Ada yang pernah nonton film The Mummy : Tomb of The Dragon Emperor, yang dirilis pada tahun 2008 lalu? Film bertema aksi petualangan yang dibintangi oleh Brendan Fraser dan Jet Li ini secara kebetulan memilih setting di China. Berawal saat menonton film inilah dulu aku menyaksikan bagaimana wujud dari para tentara Terracotta yang ada di Xi`an. Hingga akhirnya pada saat aku dan suami memutuskan untuk melakukan perjalanan ke China, kami memasukkan kota Xi`an sebagai destinasi lanjutan sesudah Beijing.

Xi`an sebagai kota tua menyimpan sejarah yang unik dan sayang untuk dilewatkan. UNESCO bahkan mendaftarkan Xi`an sebagai Ibukota Bersejarah di Dunia pada tahun 1981 bersama dengan Roma, Athena, dan Memphis. Oleh sebab itu banyak sekali peninggalan bersejarah yang bisa disaksikan di kota ini, termasuk Museum of Terracotta Warriors and Horses.
Untuk menuju kesana sebenarnya tak terlalu sulit, hanya saja kebanyakan orang memilih untuk mengikuti paket tour saja karena alasan kepraktisan. Sementara aku dan suami yang lebih suka kebebasan, memilih untuk jalan mandiri saja.
Ada 3 alternatif cara untuk menuju ke tempat itu. Bisa melalui Xi`an Railway Station (East Square), melalui Xi`an North Railway Station, atau melalui Lintong District. Kami berdua memilih untuk menuju ke terminal bus yang ada di East Square Xi`an Railway Station.
Perjalanan kali ini dimulai dengan menaiki kereta subway lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki lagi sejauh 700 meter untuk mencapai terminal bus yang dimaksud. Karena hari masih pagi, kamipun tak terburu-buru. Anggap saja sekalian olahraga pagi kan? Santai dan menyehatkan. Hehehe.
Berbekal aplikasi Google Map dan Waze di smartphone, kami berdua berjalan menyusuri arah yang ditunjukkan aplikasi tersebut. Lumayan berliku jalan menuju ke terminal bus di Xi`an Railway Station.
Dan sekitar 15 menit kemudian, tibalah kami di East Square. Di sana tampak bus-bus yang berjejer cukup rapi. Beberapa orang calo sedang berteriak menawarkan bus untuk ke Bing Ma Yong yang tak lain adalah nama Terracotta Warriors dalam bahasa China. Aku celingak-celinguk sambil memperhatikan nomor-nomor bus yang ada. Aku mencari keberadaan bus turis bernomor 5 (306) yang akan membawa ke tujuan.
Tak jauh dari tempat kami berdiri ternyata ada papan petunjuk untuk antri menuju ke bus no 5 (306). Aha, ini dia tempatnya ! Walau hari masih pagi, ternyata antrian sudah mengular ! Wow, segitu antusiasnya pengunjung yang ingin ke sana, pikirku. Kamipun ikut saja dalam antrian. Entah kapan giliran kami tiba untuk masuk ke dalam bus.
Perlu diperhatikan, selain bus turis nomor 5 (306) tadi ada beberapa bus lain yang menuju ke Museum of Terracotta Warriors and Horses. Bus lainnya ditandai dengan atribut stiker bergambar Terracotta Warriors. Bus ini milik pihak swasta dengan biaya yang lebih mahal daripada bus turis nomor 5 (306).
Selain itu, berhati-hatilah dengan minibus berwarna kuning muda dengan jumlah kursi sebanyak 20 kursi dan memiliki jendela tiket. Bus ini seolah-olah sama dengan bus umum. Samasekali tidak direkomendasikan sebab adalah fake bus yang berbiaya lebih mahal (lagi) dan belum tentu sampai ke tujuan langsung alias banyak ngetem.

