Pagi hari ini aku bangun dengan lebih bersemangat, mungkin efek dari istirahat yang cukup di hotel yang sangat nyaman… hehehe. Saat sarapan, guguran salju masih terus menyelimuti kota Istanbul. Kali ini temperaturnya turun lagi dibawah nol, tepatnya minus 2 derajat Celcius ! Bbbbrrrr…. Usai sarapan, aku menyempatkan untuk melihat-lihat pemandangan disekitar hotel, ternyata Windham Petek Hotel ini bersebelahan dengan beberapa restaurant/cafe. Tadi malam karena udah capek jadi kami gak sempat melihat-lihat ada apa disekitar hotel.

Hari ini adalah hari terakhir kami berada di tanah Ottoman ini sebab tengah malam nanti kami akan bertolak kembali ke tanah air tercinta. Sedih juga meninggalkan kegiatan selama liburan yang menyenangkan ini, namun kami udah sangat rindu Indonesia terutama makanannya ! Rasanya pingin makan nasi Padang lho… hahaha. Aku juga merindukan kucing-kucingku yang dititipkan di rumah mama, apa kabar mereka semua ya?
Karena ini adalah hari terakhir kami disini dan sepertinya persediaan uang tunai mulai menipis, aku memutuskan untuk menarik uang di ATM yang kebetulan ada di lokasi hotel. Bagaimanapun juga uang tunai jadi sangat penting pada saat traveling ke luar negeri karena tak setiap saat kita bisa menemui ATM. Apalagi tujuan kami hari ini salah satunya adalah ke tempat belanja lagi ! Yaak… harus siap-siap nih.

Tujuan pertama kami kali ini adalah ke Spice Market, pasar tradisional yang menjual berbagai jenis keperluan, termasuk aneka rempah. Bila berbelanja disini harganya relatif lebih murah daripada di Grand Bazaar. Para penjual disana juga akrab dengan wajah-wajah Asia seperti Malaysia atau Indonesia. Mereka bahkan mengucapkan beberapa patah kata dalam bahasa Indonesia seperti, “murah-murah” dan “selamat datang”.
Spice Market/Spice Bazaar adalah salah satu pasar kuno tertutup dan terbesar di Istanbul. Disamping nya juga terdapat pasar yang menjual bibit bunga, aneka tumbuhan bahkan keperluan untuk hewan piaraan. Spice Market juga menjual berbagai macam teh dari aneka tumbuhan dan bunga-bungaan, rempah-rempah, kacang-kacangan, buah-buahan kering dan manisan yang disebut Lokum dalam bahasa Turki (Sumber : Best of Turki). Menyenangkan sekali berbelanja disini, selain lebih murah juga pengunjungnya gak sepadat di Grand Bazaar. Aku sempat membeli sedikit oleh-oleh di tempat ini.



Kelar berbelanja di Spice Market, kami langsung menuju ke suatu tempat untuk menikmati Bosphorus Cruise. Sepanjang mengikuti tur ini kita akan dibawa berkeliling selat Bosphorus dengan kapal feri untuk melihat sejumlah lokasi bersejarah yang mewarnai landscape Istanbul di sepanjang Bosphorus dan kali ini jalurnya hanya melewati sisi bagian Eropa saja. Saat melakukan tur Bosphorus ini tiba-tiba hujan turun, namun bukan hujan biasa melainkan hujan es ! Suara butiran es yang jatuh di dek kapal terdengar begitu kencang. Awalnya kami berdua duduk disisi bawah feri yang tertutup, lalu karena ingin mengambil beberapa foto kamipun naik ke lantai atas feri. Tentunya sesi motret ini dilakukan setelah hujan berhenti. Jembatan Bophorus terlihat dengan sangat jelas dan feri berlayar melalui bagian bawah jembatan tersebut. Saat perjalanan dari kota Bolu menuju Istanbul kemarin, bus juga melewati jembatan Bosphorus ini untuk berpindah dari sisi Asia menuju sisi Eropa.


