Kalau saja kerinduan akan kehangatan kota Yogyakarta tak memanggilku untuk datang, barangkali kaki ini masih terus menunda rencana. Tapi entah mengapa aku merasa harus menebusnya di bulan Mei ini. Bukankah menangguhkan niat akan menjadi sesuatu yang kelak bakal disesali?

Penerbangan siang dari Medan terasa menyenangkan kalau saja tak ada gangguan kecil seperti jeritan histeris dari seorang bocah yang duduk sekian baris di belakang. Setelah pesawat lepas landas sontak ia berteriak kencang dan menjerit-jerit tidak terkendali. Sang ibu yang duduk persis di samping si anak bahkan gagal menenangkannya.
Aku sempat dua kali menoleh ke belakang karena merasa terganggu. Kulihat seorang pramugara pun tengah berupaya menarik perhatian si anak agar ia tenang. Sayangnya usaha tadi tidak berhasil.
Beruntung keributan tersebut hanya berlangsung selama dua puluh menit. Aku tidak bisa membayangkan bila sang anak menjerit di sepanjang penerbangan. Pasti seluruh penumpang bakal kesal karena tak bisa beristirahat.
Begitu pesawat mendarat dua setengah jam berikutnya, aku rasanya tak sabar ingin segera menengok kota Yogyakarta. Dengan menumpang taksi online dari luar bandara, aku langsung menuju ke tujuan pertama yakni favehotel Malioboro.
Matahari tengah bersinar terik sewaktu aku tiba di wilayah Kotabaru, Malioboro. Padahal waktu sudah hampir sore. Setelah menempuh perjalanan tanpa macet, laju mobil mulai melambat begitu memasuki halaman hotel yang dituju.
Favehotel Malioboro tidak terletak di tepi jalan utama Malioboro seperti yang diperkirakan banyak orang. Lokasi tepatnya berada di Kotabaru, Gondokusuman yang tak jauh dari ruas jalan Malioboro itu sendiri. Aku pun sempat agak terkecoh saat berselancar mencari pilihan penginapan seputar Malioboro. Hotel ini ternyata berjarak sekitar 500 meter dari Monumen Tugu dan 1,1 km dari jalan Malioboro.
Sebuah bangunan tinggi bernuansa merah muda langsung menyambutku saat keluar dari pintu mobil. Di sisi luar, skuter merah muda yang cantik menjadi pemikat pertama sebelum memasuki lobby yang berukuran tidak terlalu luas.

Sofa berukuran sedang dan sebuah meja disediakan sebagai tempat untuk menunggu. Persis di sebelahnya terdapat pula sebuah stall yang menyediakan Gelato Italian untuk para tamu yang ingin membeli dessert dengan berbagai varian.


Kursi berdesain modern minimalis berwarna merah muda menjadi aksen mencolok dari ruang lobby utama ini. Bukan favehotel namanya bila tidak menampilkan warna khas miliknya.

Sentuhan etnik turut hadir lewat lembaran-lembaran kain batik yang terbentang dan berfungsi sebagai partisi dengan Lime Resto. Selain itu, koleksi batik di toko suvenir terbuka berlabel Axura ikut menegaskan nuansa tradisional yang ingin diusung.

Keramahtamahan resepsionis yang bertugas langsung dapat aku rasakan sewaktu hendak check in. Petugas favehotel dengan cekatan memberikan layanan yang membuat tamu langsung merasa homey. Keramahan khas warga Yogyakarta.
Mataku langsung tertuju pada foto monokrom menyerupai lukisan di sepanjang dinding saat berjalan melewati koridor sebelum menuju lift. Membuatku merindukan beberapa lokasi di kota ini, termasuk Pasar Beringharjo seperti yang ada di dinding tadi. Saking asiknya mengamati aku bahkan sampai lupa memotretnya!
Kamar modern nan cantik
Favehotel terdiri dari 3 lantai dengan total jumlah kamar sebanyak 75 kamar, yang terdiri dari 69 kamar Standard dan 6 kamar Deluxe. Karena hanya menginap sendiri, aku cukup memilih kamar Standard untuk 4 malam kunjunganku di hotel ini. Toh fasilitas di dalam kamarnya juga tidak terlalu banyak perbedaan.
Berada di lantai 2, kamar berukuran 18m² tersebut terkesan mungil walau tidak sempit sama sekali. Tipe kamar seperti ini cocok untuk tamu yang tidak membawa barang bawaan terlalu banyak. Aku sendiri cuma membawa sebuah koper berukuran sedang dan backpack merah kesayangan.