Sekitar 30 menit mengantri sambil berdiri, kami akhirnya berhasil mendapatkan bus yang dituju. Sebelum naik, aku sempat memastikan kembali tujuan bus ini kepada seorang lelaki muda yang tengah mengatur calon penumpang yang hendak naik.
Dalam perjalanan kali ini tampaknya hanya kami berdua yang berwajah melayu di tengah para penumpang lain. Bus bergerak perlahan meninggalkan terminal. Perjalanan menuju ke sana akan ditempuh selama 1 jam. Mudah-mudahan aku gak mengantuk.
Di tengah perjalanan, sang lelaki muda yang bertugas sebagai kondektur bus menjelaskan tentang sesuatu kepada para penumpang. Kami berdua yang tak paham bahasanya memilih untuk tak menyimak. Lalu ia berjalan dan mengumpulkan uang tiket dari setiap penumpang.
Bus ini memang khusus membawa penumpang menuju museum, jadi tak perlu khawatir akan kesasar ke tempat lain. Biaya untuk sekali perjalanan adalah CNY 7/orang. Murah kan?

Nyaris Salah Turun Bus !
Bus melaju dengan kecepatan sedang di jalan yang mulus. Pagi itu cuaca cerah berkabut. Aku menikmati perjalanan sambil melihat pemandangan di balik jendela bus. Penumpang lain asyik mengobrol dengan teman-temannya. Begitulah kebiasaan warga lokal yang sering aku amati selama berada di China hampir 10 hari.
Setelah menempuh perjalanan selama 40 menit, di sisi kanan jalan mulai terlihat beberapa patung kuda berwarna putih. Eh, sudah sampai rupanya. Sebagian besar penumpang perlahan-lahan bergerak turun dari bus. Aku kok sedikit ragu ya? Soalnya gak ada petunjuk nama tempat apapun. Tapi ah sudahlah, turun saja.
Ketika turun dari bus, sang lelaki muda rupanya melihat ekspresi ragu dan bingung di wajahku. Dengan ramah ia berbicara pada kami dan aku langsung sontak terkejut.
“Hello, where do you want to go?” ia bertanya.
“Terracotta Museum”, jawab suamiku.
“This is Huaqing Hot Springs. Terracotta Museum is in the bus last stop.”
“Oh I see, thank you”.
Kami berdua langsung naik lagi ke atas bus untuk meneruskan perjalanan. Gimana aku gak kaget, ternyata ia bisa ngomong dalam bahasa Inggris dengan cukup lancar. Padahal sedari tadi waktu masih di atas bus, ia samasekali tidak berbicara dalam bahasa Inggris.
Kami hampir saja salah turun dari bus kalau tak ada lelaki tadi. Hahaha. Dan aku juga baru ngeh kalau ternyata untuk menuju ke Huaqing Hot Springs menggunakan bus yang sama dan sejalur dengan Terracotta Museum. Soalnya kami berdua tidak memasukkan Hot Springs tadi ke dalam list tempat yang kami kunjungi. Wajarlah kalau kami tidak tahu.
Aaww, Ada Ranjau !
Setelah perhentian di Huaqing Hot Springs bus kembali bergerak menuju Museum of Terracotta Warriors and Horses. Aku dan suami duduk di kursi depan dekat pintu keluar bus. Kalau bingung bisa langsung bertanya, begitu pikirku. Sekitar 15 menit kemudian tibalah bus di terminal terakhir. Saat keluar dari terminal, sebelum bergerak menuju arah kanan atau kiri, kami melihat peta yang terdapat di luar terminal bus. Hmm… ternyata museum berada di sisi kiri.
Untuk tiba di pintu masuk museum kami harus berjalan kaki sekitar 10 menit ke arah dalam. Eh, di depan ada restoran muslim. Walaupun sudah sarapan, kami putuskan untuk masuk ke dalam sekalian mengisi perut dulu sebelum menghabiskan waktu di dalam museum.

Karena tak ada menu yang praktis untuk dimakan di pagi hari, kami hanya memesan teh, Roujiamo (chinese burger) dan semangkok sup telur. Ternyata porsi sup nya banyak banget ! Tak sanggup juga menghabiskannya.