Sebenarnya hari terakhir berada di Turki ini merupakan jadwal bebas tour, namun ada optional tour yang akhirnya kami sepakati untuk diambil sekaligus membayar sejumlah uang tambahan dalam mata uang USD. Lalu kamipun diakomodir untuk menuju ke sebuah area perbelanjaan modern yang sangat terkenal di Istanbul yakni Taksim Square dan Istiklal Street.
Setiap hari turis dari mancanegara memadati lokasi ini, walaupun saat kami tiba disana salju masih turun dan temperaturnya masih dibawah nol derajat Celcius. Jadi kebayang kan bagaimana dinginnya berjalan-jalan di area terbuka sepanjang Taksim Square? Tapi tekad sudah bulat, apapun kondisinya kami harus sampai di tempat ini karena penasaran… hehehe. Setibanya di Taksim, aku dan suami serta 2 orang teman seperjalanan memutuskan untuk makan siang dulu di restoran cepat saji McDonalds. Karena hari sangat dingin celakanya semua minuman panas pun habis ludes ! Terpaksa kami minum coca cola dingin tanpa es sambil mengunyah burger dan french fries.

Taksim Square merupakan pusat perbelanjaan modern yang menjadi tempat persinggahan para turis. Disini terdapat toko-toko, shopping mall dan boutique-boutique dari brand ternama yang akan memuaskan selera belanja. Sekilas mirip seperti di Orchard Road Singapura. Uniknya, disini aku menemukan Mango Factory Outlet ! Di tempat ini harga produk dari brand Mango relatif lebih murah, namanya juga FO… hehehe. Wah, bisa membahayakan isi dompet nih. Shop til you drop ! Hahaha…
Taksim ini baru aja ditata ulang kembali sehingga terlihat lebih rapi. Sesudah melewati Taksim Boulevard (alun-alun yang luas dan terdapat patung Ataturk) terdapat jalan yang dipenuhi toko-toko di kanan kirinya yang disebut Jalan Istiklal (Istiklal Caddesi dalam bahasa Turki). Di sepanjang jalan ini juga terlihat beberapa gereja kuno dan mesjid. Kalau ingin ke Galata Tower juga bisa menyusuri jalan ini. Di bagian tengah dari jalan terdapat jalur untuk trem. Disini masih ada kereta trem yang masih berfungsi baik padahal dibuat pada tahun 1912. Trem menjadi moda transportasi yang diandalkan karena ekonomis dan anti macet. Kini beberapa jalur baru telah ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat disana. (Sumber : Best of Turki).



Tak terasa hampir 2 jam kami berkeliling Taksim, perut mulai terasa lapar (lagi). Tepat disudut jalan terlihat kedai kebab dan kami mampir kesana untuk makan roti dan minum teh panas.

Sesudah menghabiskan roti dan teh, kami melanjutkan jalan-jalan lagi sambil keluar masuk toko. Waktu untuk berada di Taksim sekitar 3 jam, maka kamipun memutuskan untuk cari minuman hangat di dekat titik berkumpul kembali. Aku dan suami sempat membeli minuman panas di Starbucks sekitar Taksim Square.
Usai menjelajahi Taksim kamipun dibawa menuju salah satu mall yang searah dengan bandara yakni Konya Shopping Mall. Kami menghabiskan sisa waktu sebelum menuju ke bandara selama 2 jam di mall ini sambil tak lupa makan malam. Aku hanya makan sepotong roti dan minum secangkir teh. Sekitar pukul 7 malam kami menuju Ataturk International Airport. Alhamdulillah selama berada di Turki 10 hari barang bawaan kami berdua gak bertambah terlalu banyak. Kami masih tetap bertahan dengan 1 koper berukuran besar yang kami bawa masing-masing 1 koper (total 2 koper besar). Artinya seluruh barang belanjaan bisa masuk kedalam koper maupun backpack yang kami bawa… hehehe.