Sebuah jendela di sudut ruangan cukuplah untuk menangkap cahaya dari luar. Membuat suasana di dalam kamar menjadi tidak suram. Meja kayu kecil dan sebuah kursi memberi kesan minimalis yang kuat.
Yang paling menarik dari rancangan kamar ini adalah adanya ornamen batik berwarna merah muda di bagian bed-head yang memikat. Sontak aku seolah menemukan spot untuk berfoto yang cantik dan Instagramable! Walau berhiaskan corak batik namun kesan modern dan energik tetap tertangkap.
Sebuah ranjang berukuran Queen dengan kasur empuk langsung membuatku ingin segera merebahkan diri. Tapi eits, harus foto-foto dulu dong sebelum berantakan. Bed sheet putih terasa sangat kontras dengan tambahan dua buah bantal untuk bersandar dengan tulisan fave by aston. Di samping kanan dan kiri juga tersedia semacam nakas yang dilengkap dua buah lampu untuk penerangan tambahan.



Walau jenis kamar Standar ini tidak dilengkapi dengan minibar, ketel listrik beserta gula, teh dan kopi sachet sebagaimana umumnya, aku merasa cukup puas dengan fasilitas yang ada. Lagipula di setiap lantai hotel tersedia sebuah water dispenser yang terletak di samping lift untuk dimanfaatkan oleh para tamu yang menginap.
Tersedianya TV LED 32 inch dengan 40 saluran yang terpasang di dinding, fasilitas WiFi yang mumpuni, juga pendingin udara yang bekerja dengan baik membuat waktu istirahat terasa menyenangkan.

Di ujung sudut dari tempat tidur tersedia gantungan baju yang dilengkapi beberapa buah hanger. Mengingat ukuran kamar yang tidak terlalu luas, tentu ini menjadi alasan kepraktisan daripada menyediakan lemari pakaian tertutup di salah satu sisi, kan? Bila memiliki barang berharga tamu yang menginap dapat memanfaatkan Safe Deposit Box yang tersedia di bawah gantungan baju.


Beralih ke kamar mandi, konsep modern minimalis selalu mensyaratkan luas area bersih-bersih yang mungil. Namun amenities seperti sikat gigi dan pasta gigi tetap tersedia di sana. Begitu pula complimentary air mineral sebanyak dua botol yang diberikan setiap hari.


Shower box dilengkapi dengan sebuah pancuran dan sabun cair yang juga berfungsi sebagai shampoo sekaligus. Air hangatnya mengucur cukup deras dan membuat rileks tubuhku yang penat karena perjalanan panjang. Kloset duduk yang bersisian dengan area mandi tampak bersih. Tak lupa tersedia pula dua buah handuk, sebuah tissue gulung dan tempat sampah.

Oh ya sambil menikmati waktu bersantai di kamar, tamu juga dapat memesan menu makanan dan minuman lewat jasa room service. Jadi tak perlu khawatir kelaparan kalau tiba-tiba diserang rasa malas. Hehehe.
Fasilitas yang ada di hotel
Lime Resto yang berkonsep modern dengan sentuhan tradisional terletak berdampingan dengan lobby di lantai 1. Ia hadir sebagai satu-satunya ruangan makan. Beroperasi mulai dari waktu sarapan pukul 06.00 – 10.00 Wib, hingga pukul 22.00 Wib untuk menemani makan siang dan malam setiap harinya. Kapasitasnya sih cukup banyak karena terdiri dari 120 kursi, baik di sisi dalam maupun sisi luar (outdoor).