Sambil menikmati hidangan, aku dan suami menyempatkan untuk mengakses internet dari smartphone kami. Suamiku bahkan sempat mencoba menelpon seorang teman di Indonesia memakai aplikasi LINE.
Usai makan, kami sempat menanyakan toilet kepada pemilik restoran. Dengan ramah ia mengantarkan aku dan suami menuju ke restoran di sebelahnya. Ia lalu menunjukkan letak toilet.
Saat menuju toilet wanita, hidungku mulai mengendus aroma tak sedap. Ketika aku melongokkan kepala ke salah satu ruang toilet, nampaklah seonggok “ranjau” berwarna kuning dan berlapis 3 tepat di mulut kakus jongkok ! Omaigat !! Arrrggghhh… *seketika pingin muntah*. Damn !
Kondisi di ruang sebelahnya tak lebih baik. Tumpahan “ranjau” bahkan menutupi lubang pembuangan kakus jongkoknya. Huufftt… dengan sabar aku menginjak tombol flush yang ada di dekatnya. Menyebalkan banget pokoknya… huhuhu. Aku kan baru aja selesai makan. Heran ya, padahal tinggal injak aja tuh tombol langsung keluar airnya untuk flush. Dasar katro bin jorok!
Toilet di China tak ada satupun yang menyediakan air maupun tissue. Maka dari itu aku selalu membawa botol bekas air mineral dan tissue bila hendak ke toilet. Ini adalah pengalaman pertamaku menemukan “ranjau” di toilet setelah sekian lama berada di China untuk berlibur. Kondisi toilet di China memang terkenal mengenaskan. Selama ini aku memang belum pernah menemukan toilet dengan kondisi separah ini.
Pasukan Pengiring Menuju Alam Baka
Kami tinggalkan restoran tadi dan langsung berjalan menuju tempat penjualan tiket masuk museum. Di sepanjang jalan kita bisa menemukan guide resmi untuk memandu pengunjung dalam bahasa China maupun Inggris. Mereka mudah dikenali dan memakai badge nama. Pilihan lain, bisa menyewa audio guide dengan membayar sebesar CNY 40.
Kami berdua berniat membeli tiket masuknya saja tanpa jasa guide apapun. Aku sengaja memilih berkunjung kesini bukan pada hari libur maupun weekend mengingat pasti akan ramai sekali. Pada hari itu loket penjualan tiket tampak tak terlalu padat. Tiket masuk akhirnya kami peroleh tanpa harus mengantri lama. Untuk masuk ke area museum pengunjung akan dikenakan biaya sebesar CNY 150/orang. Cukup mahal memang, sekitar IDR 350.000 per orang. Tapi tempat ini sangat fenomenal dan wajib dikunjungi bila ke Xi`an.

Untuk menuju ke gerbang masuk utama masih harus berjalan kaki selama 15 menit atau naik electric car selama 5 menit dengan membayar seharga CNY 5. Kami memilih untuk berjalan kaki melintasi sebuah taman yang asri dengan latar belakang bukit-bukit yang indah. Di belakang kami terlihat serombongan turis bule lengkap dengan bendera milik pemandu wisatanya. Mereka masih tampak muda-muda, namun memilih untuk menggunakan jasa dari sebuah agen travel lokal. Biasanya bule-bule sangat mandiri dan lebih suka bepergian sendiri.
“Tengok Mol, bule aja gak pede ke China sendirian, susah kali komunikasinya”, ujar suamiku sambil senyum-senyum.
“Hahaha… iya bang, berarti kita lebih jago dari bule tadi”, balasku ketawa.

Sepanjang jalan menuju ke gerbang utama kita bisa menyaksikan daun-daun yang mulai berubah warna pada musim gugur ini. Ini adalah pengalaman pertama kami menikmati musim gugur (fall) di China. Indah sekali. Daun-daun ini akan seluruhnya berubah warna saat memasuki penghujung musim gugur, sebelum tiba musim dingin.



Seperti biasa sebelum memasuki tempat wisata pengunjung wajib melewati security check terlebih dahulu sambil men-tap tiket ke dalam mesin.

