Tak Pernah Bosan ke Penang (Bagian 4-Habis)

Tidak terasa sudah hari ke-4 kami berada di Penang. Ini adalah hari terakhir sebab nanti sore kami akan bertolak kembali ke Medan. Setelah berkemas-kemas dan langsung check out dari hotel pagi-pagi (kami menitipkan koper di resepsionis hotel agar nanti tidak repot lagi), kami berdua sarapan di tempat biasa. Kali ini aku dan suami memesan Roti Sardin + Karee + Teh-O. Rasanya enak dan mengenyangkan.

Roti Sardin + Karee

Setelah sarapan, kami berjalan di sepanjang Penang Road. Disana banyak terdapat toko kamera, yang harganya lebih murah daripada membeli di dalam mall. Barang yang suamiku cari akhirnya ditemukan disana. Sesudah itu kami mengisi waktu dengan berkeliling naik Free Shuttle Bus menuju Weld Quay, sambil memotret beberapa objek seperti Church Street Pier dan lain-lain.

Salah satu sisi Penang Road
Lorong di Weld Quay
Tanjong City Marina (Church Street Pier)

Karena tak ada rencana yang spesifik, kamipun menumpang Free Shuttle Bus lagi dari Jetty dan turun di halte no.6 (Muzium). Disana ada Muzium Negeri Pulau Pinang (Penang State Museum). Saat memasuki museum, langsung terasa sejuk dan adem oleh AC, lalu kami membayar tiket masuk seharga RM1.00/orang. Sangat murah untuk tiket masuk sebuah museum yang sangat lengkap dan cukup luas (terdiri dari 2 lantai).

Penang State Museum

Suasana di dalam museum ini sangat tenang, terlihat beberapa orang turis asing sedang mengamati isi museum satu persatu. Salut untuk mereka yang gemar ke museum, sebab di dalamnya terdapat rangkaian sejarah dan pengetahuan tentang suatu tempat. Kenapa ya orang Indonesia jarang yang suka berkunjung ke Museum? Mereka lebih suka belanja ke mall… hehehe.

Yang aku suka dari museum ini adalah susunan nya yang sangat teratur, memudahkan kita untuk memahami sejarah dan pengaruh berbagai etnis (Melayu, China, India serta percampuran Melayu dengan China yakni Kaum Peranakan) di Malaysia ini. Tempat yang recommended untuk yang ingin tau tentang sejarah di Penang.

Lorong di Museum yang terdiri dari banyak ruangan

Memotret di cermin

Kereta yang ditarik oleh manusia zaman dahulu
Tekat Manik Nyonya
Diantara foto-foto sejarah
Kopitiam di Penang
Suasana ala Kopitiam
Ternyata begini money changer zaman dulu ya..

Gedung Mahkamah/Pengadilan yang berada di depan Penang State Museum

Setelah puas berkeliling dalam museum, kami kembali ke KOMTAR dengan Free Shuttle Bus. Selanjutnya kami mampir di Kafe Penang Road Famous Teochew Chendul di KOMTAR Walk. Kamipun sekaligus makan siang disana dan memesan Asam Laksa plus Ice Kacang with Single Ice Cream. Laksa disini mantap rasanya ! Apalagi Ice Kacangnya… hmmm… enak banget !

Setiap ke Penang kami “wajib” makan disini
Asam Laksa (RM 5.00)
Ice Kacang with Single Ice Cream (RM 4.30)

Usai makan kamipun kembali ke hotel untuk mengambil koper yang dititipkan tadi pagi, lalu menuju Terminal Bus KOMTAR menunggu bus 401E menuju airport. Bus ini memang tak muncul dengan seketika, maka dari itu aku dan suami sudah prepare untuk menunggu sekitar 40 menit.

Sambil menunggu, aku sempat mengobrol dengan seorang wanita disebelahku yang ternyata juga orang Indonesia (dari Jawa) namun menetap di Penang karena menikah dengan orang Penang. Lalu juga ada satu keluarga dari Medan ikut menunggu bus itu, karena bus adalah transportasi paling hemat menujuairport (hanya RM 2.70/orang) dibandingkan taxi sekalipun. Kalau barang bawaan minimalis sih lebih enak naik bus aja… hehehe.

Setibanya di airport, sambil menunggu waktu untuk check in, aku dan suami duduk-duduk sebentar diO`Briens Irish Sandwich Cafe, suamiku memesan Black Coffee dan Chocolate Muffin, sementara aku memesan Blueberry Muffin dan Ice Chocolate.

O`Briens Irish Sandwich Cafe
Blueberry Muffin dan Ice Chocolate

Setelah melewati imigrasi dan menunggu di boarding room, ternyata pesawat yang akan kami tumpangi mengalami keterlambatan selama 1 jam ! Hanya bisa menunggu hingga akhirnya sekitar jam 6.30 sore pesawat bertolak menuju Medan.

Bersiap untuk take off… Bismillah…
Terlihat Penang Bridge saat pesawat take off

Penang memang tak pernah membosankan bagiku dan suami, selain karena jaraknya yang dekat dari Medan, suasana kotanya yang tenang membuat kami merasa betah dan nyaman. Sampai ketemu lagi di lain waktu!

“Makasih ya Bang, untuk liburan singkatnya… “

Yuk, silakan berkomentar disini. DILARANG meninggalkan link hidup di kolom komentar.

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s