Tiba di bandara, terlihat antrian panjang pemeriksaan barang-barang menuju check-in area. Kamipun diberi kesempatan untuk membereskan isi koper masing-masing sekaligus memasukkan barang belanjaan terakhir dari Spice Market, Taksim dan Konya Shopping Mall. Lalu setiap keluarga mulai antri untuk check-in. Sebenarnya disinilah mulai terjadi “bencana” yang gak disangka-sangka ! Walaupun kami semua udah memegang tiket pesawat Turkish Airlines untuk kembali ke Jakarta, namun ternyata seat yang tersedia udah habis ! Oh my God… ada apa lagi nih?? Padahal kami samasekali tidak terlambat check-in, sebab waktu keberangkatan masih 4 jam lagi. Kami mulai gelisah sekaligus bingung karena gagal check-in.
Akhirnya Gokhan sang tour leader bersama mbak Tuni tour guide dari Indonesia menuju ke kantor Turkish Airlines di bandara. Lalu tiba-tiba Gokhan menarik tangan suamiku dan mengajaknya ikut serta masuk ke dalam kantor. Setelah hampir 20 menit mereka keluar dan menjelaskan bahwa memang kondisinya tak tersedia seat lagi untuk rombongan tour kami. Hal ini disebabkan karena cuaca buruk 2 hari terakhir yang menyebabkan penerbangan sebelumnya ada yang tertunda, sementara para penumpangnya juga ada yang membatalkan penerbangan mereka pada hari itu dan menggesernya ke hari berikutnya. Tentunya mereka mendapat prioritas untuk terbang keesokan harinya (tepat di hari seharusnya kami berangkat).
Memang ini adalah salah satu resiko bila melakukan penerbangan di musim dingin, faktor cuaca bisa menyebabkan penerbangan tertunda atau bahkan tidak terbang samasekali. Sementara baru diketahui bahwa Turkish Airlines membuka waktu untuk check-in 24 jam sebelumnya. Inilah yang menyebabkan posisi kami digantikan oleh penumpang sebelumnya yang gagal berangkat ! Penerbangan menuju Jakarta hanya dilayani 1 kali sehari saja, otomatis kami harus menunda keberangkatan. Karena hampir semua dari grup kami gagal berangkat (ada 2 orang yang extend di Istanbul dan gak ikut pulang bersama-sama, plus 4 orang dalam 1 keluarga berhasil “memaksa” petugas check-in untuk menerbangkan mereka) aku dan suami merasa tenang-tenang saja. Sang tour guide (mbak Tuni) panik, sehingga Gokhan mengajak suamiku untuk mendengarkan langsung keterangan dari pihak Turkish Airlines agar bisa menyampaikan kembali dengan baik kepada teman-teman satu group kami.
Akhirnya kami terpaksa tertinggal di bandara sambil menunggu kabar selanjutnya. Empat orang dari teman se-group kami akhirnya berhasil terbang pada hari itu juga karena mereka lebih dulu antri di jalur check-in. Sambil menunggu, ternyata pihak Turkish juga langsung memberikan kompensasi ganti rugi kepada kami semua. Kalau udah begini, wajah-wajah yang cemas barusan berubah jadi tenang… lalu akhirnya menjadi bahan candaan sesama kami. Apalagi tiba-tiba Gokhan menjelaskan bahwa kami mendapatkan ganti rugi dalam bentuk cek tunai untuk masing-masing orang sebesar 600. Awalnya kami pikir 600 Lira, kok sedikit amat ya (mulai keluar