Terracotta Warriors and Horses atau dikenal juga dengan nama Terracotta Army merupakan penemuan arkeologi yang fenomenal sepanjang masa dalam sejarah China. Kisahnya berawal dari 2 orang petani dari desa Xiyang yang secara tak sengaja menemukan situs ini di lahan pertanian milik mereka pada tahun 1974 silam.
Tahun 1976 Pemerintah China segera melokalisir area tersebut sebagai bentuk perhatian penuh dari pemerintah dan membuat sebuah museum di atas penemuan situs tersebut. Penemuan ini cukup menghebohkan dunia internasional. Kini tempat ini diklaim sebagai museum militer bawah tanah yang terbesar di dunia. Selain itu UNESCO juga mengakuinya sebagai warisan budaya dunia pada tahun 1987.
Museum ini meliputi area seluas 16.300 meter persegi dan dibagi menjadi 3 Pit yakni Pit 1, Pit 2, serta Pit 3. Penomoran ini menandai urutan penemuannya. Pit 1 adalah yang terbesar dan pertama kali ditemukan. Pit 1 pertama kali dibuka untuk umum pada Hari Nasional China yang jatuh pada tanggal 1 Oktober 1979. Pit 2 yang berada 20 meter di sebelah Timur Laut dari Pit 1, ditemukan pada tahun 1976. Ini diresmikan pada tahun 1994. Sementara Pit 3 yang berada 25 meter sebelah Barat Laut dari Pit 1, juga ditemukan pada tahun yang sama yakni 1976.
Pengunjung bebas ingin memasuki Pit yang mana terlebih dahulu. Kami berdua memasuki Pit 2 sebagai permulaan. Disini berisi tentang diorama sejarah ditemukannya prajurit-prajurit tersebut serta patung kaisar yang dibuat dengan teknik 3D.





Setelahnya kami memasuki Pit 3 yang berukuran lebih kecil. Di lokasi ini terlihat masih banyak sekali patung-patung prajurit dalam kondisi yang tercerai-berai.





Pit 1 adalah lokasi penemuan situs pertama. Patung prajurit beserta kudanya paling banyak ditemukan di area ini. Bentuk bangunan Pit 1 hampir menyerupai hanggar pesawat, dengan luas 14.260 meter persegi. Walaupun banyak patung prajurit ditemukan di tempat ini namun proses penggaliannya masih terus berlangsung hingga kini. Wow… sudah lebih dari 40 tahun ya? Diduga banyak patung yang masih terkubur dan belum berhasil ditemukan. Saat ini baru sekitar 2000-an patung yang berhasil digali.
Kaisar Qin Shi Huang sebagai kaisar pertama yang mempersatukan China di bawah satu dinasti, mempunyai banyak prestasi selama ia berkuasa pada tahun 221 hingga 210 SM. Ia membangun beberapa penggal pertama Tembok Besar, membakukan sistem tulisan, mata uang, dan ukuran negara ini.
Sejak Kaisar Qin naik takhta, ia telah mempersiapkan dirinya untuk kembali ke alam baka dengan memerintahkan pembangunan kompleks makam seluas 90 km persegi. Diperkirakan 700.000 buruh bekerja untuk membuat kompleks ini dan membutuhkan waktu selama 30 tahun untuk menyelesaikannya. Disanalah juga pasukan tentara dan kuda tanah liat dibuat sedemikian rupa.
Patung prajurit dibuat dengan tinggi berkisar antara 1.73 meter hingga yang tertinggi 2,5 meter. Sebagian besar patung menghadap ke Timur, arah ibukota kerajaan. Semasa hidupnya kaisar memiliki pasukan perang terkuat, dan ia menginginkan pasukan yang sama tangguhnya ketika ia mangkat. Tentara yang berjumlah ribuan itu dimaksudkan untuk melindungi sang Kaisar selama-lamanya.

Saat memasuki Pit 1 pengunjung akan disajikan pemandangan yang memukau. Ribuan pasukan tanah liat seukuran manusia dicat, lalu dikubur untuk menjaga makam Kaisar pertama China, Qin Shi Huang. Amazing !


Patung monokromatis yang dilihat di dalam museum dulunya adalah patung yang berwarna-warni. Sisa cat yang melekat pada patung menyiratkan warna-warni yang berani saat dikuburkan lebih dari 2200 tahun silam.
Karena terkubur selama ribuan tahun warna cat tersebut tidak bertahan akibat terpaan waktu dan terpapar udara kering saat tempat itu ditemukan dan digali. Setidaknya ada beberapa ragam warna yang melekat pada patung yang berasal dari berbagai jenis bahan. Warna merah (sinabar), ungu (sinabar dan barium tembaga silikat), hitam (arang), merah tua (besi oksida), biru (azurit), hijau (malakit), dan putih (tulang yang dibakar pada suhu tinggi).
Setiap patung tak ada yang sama wajahnya. Gaya rambut dan hiasan di kepala mencerminkan hierarki pasukan. Tentara memakai topi sederhana atau rambut digelung di atas kepala. Perwira memakai topi yang dihiasi desain ornamen dan dibuat menurut urutan pangkatnya. Sebagian besar patung ini mewakili pasukan jalan kaki, tentara, dan pemanah. Sekitar 48 patung adalah pengendara kereta perang dan perwira dengan berbagai pangkat. Luar biasa ya? Aku sampai takjub !
Walaupun pasukan-pasukan ini hanya berbentuk patung, tapi mereka dibekali oleh senjata perunggu sungguhan. Hal ini ditandai dengan ditemukannya ratusan pedang, pemicu busur silang, dan lebih dari 40.000 mata panah.