Sayangnya kalau hotel kebetulan sedang diisi oleh rombongan tamu menginap yang menggunakan bus pariwisata, jangan harap bisa menikmati sarapan antara pukul 06.00 hingga 07.00 Wib. Rombongan tamu yang punya agenda perjalanan padat merayap tersebut serta merta memenuhi seluruh ruangan resto hingga tak tersedia lagi kursi. Padahal di salah satu hari aku berniat akan berangkat pagi menuju Solo. Terpaksa rencana tersebut tertunda karena harus antri hanya sekedar mendapatkan kursi untuk sarapan. Hiks.
Setiap kali berkesempatan menginap di hotel, aku selalu memerhatikan area makan berikut pilihan menunya. Menu yang tersedia di Lime Resto terbilang cukup beragam mulai dari menu Asia, Barat, serta Indonesia. Aku sempat mencicipi pilihan nasi kuning maupun nasi putih lengkap dengan pilihan lauk. Bagi yang tak suka makanan berat untuk sarapan, bisa memilih roti untuk di-toast. Ada juga salad lengkap dengan pilihan dressing-nya dan buah-buahan segar.


Tak ketinggalan bubur ayam, soto, dan sayur pecal hadir untuk memuaskan selera lidah Indonesia. Jus, kopi, dan teh tinggal diambil sepuasnya. Di sisi luar resto seorang Chef bertugas melayani tamu yang ingin menikmati olahan telur seperti omelette maupun mata sapi. Sebagai hidangan penutup kita bisa menikmati pilihan roti dan kue yang tersedia dalam jumlah cukup.

Cita rasa menu yang disajikan cukup sesuai untuk lidahku. Tidak ada yang perlu dikeluhkan sama sekali walau tak terlalu istimewa. Hanya saja akan lebih menarik bila pilihan menu yang tersedia bisa lebih ditingkatkan lagi variasinya untuk menghindarkan dari rasa bosan.
Fasilitas lain yang terdapat di favehotel adalah Punch Meeting Room di lantai 1. Ruang rapat ini dapat dipakai dengan berbagai jenis pengaturan sesuai kebutuhan dan berkapasitas maksimal sebanyak 150 orang bila diatur berbentuk teater. Sayangnya karena saat aku menginap di sana ruangan tersebut kerap diisi oleh peserta rapat sehingga aku tak dapat memotretnya.
Bagi para tamu yang menginap juga tersedia layanan Axura Day Spa, yakni layanan pijat di dalam kamar mulai pukul 09.00 hingga 21.00 Wib. Lumayan banget untuk menghilangkan pegal-pegal dan mengembalikan kebugaran tubuh.
Walau aku pribadi tidak sempat memanfaatkan, di hotel ini tersedia layanan Antar-Jemput Gratis ke jalan Malioboro. Kalau memang berencana ingin ke sana, tak ada salahnya mencoba layanan gratis ini, kan?

***
Hadirnya budget hotel yang mengusung konsep modern seperti favehotel Malioboro Yogyakarta membuat pengalaman menginapku jadi menyenangkan. Pelayanan baik dari para staf hotel dan sisi keramahan khas warga Yogyakarta tentu merupakan kenangan yang tidak ingin dilupakan.

Sebagai salah satu hotel dengan jaringan internasional terkemuka dari Archipelago International Hotels, Resorts and Residences, favehotel Malioboro layak untuk dijadikan preferensi tempat menginap bila berkunjung ke Yogyakarta. Letaknya yang strategis juga membuat hotel ini cukup menarik untuk diinapi.
Pada saat menginap di tanggal 9 Mei hingga 13 Mei 2018 lalu, harga kamar Standard IDR 425.799/net/malam dan total room rate sebesar IDR 1.703.196 yang kupesan melalui OTA, sepadan dengan semua fasilitas, kenyamanan, serta privacy yang aku inginkan. Kasur empuk dan kamar kecenya jadi nilai tambah yang membuatku tak menyesal sudah memilih hotel ini sebagai tempat menginap.