matrenya… hahaha)? Eh ternyata bukan dalam Lira, tapi sejumlah 600 Euro untuk masing-masing ! Wow… langsung kami tertawa-tawa kesenangan… hahaha… dasar semua pada matre kali yah? Inilah enaknya naik maskapai penerbangan asing yang terpercaya (bukan sekedar penerbangan Low Cost), mereka gak mau menelantarkan nasib penumpangnya tanpa kejelasan. Gak kebayang apa jadinya kalau terjadi pada maskapai penerbangan Indonesia, kira-kira prosesnya bisa berapa lama ya?
Selain mendapatkan cek tunai tadi, kami juga diberikan fasilitas menginap kembali di salah satu hotel bintang 4 di kawasan Sultanahmet di Istanbul plus makan 3 kali sehari secara free di hotel tersebut, juga akan dijemput ke bandara keesokan harinya. Aku merasa surprised sekali dengan pelayanan dari Turkish Airlines yang sangat cepat memberikan kompensasi kepada kami. Selembar cek yang kami terima memang gak bisa langsung diuangkan di Istanbul melainkan bisa diurus di kantor Turkish Airlines di Jakarta. Mbak Tuni ikut membantu mem-follow up agar proses pembayarannya nanti bisa cepat karena beberapa dari kami harus kembali ke kota masing-masing (termasuk aku dan suami).
Akhirnya kami diantarkan kembali ke hotel setelah sekian jam menunggu di bandara hingga tengah malam. Kalau diingat-ingat, sebenarnya rugi juga ya 4 orang yang berhasil terbang tadi, toh mereka gak dapat kompensasi apa-apa, sementara kami hanya tertunda 1 hari kepulangannya namun justru mendapat kompensasi secara materi… hehehe. Kalau penerbangannya tertunda sampai 3 hari wah bisa lebih dari sekedar balik modal, malahan untung nih… hahaha. *mulai menghayal aneh
Keesokan harinya kesehatanku mulai drop, aku terpaksa minum obat flu karena cuaca diluar terlalu dingin, Istanbul berada pada suhu minus 4 derajat Celcius ! Padahal selama 10 hari kebelakang aku sehat-sehat aja, mungkin faktor kelelahan juga ya. Usai sarapan kami berdua sempat keluar untuk berjalan-jalan tapi aku menyerah karena flu yang mengganggu. Akhirnya suamiku terpaksa jalan-jalan sendirian hingga siang karena aku memutuskan untuk tidur di kamar hotel dan memulihkan kondisi.
Oya, sebelumnya aku dan suami sempat nonton siaran tv lokal dan ternyata kemarin sore di sekitar mesjid Sultanahmet (Blue Mosque) ada ledakan bom bunuh diri. Bom tersebut diledakkan di “Istanbul Turizm Sube Mudurlugu” yang terletak di seberang Yerebatan, Sultanahmet jam 17.15 yang menewaskan 1 orang polisi dan melukai beberapa polisi lain. Aduh… ada-ada aja ya, soalnya posisi hotel tempat kami menginap juga kebetulan di area Sultanahmet itu walau gak terlalu dekat dengan mesjidnya. Sore hari saat badanku mulai fit, aku bersama suami dan Pipit (teman satu grup tour) menyempatkan makan dan minum di kedai mungil sekitar hotel, lalu membeli sedikit oleh-oleh di salah satu toko souvenir. Dan pukul 8.30 malam kami semua diantarkan menuju ke Ataturk International Airport lagi setelah kemarin malam gagal terbang (namun kami udah melakukan check-in kemarin malam).