Ada 5 pintu masuk yang miring (seperti foto dibawah ini) pada empat sisi lubang masing-masing, untuk membangun lubang (Pit) pada periode Qin. Setelah pembangunan lubang itu selesai, maka pintu masuk segera disegel dengan pilar-pilar kayu.

Lalu kenapa patung-patung itu bisa hancur berkeping-keping? Ternyata pada tahun 206 SM, 4 tahun sesudah Kaisar mangkat, ada pemberontak yang menjarah dan membakar kuburannya. Langit-langit kayu yang hangus pada lubang dan lapisan tanah liat, serta tanah yang berada di atasnya ikut ambruk. Semuanya hancur.
Kini pengunjung bisa melihat para arkeolog dan seniman yang bersenjatakan perkakas khusus tengah bekerja di bagian belakang Pit 1 untuk menyatukan setiap kepingan yang ditemukan untuk disatukan kembali menjadi wujud patung yang utuh. Mereka bekerja untuk menghidupkan kembali pemandangan kuno yang telah silam. Benar-benar pekerjaan yang menguras waktu, tenaga, dan pikiran.



Tak terasa kami sudah menghabiskan waktu sekitar 3 jam di sana. Hari sudah siang dan perut terasa lapar. Sambil berjalan ke arah luar aku melihat banyak sekali penjual souvenir dan kios-kios makanan. Kami memilih untuk makan siang di KFC yang ada di sana. Sepotong fish burger dan french fries cukup untuk mengganjal perut siang ini.
Usai makan, aku dan suami masuk ke salah satu toko penjual souvenir. Kurang lengkap rasanya bila tidak membawa pulang beberapa cenderamata. Diperlukan keahlian menawar tingkat tinggi bila tak ingin merogoh kocek dalam-dalam. Prinsipnya, harus tega ! Hahaha.






