus TL 15)
Gerbang utama Topkapi Palace (pintu lapis pertama)

Pintu masuk lapis kedua diapit oleh 2 menara tinggi berbentuk oktagonal dengan ujung melancip. Area ini berfungsi untuk tempat menyelenggarakan berbagai fungsi seremonial (Sumber : Best of Turki).

Gerbang kedua Topkapi Palace (pintu lapis kedua)
Mr. Gokhan Bektas, local tour guide kami

Pintu ketiga menuju istana dikenal sebagai Pintu Kebahagiaan. Diatasnya terdapat tulisan kalimat syahadat dan tugra. Tak seorangpun diizinkan masuk melalui pintu ketiga ini selain sultan. Di area ketiga ini juga terdapat paviliun yang menyimpan satu salinan Al Qur`an dari zaman Khalifah Ustman Bin Affan. Koleksi Topkapi yang paling berharga adalah sejumlah peninggalan Nabi Muhammad SAW yang disimpan di ruang amanat suci. Amanat suci tersebut terdiri atas gigi Nabi Muhammad SAW, janggut Nabi Muhammad SAW, stempel Nabi Muhammad SAW, surat Nabi Muhammad SAW, pedang-pedang dan panah, tapak kaki Nabi Muhammad SAW, tanah dari makam Nabi Muhammad SAW, panji Nabi Muhammad SAW, kunci Ka`bah, salah satu pintu lama Ka`bah, penutup Hajar Aswad yang terbuat dari emas, pedang para sahabat Rasulullah SAW, dan saluran air Ka`bah. Selain itu juga terdapat jubah Fatimah RA, turban Nabi Yusuf AS, pedang Nabi Daud AS, dan tongkat Nabi Musa AS (Sumber : Best of Turki). Namun khusus untuk barang-barang peninggalan yang terdapat di museum tak boleh difoto atau diambil videonya.

Gerbang ketiga Topkapi Palace (pintu lapis ketiga)

Koridor

Dari lokasi Topkapi Palace ini juga terlihat pemandangan selat Bosphorus, Golden Horn dan Laut Marmara. Benar-benar lokasi yang sangat strategis dan pemandangannya pun sangat indah.

Tampak Jembatan Bosphorus yang menghubungkan sisi Asia dengan sisi Eropa dari Turki
Pemandangan Selat Bosphorus dilihat dari Topkapi Palace

Penjual makanan di sekitar Topkapi Palace

Lokasi Topkapi Palace tak jauh dari Hagia Sophia dan Blue Mosque, oleh sebab itu kami menyempatkan lagi untuk sekedar berfoto dengan latar belakang kedua bangunan indah tersebut. Tempo hari waktu awal tiba di Istanbul semua serba buru-buru dan badan belum siap dengan kondisi dingin yang lumayan ekstrim setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang serta melelahkan. Setelah itu, kami berjalan kaki menuju ke tempat yang sangat terkenal yaitu Grand Bazaar.

Di depan Sultanahmet Camii (Blue Mosque)
Menyempatkan sekali lagi berfoto di depan Hagia Sophia
Bus HOP-ON-HOP-OFF di Istanbul

Grand Bazaar merupakan pasar terbesar di Eropa pada abad ke-17 dan merupakan salah satu tempat yang tak boleh dilewatkan bila berkunjung ke Istanbul. Bahkan untuk keperluan syuting film James Bond pada tahun 2012 juga memakai lokasi ini. Disini adalah tempat ideal berburu oleh-oleh, membeli berbagai keperluan mulai dari makanan, pakaian, peralatan rumah tangga (piring-piring, gelas dan lainnya), karpet hingga perhiasan. Gak perlu khawatir kedinginan saat berbelanja di musim dingin sebab ini adalah pasar tertutup terbesar di dunia. Memiliki 11 pintu utama, berukuran 31.000 meter persegi dan berisikan lebih dari 3000 toko ternyata membuat para pengunjung harus betul-betul mengingat pintu tempat awal kita masuk, agar kalau tersesat kita masih bisa bertanya arah dengan menyebutkan nama pintu tersebut. Pintu-pintu tadi dinamai sesuai dengan kelompok pedagang yang berdagang di sekitar pintu pada zaman dahulu. Hmmm… repot? Sekedar tips, kalau tersesat dalam labirin Grand Bazaar, kita selalu bisa kembali ke jalan utama bazaar yang berupa deretan toko emas (Sumber : Best of Turki). Perlu juga menghafalkan nomer pintu yang kita lalui pertama kali.

Gerbang masuk Grand Bazaar
Suasana di dalam Grand Bazaar yang cukup padat oleh wisatawan seluruh dunia
Aneka Turkish Delight (Lokum)

Bingung juga ya belanja di tempat sebesar itu hanya dalam waktu 1,5 jam… seharusnya punya waktu minimal setengah hari agar puas berkeliling sambil melihat-lihat apa aja yang dijual disana. Akhirnya sesudah membeli beberapa macam barang, aku dan suami memilih untuk nongkrong di sebuah kedai kecil yang menjual kebab. Turki memang terkenal dengan kebabnya, dan bagi warga sini kebab mengandung pengertian segala bentuk daging yang “dibakar/dipanggang” menggunakan besi panjang pasti disebut kebab. Jenis daging yang umum dijadikan kebab antara lain daging domba, sapi, ayam, udang, ikan maupun kerang. Kali ini kami coba mencicipi kebab sapi yang merupakan street food yang sangat mudah ditemui dimanapun. Kalau gak salah harganya TL 4 per porsi (sekitar IDR 22.000). Duduk di kedai kebab rasanya nyaman karena hangat… jadi kesini sekalian mencari udara yang bisa menghangatkan tubuh yang udah kedinginan sekaligus mengisi perut yang lapar… hahaha.

Salah satu penjual Kebab di lokasi Grand Bazaar
Seporsi beef kebab yang mengenyangkan !

Tak lama setelah menyantap seporsi kebab, kamipun meninggalkan Grand Bazaar untuk makan malam. Rasanya belum puas menjelajahi tempat menarik ini, sayang sekali waktu yang tersedia hanya sedikit mengingat padatnya jadwal tour. Setelah makan malam, kami beristirahat di Windham Petek Hotel, salah satu hotel bintang 5 di Istanbul. Besok masih ada beberapa tempat lagi yang akan dikunjungi selama berada di Istanbul menjelang waktu kepulangan kembali ke tanah air pada malam harinya (Bersambung).

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s