Akhirnya tengah malam tepat pukul 00.40 waktu setempat, kamipun terbang kembali menuju Jakarta dan akan transit lagi di Singapura selama 40 menit. Aku merasa lega karena hampir menyelesaikan seluruh rangkaian panjang perjalanan liburan kami kali ini. Kami akan menginap 1 malam di Jakarta karena sebelumnya telah melakukan re-schedule tiket penerbangan dari Jakarta menuju Medan.

Setelah menempuh perjalanan panjang selama 11 jam dari Istanbul, akhirnya tepat pukul 19.30 Wib Turkish Airlines mendarat dengan sangat mulus di Jakarta. Alhamdulillah… kami tiba kembali di tanah air walau perjalanan kami berdua belum usai. Malam itu kami menginap di salah satu hotel daerah Thamrin Jakarta.
Keesokan paginya, setelah sarapan di hotel kami langsung menuju kantor Turkish Airlines di Prudencial Tower daerah Sudirman untuk mengurus kompensasi. Salut untuk mereka karena semua proses dilakukan dengan sangat cepat, hanya tinggal menunjukkan boarding pass dan paspor aja dan mereka langsung memberikan uang kompensasinya (dikonversi ke dalam mata uang USD) sebesar USD 720/orang dalam bentuk cash ! Wow… IDR 9 juta lebih per orang itu bukan jumlah yang sedikit… hehehe. Ini adalah berkah perjalanan kami, liburan tapi dapat uang tambahan. Terima kasih Turkish Airlines ! *senyum-senyum sendiri
Kami masih sempat ketemu dengan mbak Ndes sekeluarga di Prudencial Tower saat kami ngopi pagi di Sebastian Cafe yang terletak di area gedung. Setelah mengucapkan selamat jalan, aku dan suami menuju Grand Indonesia untuk makan siang sekaligus ada janji ketemu dengan Iza.

Sore hari aku dan suami menuju bandara Soekarno-Hatta. Kami masih sempat nongkrong di The Coffee Bean & Tea Leaf sebelum boarding. Pesawat Garuda Indonesia dengan nomer penerbangan GA 196 tinggal landas menuju Medan pada pukul 8 malam. Bismillahi tawakaltu `alallaahi laa haula walaa quwwata illaa billaahil `aliyyil adzim… kami pulaaaaanngg !



Pesawat Garuda Indonesia yang membawa kami mendarat di Kualanamu International Airport sekitar pukul 22.15 malam. Kami segera mengambil bagasi dan pulang ke rumah mama untuk ambil mobil yang dititipkan disana. Pukul 23.30 kami telah sampai dengan selamat di rumah kami… Alhamdulillah. Semua perasaan bercampur aduk, senang, puas, lucu, dan juga capek. Perjalanan liburan panjang yang sangat menyenangkan sekaligus berkesan bagi kami berdua. Kami telah mewujudkan mimpi untuk sampai di bumi Turki nan indah. Kenangan manis yang tak akan terlupakan, ternyata kaki-kaki kecil kami telah semakin jauh melangkah hingga ke benua Eropa. Kami akan terus bepergian hingga jauh, entah kemana nantinya kaki ini akan berpijak… mudah-mudahan Allah SWT masih memberikan kami kesehatan dan kesempatan menengok tempat-tempat indah di dunia ini… dan aku merasa sangat beruntung sekaligus bersyukur telah melakukan beberapa perjalanan indah penuh kesan bersama suami tercinta, partner perjalanan terbaikku…
“Makasih ya Babang untuk liburan yang luar biasa ini… “
jadi nostalgia nih mbak baca-baca kisah perjalanan Mbak ke Turki 🙂
LikeLike
Nostalgia? Whoaaa.. pernah berkunjung ke Turki juga ya, mba?😀
LikeLike
iya udah lama bgt tahun 2006 aku ikut summer school…
LikeLike
Wow… kerennya! Semoga bisa berkunjung ke Turki lagi, ya😀
LikeLike
Assalamualaikum Mba Molly, saya baca semua blog mba tentang liburan ke turki, kebetulan pingin banget sampe ngences deh mau ke turki. Boleh tahu mba paket tur perusahaan apa dan minta contact personnya. email saya ryaworld2008@gmail.com.
LikeLike
Wa’alaikumsalam Mba Ria. Makasih udah mampir ya. Tempo hari aku pakai Panorama Tour & Travel, berangkat dari Jakarta. Sayangnya udah ngga nyimpen contact personnya lagi karena udah lumayan lama, Mba.
LikeLike