Puas rasanya berkeliling di tempat yang fenomenal ini. Aku mendapat pelajaran berharga hari itu. Sesuatu yang mustahil untuk dilakukan bila dikerjakan dengan serius dan sungguh-sungguh pasti akan berhasil juga. Ya, seperti proses pembuatan patung-patung tadi. Kami lalu berjalan kaki lagi menuju terminal bus untuk kembali ke tengah kota Xi`an. I`m so happy today !
- 3 Cara menuju ke Museum of Terracotta Warriors and Horses :
1). DariXi`an Railway Station : Naik kereta subway Line 1 ke Wulukou, keluar di Exit D dan berjalan kaki ke Utara sejauh 700 meter untuk mencapai stasiun. Temukan letak East Square (terminal bus turis), lalu antri untuk naik Tourism Bus no 5 (306) yang berwarna abu-abu dengan 45 jumlah kursi. Perjalanan : 1 jam. Biaya : CNY 7 (bayar di dalam bus kepada kondektur).
— atau —
Naik bus no 307 dari pintu Selatan Tang Paradise, keluar di Bing Ma Yong(Terracotta Warriors) Station. Biaya : CNY 8.
2). Dari Xian North Railway Station : Ada free Shuttle Bus antara stasiun ini dengan Terracotta Museum. Berangkat dari stasiun : jam 08.00-16.00. Kembali dari museum : jam 10.30-19.30. Perjalanan : 1 jam. Syarat Free Shuttle Bus : Tunjukkan tiket KA pada hari ketibaan dan tiket masuk ke atraksi apapun dari Lintong –> nanti kita akan mendapatkan BoardingPass/Card. Saat ketibaan di stasiun KA, kita bisa membeli tiket Lintong Attractions di Tourist Service Center di lantai basement di stasiun KA.
3). Dari Lintong District : Ambil bus no 914 (warna biru tua), 915 (warna hijau) atau Special Line 101, lalu keluar di Terracotta Museum. Perjalanan : 15 menit.
- Tiket masuk Museum : CNY 150 (1 Maret – 30 November), CNY 120 (1 Desember – akhir Februari)
- Jam buka : jual tiket 08.30-17.00 (stop check in jam 18.00) –> 16 Maret-15 Nov, jual tiket 08.30-16.30 (stop check in jam 17.30) –> 16 Nov-15 Mar
Baca sebelumnya : Bell Tower dan Drum Tower, Dua Menara Bersejarah Kota Xi`an
The travel impulse is mental and physical curiosity. It`s a passion. And I can`t understand people who don`t want to travel (Paul Theroux)
*Foto-foto ini diambil menggunakan smartphone Samsung Galaxy S6, kamera mirrorless Fujifilm XM-1, dan action camera GoPro Hero 4 (semua di-resize).
Keerenn ya kak,, aku udah liat sih dari kecill,,, tapi di majalah Bobo.. hahah 😀
LikeLike
Hahahaha.. aku juga baca Bobo loh😀. Duluuuu😂
LikeLike
Kerennyaaaa. Berarti itu patung ya bkn tentara yg dikutuk kyk cerita the mummy :).
Kak molly request dong nulis ttg budget setiap liburannya.mulai dr pesawat hotel makan ole2. Heheye #banyak mau
LikeLike
Iya Win, itu patung yang sengaja dikubur bareng dengan makam Kaisar… aslinya gitu hehehe😀. Budget ya? Kepikiran juga siy aku mau nulis itu, ntar aku coba deh ya😀.
LikeLike
Baca yang bagian ranjau itu, bikin aku berhenti baca sebentar mbak ._. bisa ngebayangin gimana ilfilnya ada ranjau kayak gitu -_- apa susahnya sih ngeflush doang 😦 Bikin ilfil aja -_-
Dan, itu, yang patung-patung ._. suwer, aku takjub banget 😦 bisa loh ada yang begitu, dan nggak ada yang serupa pula :’) hebaaat banget ya :’
LikeLike
Ilfil bangeeeet Feb, dasar katrok mereka yah :(. Pengalaman buruk nemu ranjau ala rainbow cake gitu…. halaaah :p. Itu patung2 kayak hidup rasanya Feb, kebayang kalo malam kayak apa horrornya yah.. hahaha😀.
LikeLike
Katrok banget mereka mbak -_-
aaaaakh, ranjau rainbow cake :((( wwlwlw
Iyaa mbak ._. serem juga ngeliatnya ._. jangan2 kalau malam itu mata si patung bisa kedip2 genit mbak ._.
LikeLike
Bhahaha ga tega bilang rainbow cake sebetulnya, tapi sampe berlapis warna getoh apa lagi coba?? Huaaaaaa :((. Mudah2an tu patung gak kayak kejadian di film The Museum itu ya Feb, malem mendadak idup… hiiiiiiii !
LikeLike
Yaudah, rainbow eek mbak 😦 wkkw sedih aku wkwkwk
Wkwkwk ngeriii banget mbak kalau mendadak idup 😦 wkwkw
LikeLike
Hahaha… yodah jangan bayangin si rainbow jorse n patung idup deh, sama-sama mengerikan :p