Kalian ada yang sudah pernah menginap di sana? Sharing pengalamannya, yuk.
*Note : Artikel ditulis berdasarkan pengalaman pribadi menginap selama 5 hari 4 malam dan bukan merupakan sponsored post.
favehotel Malioboro
Jl. I Dewa Nyoman Oka No.30, Gondokusuman, Yogyakarta 55224
Ph. +622742923777
Email : malioboroinfo@favehotels.com
Instagram : @favehotelmalioboro
Malah blm bobok sini..
LikeLiked by 1 person
Hotelnya asik, Mas. Ngga terlalu gede tapi nyaman☺
LikeLiked by 1 person
Hotel baru tampaknya ya?
Keren…keren..keren..
LikeLiked by 1 person
Ngga baru sebetulnya, tapi memang terawat hotelnya☺
LikeLiked by 1 person
Owh ya? Thanks infonya..👌👍👍
LikeLiked by 1 person
Iya, sama-sama☺
LikeLiked by 1 person
Maaf Molly, boleh bagi2 ilmu dan tipsnya agar mendapatkan sponsored post? Terus bagaimana kiat2 penulisan yg baik tuk sponsored post tersebut?
Terima kasih
LikeLiked by 1 person
Ngga ada tip sebetulnya siy. Cuma rajin update konten yang bagus dan original, dan share ke sosial media. Kalau kiat-kiat ngga ada yang khusus juga. Lebih mengalir dan jujur aja nulisnya.
LikeLiked by 2 people
Sipz..ok deh Molly thanks. 👌👍
LikeLiked by 2 people
standar fave biasanya bersih2.. apalagi malioboro, jejeran ne ya banyak hotel lain.. 😀
LikeLiked by 1 person
Iya bersih dan apik budget hotel. Menyenangkan nginap di sana☺
LikeLiked by 1 person
Jadi lebih tepatnya hotel ini ada di daerah Kotabaru ya, bukan Malioboro. Aku suka banget sama vespa pink dan ornamen batik berwarna pink di headbar. Ide kreatif dari Fave dengan tetap mempertahankan identity color-nya.
Kalo yang kamar Deluxe ada fasilitas minibar nggak, mbak?
LikeLiked by 2 people
Iya betul, di Kotabaru. Memang favehotel selalu unik ya, di setiap kota tetap ada ciri khasnya. Kalau soal warna pink itu, udah jadi identitas banget ya, Mas. Oya untuk tipe kamar Deluxe ada tersedia minibar☺.
LikeLiked by 3 people
Buat aku yang sering traveling bekerja, Favehotel memang jad pilihan, sebab disetiap kota selalu ada di pusat bisnis, Designnya yang stylish fresh minimalis yang buat nyaman. dan satu lagi, biasanya ratenya pas!
Tar kalau ke Jogja, harusnya hotel ini jadi pilihan ….
LikeLiked by 2 people
Betul, Bang Jim. Lokasinya strategis dan selalu di pusat bisnis. Akses mudah kemana-mana. Aku juga suka sama hotel yang fancy dan stylish model begini. Soalnya banyak spot cantiknya. Dan yang penting rate-nya cocok sama kantong😀
LikeLiked by 2 people
kamarnya bernuansa batik2 gitu, sukak
belum pernah nyiba nginep sini mbak, tp bisa jadi masukan dulu lah. Hotel jogya keren2 semua soalnya
LikeLiked by 2 people
Hotelnya memang keren walau termasuk budget hotel. Dan yang spesial ada ornamen batik di dalam kamarnya☺.
LikeLiked by 2 people
Cakeps ya mba Molly hotelnya.. Warna pinknya itu lhoo bikin gemes banget.. 😀 Aku suka nih sama hotel yang nyediain layanan shuttle ke tempat wisata populer, kayak hotel ini ada shuttle ke Malioboro ya.. 🙂 Nah, aku tuh suka lupa banget kalo nginap di hotel udah keburu rebahan di kasurnya eh tapi belum difoto.. Keburu kusut deh.. hahaha.. 😀
LikeLiked by 2 people
Salah satu alasan pingin di sana ya karena hotelnya gemesin gitu😀. Dan asiknya ada shuttle ke Malioboro, Mba Dita. Lain kali begitu buka pintu kamar inget langsung keluarin kamera atau smartphone buat jepret-jepret sebelum ngapa-ngapain. Hahahaha😂
LikeLiked by 1 person
[…] Baca juga : [Review] favehotel Malioboro Yogyakarta : Budget Hotel dengan Lokasi yang Strategis […]
LikeLike
Wah, lengkap dan menarik sarapannya. Tampaknya lebih variatif daripada Amaris. Sayangnya klo ke Jogja jarang nginap di hotel, karena keluarga tinggal di sana. Baru 2x nginep di hotel di Jogja, di Novotel jl Sudirman, agak jauh sih dari Malioboro. Btw, Fave Malioboro tampaknya OK 👍
LikeLiked by 1 person
Hehehe barangkali sesekali perlu juga nyoba nginep di sana kalau ke Yogya lagi. Untuk suasana baru walau keluarga tinggal di kota itu😊
LikeLiked by 2 people