LikeLiked by 1 person
Subhanallah. Tempatnya sangat indah Mbak. 😀 Jadi teringat film-film China gitu. Banyak yang pakai mirip patung-patung tersebut, tapi ukurannya sebesar manusia.
Untung aja gak salah turun dari bus ya? Ada yang bisa B. Inggris, BTW, ranjaunya jijay banget deh, Masa’ di tempat kaya’ gitu ada ranjaunya 😦
LikeLiked by 1 person
Iya mba… serasa kembali ke abad lampau China.. hahaha😀. Semua patung seukuran manusia, herannya gak ada yang kembar wajahnya. Di China ini emang problem bahasa mba, jaraaaang banget yg ngerti Inggris, tapi Alhamdulillah selalu ada aja yg nolongin☺. Kalo mba liat sendiri ranjaunya, yakin langsung muntah…. hueeeekkkk😣
LikeLike
Ih … amit-amit deh Mbak >,<
LikeLike
Parah mba.. paraaah😣
LikeLike
Kerennyoo, ini yang aku bilang waktu itu di artikel-artikel sebelumnya kak, huwaa untunglah diceritain juga Terracoota warriorsnya. Seru banget kayaknya jelajah museum ini, tapi masih kepikiran sama kamu nemuin ranjau itu kak =,=, susah ga sih nemu toilet yang bersih banget di sana ? :((
LikeLike
Terracotta warriors nya memang kece bangeeeett😀. Luar biasa bin takjub rasanya pas bisa ngeliat langsung. Seru.. seru… recommended buat dijelajahi sampe 3 jam.. hahaha. Cuma persoalan ranjau nih yg bikin puyeng, secara toilet umum di China termasuk parah. Pesing, trus suka ada apalah.. apalah gitu di dalam ruang toiletnya. Yg bersih cuma pas di Mutianyu Great Wall Beijing, kalo toilet yg di kompleks terracotta nya siy ga parah2 banget, masih manusiawi hihi. Emang problem nyari toilet yg beraih n layak kalo di China :(.
LikeLike
Itu aksara chinanya buat segel hantu bukan mba ? 😀
keren hasil fotonya, jadi kepengen juga rasanya difoto dkat patung” yang banyak itu 🙂
kunjungan prdana nih, salam kenal ya 🙂
LikeLike
Hehehe segel hantu kayak di film-film silat ya😀. Makasih udah mampir ya, salam kenal juga☺.
LikeLike
wow berasa jalan-jalan ke china…. patung2nya aku bayangin idup kayak film mummy itu hahaha
LikeLike
Hahaha… kalo patungnya idup horror juga ya mak😀
LikeLike
Wow, pengeen
LikeLike
Harus kesana mba😀
LikeLike
Waktu masih ngantor, atasan saya yang beberapa kali ke China sering cerita tentang ranjau itu. Katanya toilet di sana banyak yang kayak gitu. Duh, saya ngebayanginnya aja udah bikin males.
Itu patung-patung kayaknya enaknya dilihat rame-rame, ya. Kalau sendirian bikin takut juga hehehe
LikeLike
Bener mba, toilet di China rata-rata aromanya pesing, karena tong sampahnya model kebuka gitu. Kalo pas apes kayak aku ya nemu ranjau ala lapis legit… huhuhu :(. Tapi beberapa siy ada yang agak beradab mba :D. Bener juga, liat patung gitu jangan sendiri.. ngerih mba hehehe😀.
LikeLike
Wah mba aku lihat patung nya merinding banget, bayangin itu 30 tahunnya dan suka sama sejarahnya karena bukti nyata dinasti tersebut pernah hidup.
Oia, baca cerita pake aplikasi waze untuk nyari rutenya, aku belum pernah pakai aplikasi tersebut sih, btw kalo di pakai di luar negeri akurat ngga?
LikeLike
Patungnya nyeremin kalo malam kayaknya mba hihi, berasa bisa idup gitu😀. Itu juga yang bikin aku suka sama China, kaya sejarahnya, banyak peninggalan dari tiap dinasti. Btw Waze lumayan membantu mba, aku kombinasi sama Google Maps juga. Tapi lebih akurat Google Maps menurutku☺.
LikeLike
Agak agak jijay bawa bawa kakus hehehe.. Tapi bener tuh mba, aku juga kalau travelling suka pakai paket tour gitu, alasannya sih gak ribet dan tinggal aman nya aja. Takut nyasar, aku juga belum pernah nonton film the mummy hehehe.. Tapi museum nya aku pernah tau sejarah nya :))
LikeLike
Jijay bajay mba kalo inget ranjau itu… hiks. Sesekali rupanya perlu juga nyasar biar perjalanan kita lebih berkesan hihihi. Museum Terracotta buat aku amazing banget deh, recommended😀.
LikeLike
Wooow kereem banget mbak, aku selalu suka baca blog mbak Molly, lengkap dan bikin iri pengen segera jalan-jalan. Tamannya keren dan asri, udah gitu museumnya asik banget yaa
LikeLike
Makasiiih mba😊. Traveling itu bikin nagih soalnya ya hahaha. Bener mba, museumnya luar biasa ih, takjub banget.
LikeLike
Hai mba! ini keren banget, masih belum ada kesempatan buat jalan kesini 😦 tapi niatnya mau jelajain Japan sampai habis mumpung lagi tinggal di Japan sama suami, mudah-mudahan bisa dapet semua hahah.. oiya, Terracot Warriors ini masuk kedalam bucket list travel saya, jadi makin mupeng abis liat foto-fotonya disini
LikeLiked by 1 person
Hi juga mba, waaah tinggal di Jepang sekarang? Di kota mana mba? Asyik beneeeerr, aku blm pernah ke Jepang hihi😀. Mumpung di Jepang puas2in eksplor deh ya. Moga2 one day mba bisa nengok Xi’an, trus aku bisa ke Jepang… hehehe. Aamiin :).
LikeLiked by 1 person
Iya sekarang sedang menetap di Tokyo, kalo kesini halo-halo ya 🙂
LikeLike
wooooowwww… museumnya spektakuler banget yaaa… a must visit!
LikeLike
Wajib hukumnya mba Pipit. Hehehe😀
LikeLike
Mbak Molly, cerita tentang Xian mantaps banget dan detail.
Waktu saya ke Nanjing pada Nov 2011 sdh punya planning pergi Xian via Beijing naik KA cepat ( pergi pagi pulang besok malam ), tetapi sayang sekali baatttaaal karena istri tidak mau ditinggal 1 malam saja ( padahal teman2nya banyak 20 orang , mereka sedang studi banding di Nanjing Univercity of TCM ), saya hanya jadi penggembira saja karena tidak belajar, tiap pagi hingga sore selama beberapa hari hanya jalan2 naik subway sekitar kota Nanjing dan juga sempat pergi pagi pulang malam ke Shanghai naik kereta CRH. Saya tidak bisa sama sekali bahasa Chinese, jadi andalkan Google Map dan peta Subway Nanjing & Shanghai serta baca2 pengalamanan orang. Mengenai ranjau “Yellow Cake” , saya sudah ngalamin di Nanjing , yang lebih seru kalau yang di tempat wanita b.a. kecil , bederet barengan….krn hanya berupa saluran spt got….ha..ha…ha ( ini cerita istri saya, kenapa tdk difoto yaa ??? ). Tetapi tahun berikutnya waktu ke Beijing, Mutianju Great Wall sdh lebih baik; juga pernah makan barengan dgn para sopir bus wisata , murah dan super kenyang. Jadi memang lebih enak pergi sendiri tanpa tour. Soal nyasar dan lain2….nikmati saja…..yang penting bawa uang recehan….hehehe. Saya mau tanya cara pesan tiket CRH ( china bullet train ) secara online dari Jakarta serta cara bayarnya? Mohon sharingnya bagi yang sudah pernah pesan.
LikeLike
Makasih udah mampir ke blog ku ya😀. Maaf agak telat reply. Pengalaman jelajah China memang seru ya mas, aku malah belum pernah ke Nanjing ataupun Shanghai hahaha. Banyak suka duka selama traveling di sana, apalagi bagian yang “kotor” nya itu… hiiiii. Kalau toilet di Mutianyu Great Wall termasuk salah satu yg beradab dan bersih ya mas, apalagi toilet yg di dalam (bukan pas di depan gerbang masuk utama). Oya, untuk pemesanan CRH secara online bisa coba di cek di web travelchinaguide(dot)com/china-trains. Itu memang bukan web resmi tapi milik salah satu penyedia tiket yg cukup terpercaya. Kendala utama pemesanan tiket langsung adalah kita gak punya local ID & setahuku web nya bertuliskan huruf Hanzi. Kami sendiri wkt itu memesan lewat salah satu kantor travel di hotel tempat menginap supaya gak ribet.
LikeLike
Keren banget mba molly… Detile seakan saya ikut berada di sana
Membantu banget saya untuk menyusun itenerary… Meakipun entah kapan perginya. Di catet dulu biar gak lupa.
LikeLiked by 1 person
Hai mba Dewi, makasih ya udah mampir :). Semoga bisa membantu perjalanan mba nantinya 😀
LikeLike
Diniatin banget aku pengen ke Xian.
LikeLike
Ayo mbaaaa… hunting-hunting tiket ke Xi’an. Ngga bakalan nyesel😀.
LikeLike
MashaAllah. Membaca tulisan ini, impian ke Xi’an tambah bergejolak. Lengkap banget info nya. Makasih Molly
LikeLiked by 1 person
Makasih udah membaca, Yuk Annie🥰. Semoga usai pandemi ini ada kelonggaran waktu dan rezeki buat ke Xi’an ya, Yuk. Aku aja pingiiiiin banget balik kesana lagi😀. The best lah!
LikeLike